Oleh: Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223) 18 tahun yang lalu
Sedikit berbagi ilmu pemotretan HSP yang kemarin saya Upload yang berjudul Ber-Adu Ide ini bermula ketika sholat jumat dimasjid dekat kantor, ketika melihat tirai/gorden masjid sebelum azan tiba, jadi teringat dengan proyek yang sebelumnya gagal yaitu pemotretan lampu yang pecah tapi sesaat sebelum pecah lampunya menyala (kalau yang tidak menyala atau menyala terus sudah berhasil- lihat foto di gallery saya folder hsp tahun 2004) . beberapa hari sebelumnya saya coba utak-atik dengan cara : 1. output sensor dihubungkan ke kamera (bukan ke flash) lewat pin remote (ada info nggak cari konektor remote yang murah untuk 20d), tetapi karena kamera 20D saya mempunyai shutter Lag 65 ms (dari spek 20d) atau sekitar 1/15 detik maka moment pecahan sudah agak tertinggal, terutama filament sudah keburu putus. Masalah lain shutter lagnya sering kali tidak konsisten (sering lebih dari ¼ detik) ini mungkin karena ketidak cocokan system sensor suara digunakan untuk mentriger kamera (dibutuhkan suara yang sangat amat keras, agar respon untuk mentriger kamera cukup), tetapi jika saya menggunakan sensor gerak dan moment yang diambil agak lambat hal ini tidak masalah (seperti memotret cipratan air karena benda jatuh), sehingga tidak dibutuhkan ruangan yang gelap untuk memotret karena kecepatan kamera bisa pilih ke 1/250 detik (sesuai kecepatan maks sinkronisasi kamera) 2. Memakai 2 buah sensor suara, satu sensor suara yang diberi delay untuk mentriger flash satu sensor lagi untuk meng-on-kan relay yang akan menyalakan lampu bohlam 220Volt. Permasalahannya disini ternyata relay magnetic juga mempunyai delay/ time lag sehingga ketika relaynya on, filament lampu sudah keburu putus karena lampunya meledak, memang terkadang sempat menyala karena filament lebih tahan, tapi tidak bisa dipastikan tingkat keberhasilannya. 3. memakai 1sensor suara dan satu sensor gerak. Sensor gerak untuk mendeteksi gerak lampu sehingga ketika hampir jatuh (dan pecah) sensor ini akan meng-on-kan relay. Permasalahannya adalah karena bantingan lampu memakai tangan, ketepatan jatuh lampu tidak dapat dipredeksi (sanagt bergantung keahlian pelempar) jika sedikit meleset sensor gerak tidak bekerja. 4. Dari melihat rel tirai/gorden masjid maka saya merakit sistem rel untuk gerak lampu dan switch kontak (bisa juga menggunakan sensor gerak), dengan system ini maka kita dapat menyetel berapa lama lampu menyala sebelum pecah. Lalu jatuhnya lampu lebih akurat tempatnya sehingga pencahyaan dan focus kamera dapat lebih presisi. Lampu juga saya hubungkan denagn rangkaian dimmer. Sehingga saya bisa memilih kecerahan lampu Selamat mencoba Jaya
Oleh: Siryogi Ansyah FM (14897) 18 tahun yang lalu
Makasih banget infonya ... sangat bermanfaat ...
Oleh: P. Theodor Sudarja, THEO (2831) 18 tahun yang lalu
kesetrum ngak ya... 8->
Oh, iya di gambar kan ada tulisan-tulisan untuk menerangkan masing-masing objek ... gimana kalo mas Jaya menjelaskan masing-masing fungsi komponen tersebut ... soalnya kurang mudeng memahami penjelasan sebelumnya ...
Oleh: Budi Prasetyo (5481) 18 tahun yang lalu
Kang Jaya ini Potograper juga Enngginer...:)) :)) Hebat2 ....kang Jaya... Informasi yang sangat berguna.. Thanks for sharingya..
ini foto lagi test pencahayaan dari belakang dan depan, keliatan tangan lagi ngetok kaca untuk mentriger sensor suara mengenai keterangan dan uraian panjang lebar nanti saya mau buat dan akan dimasukan di ruang artikel, jadi biar mejengnya lebih lama tidak cepat tergusur. tapi mungkin baru senin depan sempatnya. sekarang lagi sibuk buat persiapan Workshop.
Oleh: Budi Hermawan (83646) 18 tahun yang lalu
Hebat Pak Jaya... ditunggu artikelnya.
Oleh: Hedi Priamajar (49168) 18 tahun yang lalu
Kang Jaya, nanti kalo saya ke Bandung boleh ya berguru ?