Oleh: Sri Sadono (6718) 18 tahun yang lalu
Sedikit terlambat samapi di Istiqlal, untung masih kebagian moment. Karena tembap pembagaian nya di lantai dasar, gelap, kebanyakan foto diambil memakai built in flash, atau memanfaatkan lampu tungsten dr video kamera yg dipakai oleh jurnalis lain yg ada di tempat pembagian kurban. Foto diambil dari pagar luar, dimana pemilik kupon dan yang tidak mengantri di tempat yang sama. Seperti inilah suasana di saat mereka menunggu gerbang dibuka.
Setelah minta ijin petugas kurban, dapt mengambil angle dari dalam.
Wajah-wajah mereka
Tidak sedikit pula anak-anak yang hatus beradu otot dengan orang dewasa.
2 foto berikut diambil dari high angle. Bisa dilihat bagaimana seorang ibu yang juga menggendong anaknya berdesak-desakkan di tengah kerumunan sebelum berhasil masuk ke gerbang.
Gerbang ditutup lagi stetalh dapat memasukkan 20 pngantri yang memegang kupon. Petugas kurban harus beradu kuat dengan pengantri yang terus ingin merangsek maju.
Kalau mereka terdesak, polisi pengamamanan pun ikut turun tangan.
Karena tempat yang panas, dan udara yang pengab, ada pengantri yang sampai jatuh pingsan.
Wajah mereka sudah tidak bisa lagi tersenyum walaupun mereka bisa mendapatkan daging kurban. Mereka sudah menggunakan tenaganya untuk mengantri
Oleh: Dian Rosita (2450) 18 tahun yang lalu
cakep mas liputannya, kl ngeliat fakir miskin lg duduk2 di selasar istiqlal sembari nunggu jatah rasanya seperti pemandangan di Calcuta
Oleh: Petrus Suryadi (85030) 18 tahun yang lalu
wah.. saya lihat mas lagi shot ini moment di Metro TV selasa malam.. :) Kasihan juga sampai ada yg terjatuh segala... :(
Oleh: Deria Lexon Aritonang, Derry (11757) 18 tahun yang lalu
Jempol liputannya Sri...
Oleh: Jusuf Arief (13193) 18 tahun yang lalu
thanks for sharingnya..foto2 yg menarik.. cuma bisa ngelus dada.. kapan ya kita bisa melakukannya dengan baik..
Oleh: Widodo T. Wibowo, Dodo (2316) 18 tahun yang lalu
Liputannya yg menarik mas Sri...pemandangan yang sangat menjadi biasa di sekitar kita soal kemiskinan, semoga karena terbiasanya kita melihat kemiskinan tidak menjadikan perasaan kita "tumpul"....Oh God Foto jurnalistik yg menarik setelah Kampung preman Senen.Salam...
Oleh: Fr. Edy Santoso, Singomoto (189664) 18 tahun yang lalu
Kejadian yang selalu terulang setiap tahun dan sistemnya tidak pernah diperbaiki ... Mas Sri, seperti tahun-tahun sebelumnya ..di luar Istiqlal sudah menunggu orang-orang yang mau membeli daging tersebut. So setelah mengantri mengambil daging, mereka lalu juga mengantri lagi untuk menyerahkan daging tersebut kepada pengumpul yang akan memberi mereka uang antara Rp15.000,00 - Rp25.000,00 per kantong. kalo ada foto moment itu akan menarik juga mas .. Thanks untuk sharingnya .. salam dahsyat,
Oleh: Yadi Yasin (116383) 18 tahun yang lalu
Thx liputannya kak Sadono.... sungguh menarik
Iya Om, memang habis mengantri .... banyak daging yg dijual. Sedih melihatnya. Otomatis value nya turun. Kalo harga normalnya bisa Rp.50.000,- cuma dijual Rp.20.000,- br>Mlihat realitas spt ini, ada kemungkinan gak ya MUI keluarin fatwa ..... kurban bisa dlm bentuk uang. Yg penting nominalnya sama. Jd yg nilai daging yg sampai ke penerima sama dgn nilai uang yang diterima. Bisa lebih bermanfaat.
Oleh: Satriyo Pranoto (4068) 18 tahun yang lalu
Benar2 master..salut sekali atas ketinggian sense humanisnya..semua foto2 bercerita..kayaknya sekelas fotografer harian kompas nih..atau memang ya.. salam, satriyo