Sebelum pakai 5600HS(D), saya pakai flash 3500xi dengan setelan manual. Berhubung menyetelnya tergantung pada feeling, kualitas hasilnya jadi fluktuatif. Kalau feeling sedang OK, lumayan deh foto yang bagusnya bisa agak banyakan dari yang jeleknya. Masalahnya kalau saya dihadapkan pada situasi baru yang menuntut untuk mendapat hasil bagus seketika itu juga. Kan ndak bisa kalau pakai flash yang nggak bisa sinkron. Harapan saya dengan beli 5600HS(D) yang bisa sinkron dengan KMD7D, bisa mengatasi situasi sulit semacam itu.
Kenyataannya, setelah beberapa kali coba2 dan baca2 forum flashnya Dyxum, masih banyak juga ternyata kondisi-kondisi yang harus diperhitungkan. Mulai dari ketinggian plafon, intensitas dan sumber cahaya di ruangan, arah pencahayaan supaya foto terlihat natural, belum lagi eksplorasi manfaat2 dari kemampuan KMD7D dan 5600HS(D) untuk melakukan sinkronisasi secara wireless.
Berhubung saya perlu mengeluarkan segenap potensi yang terkandung pada kombinasi kamera dan flash ini dengan segera (mau motret pernikahan adik ipar akhir bulan ini di Medan :), mohon sharing ilmu dari rekan2 yang sudah berpengalaman menggunakan 5600HS(D) ini pada KMD7D, khususnya pada pemotretan acara pernikahan, baik di rumah maupun di gedung.
Update 11/01/2006: Judulnya saya ganti, mohonnya diilangin. Soalnya sepi bener yah forum merek laen mah :(( Thanx untuk Oom Is dan Mas Pram yang sudah bersedia sharing ilmunya. Paten banget. Untuk selanjutnya, thread ini mau saya pakai untuk me-list segala sesuatu ada kaitannya dengan per-flash-an di DSLR-nya KM, silakan yang punya KM D5D dan KM D7D untuk nimbrung ...

Ada artikel do-it-yourself menarik yang dibikin Iing disini. Kang Mas Iing, in case u read this thread, thanx yah :) Si Zimmerman itu kreatif sekaleee ... Sudah saya coba bikin juga tapi belum kelar ... Kemarenan ini saya coba bikin bouncer dari 1 helai kertas yang ditempel di atas head flash. Hasilnya masih belum optimal.

Maap nanya mulu, tapi saya penasaran dengan bouncer keluaran KM: Bounce Reflector V Set untuk 5600HS(D). Ada yang sudah coba barang ini? Sharing dong bagaimana performance bouncer ini dibanding barang sejenis seperti omnibounce-nya Sto-fen atau softbox-nya Lumiquest.

Yang bikin saya gemes itu kasusnya seperti ini (masih pakai flash 3500xi). Di foto terlampir, feeling saya (kombinasi ini munculnya kayak wangsit, tuing ... tau2 ngepop aja di kepala *-:) ) nyetel kombinasi rana, bukaan dan iso di angka: 1/125s, f/13 dan ISO200. Hasilnya lumayan deh, kalau buat saya mah acceptable.

Tapi beberapa saat kemudian, masih di ruangan yang sama, setelan yang sama, objek yang sama (Tasya ... lucu bangettt!), dan jarak yang sama hasilnya malah jadi OE kayak begini :(

Maunya saya itu, tanpa perlu coba2 dulu (yang akan makan waktu lumayan banyak dan berpotensi kehilangan momen), bisa langsung mendapat exposure yang pas + kualitas pencahayaan yang baik (nggak harsh).

Itu 3500xi kalau nggak salah ada lampu Auto. Coba pencet tombol On/off sampai yang nyala hanya On aja.
Zoomnya manual aja. Meskipun di manual 3500xi masih bisa zoom automatic kalau zoom lens diputar. Tiap-tiap posisi zoom GNnya lain, jadi itungan harus dicari lagi.

Di 5600 HS (D) dan 3600 HS (D) TTL (P-TTL dan ADI) akan jalan normal, demikian juga dengan Wireless TTL, dan HSS. Aku pernah pakai 5600 di berbagai kondisi, nggak ada masalah kok (aku selalu pakai P-TTL), cuma harus diperhatikan ada benda lain antara kita dan obyek nggak? Juga reflektifitas obyek tersebut yang mengganggu pantulan sehingga itungan pre-flash menjadi salah. Kalau ada, tinggal pakai kompensasi plus/minus.
ADI harusnya menghindari hal ini, tapi menurutku ADI di Dynax 7D agak kurang bisa diprediksi, maunya apa. P-TTL atau manual lebih bisa diduga hasilnya. Apa yg keliru ya?
Ada yang bilang 5600 dan Dynax 7D harus dikalibrasi ulang oleh Minolta kalau mau akurat, tapi aku kok merasa semua bekerja sesuai spesifikasi ya?

Oh ya .. ada flash baru yang mungkin diumumkan pas PMA tahun ini. Katanya.

Hasil Maxxum 7D cakep banget ...

Almazia, thanx atas komentarnya :) Mudah2an jadi kepingin punya Dynax 7D, biar komunitas merek lain makin banyak ... [-O

Oom Is,
waktu pakai 5600:
1. Bagaimana korelasi antara sudut head flash terhadap setelan exposure dan kompensasi, baik kompensasi exposure maupun kompensasi flash? Punya rumus yang mujarab nggak? Saya lagi males nyoba2, sayang lifetime lampunya :D
2. Suka pake bouncer ndak? Kalau pake bouncer kan mengurangi intensitas cahanya sampai 2 stop. Apa perlu menambah kompensasi flash atau dibiarin sajah?
Terima kasih sebelumnya. O iya, kalau pake bouncer, apa yang dipake?

mas Taufik, kalo gak salah head flash tak boleh dirubah-rubah dari posisi normalnya agar pre-flash bisa jalan shg pencahayaannya pas.
kalau di bounce ke atas misalnya mk flash akan jadi manual shg bisa OE/UE, tgt jarak ke subyek dan bahan/warna pemantulnya.
kalau punya flash meter, coba deh di-test.

Mas Pramana kayaknya mas Taufik ini nanya soal 3500xi deh. Di Dynax 7D 3500xi hanya bisa manual, dan 3500xi nggak bisa pre-flash (makanya cocok banget buat trigger studio flash, daripada beli 5600 hanya buat keperluan ini).
Logikanya begini, P-TTL bekerja dengan memberikan low-intensity flash pada subyek, dan kemudian kamera mengukur sinar yang dipantulkan oleh subyek. Dari hasil ukuran ini kamera + flash akan menentukan power yang dibutuhkan untuk menyinari subyek. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh reflektifitas dari benda disekeliling subyek. Kalau ada cermin, maka dipastikan P-TTL akan UE.
Jadi tidak seperti TTL di kamera Minolta Film yang pengukuran dilakukan pada saat exposure (dengan mengukur pantulan cahaya dari permukaan film). Karena pantulan dari CCD bentuknya lain (karena ada microlenses di depan CCD) maka cara pengukuran TTL pada film nggak bisa dilakukan lagi. Pengukuran harus dilakukan pre-exposure dengan menggunakan pre-flash.
ADI menambahkan jarak pada perhitungan P-TTL. Nah Minolta bilang yang dibutuhkan adalah lensa D dan flash D untuk ADI bisa jalan. Apabila ADI digunakan hasil pre-flash beserta jarak subyek akan digunakan untuk perhitungan power yang dibutuhkan. Karena ada faktor jarak reflektifitas benda di sekitar subyek menjadi tidak pengaruh lagi dalam perhitungan.
Tetapi kalau flash kita bounce ke atap misalnya, jarak tempuh cahaya dari flash akan berubah, sedangkan kamera hanya tahu jarak lurus antara kamera dan subyek. Pada 5600 HS (D) dan 3600 HS (D) flash akan melaporkan kepada kamera bahwa head berada pada posisi bounce/swivel, dan kamera akan fall-back ke P-TTL, demikian juga apabila lensa non-D digunakan (pinter juga programmer di minolta ya??). ADI juga nggak jalan pada wireless TTL (yang digunakan adalah P-TTL).

Pre-Flash TTL (P-TTL) adalah default setting ku untuk 5600 HS (D) dan 3600 HS (D). P-TTL nggak jalan apabila atap untuk bounce terlalu tinggi, ada obyek lain antara subyek dan kamera (meskipun di pinggir), dan ada benda dengan reflektifitas tinggi disekitar subyek.

Rumusnya kayaknya tetap deh GN/jarak = F stop, cuma jaraknya sekarang nambah. Kalau bounce ke atap, jarak menjadi = jarak kamera ke atap + jarak atap ke subyek. Kayaknya lebih manjur melakukan kira-kira jarak daripada kira-kira kompensasi (buat saya lebih cepat) Oh ya 3500xi, 5600, dan 3600 GNnya menggunakan meter, 2 angka pertama dari model flash adalah GN (3500xi itu GNnya 35, 5600 itu 56, dan 3600 itu 36 dst, dst).
Jangan lupa: kalau posisi zoom head berubah GN juga berubah. Aku suka lupa ini. Auto zoom head harus di non-aktifkan, jangan flash berzoom-ria karena kita putar lensa zoom kita.
Mungkin yang harus diperhitungkan adalah berapa stop light loss pada pemantulnya (atap, dinding dll). Nah ini yang rumit. Aku biasanya bereksperimen dulu dengan f dan flash comp. Sorry. Mungkin ada yang lain yang bisa bantu untuk keadaan seperti ini rumusnya gimana?
Yang aku suka pakai itu: Lumiquest softbox, Lumiquest 80-20 (nggak tahu masih ada barang ini apa nggak ya?) dan Stoffen Omnibounce. Kalau aku pakai salah satu dari ini aku pakai P-TTL. Kalau menggunakan 3500xi aku bereksperimen dengan f dan flash compensation.

Kalau pakai 5600 aku hampir nggak pernah pakai manual flash mode, kecuali untuk trigger studio flash (manual flash, 1/16 power, bounce ke atas dan tutup bagian depan dengan karton hitam. Aku selalu pakai P-TTL dengan flash ini dalam kondisi lainnya.

Aku nggak tahu apa cara di atas sesuai dengan teori flash yang bener atau nggak. Aku hanya baca-baca dan bereksperimen, so far hasilnya sih ok. Mungkin yang lain lebih tahu. Yang jelas, hasil seperti pada contoh foto mas Taufik itu aku suka dapatkan kalau aku lupa posisi zoom pada flash head di manual flash mode. Hampir nggak pernah terjadi pada P-TTL.

Sorry nggak bisa lebih detail. Semoga membantu, dan semoga saya nggak salah.

Oom Is,
setelah aku cek EXIF-nya, ternyata bener zoomnya beda :D Yang pas itu fl=75mm, yang OE fl-nya=70mm. Ya ampun selisih 5mm saja bisa jadi bikin beda gitu ya ...

Kalau setting autozoom di flash headnya on, flash akan zoom stepless, dia akan coba match zoom setting di lensa mulai dari minimum sampai max (80mm kalau nggak salah di 3500xi).
Tapi kalau di set ke manual zoom flash headnya (tekan tombol di bagian bawah 3500xi paling kanan - flash kita melihat bagian belakang flash - sampai salah satu posisi zoom menyala), kita bisa di set (kalau nggak salah, lupa nih aku, flash ada di rumah): 28mm, 50mm, dan 80mm.
Di manual 3500xi ada tabel GN untuk tiap-tiap focal length ini. Tabelnya aku copy dan tempel di sebelah atas flash. Jadi nggak perlu bawa manual atau ingat2 GN untuk tiap-tiap posisi zoom.

BTW, saya kok jadi kebawa Oom Is ngomongin 3500xi :) Yang saya mau tau itu justeru 5600HS(D). Saya baru dapet second-nya. Tapi its OK, sebelum ini mana pernah saya tau dengan itungan GN :"> Kayaknya untuk tau korelasi antara sudut head flash dengan setelan exposure yang betul memang harus pakai eksperimen. Semalem saya sudah buat beberapa tes, kalau ada waktunya akan saya share hasilnya di thread ini. Untuk sementara saya mau share hasil hunting di web dulu. Setelah searching di beberapa forum, ada forum di Singapore yang lumayan rame komunitas Minoltanya, check this out deh ...

Sulhan, salah satu dedengkotnya Minolta di forum itu, bikin super mini studio yang dibuat dari beberapa helai kertas A4 :) Lay-outnya kayak di bawah. Kreatif! Kepikiran aja ya ...

Kalau pakai 2 lampu sesuai lay-out di atas, hasilnya fantastik! Sulhan pakai 5600HS(D) dan 3600HS(D) ditrigger pakai wireless controller built-in di body KM D7D.

Berhubung cuma punya 1 flash, saya pasang 5600 sejajar dengan obyek, nggak menyudut. Kenapa? Ya coba2 saja ;) Hasilnya? Selevel dengan dpreview nggak? :))

Itu pakai 5600 HS (D) ya? Wireless? Bagus juga. Ada color cast magenta dikit, WBnya Flash? Atau Auto? Raw? Jpeg? Perlu dicoba nih ... thanks buat infonya.
Gary Friedman punya artikel ini Wireless Flash Article mengenai Minolta Wireless Flash. Salah satu setup portable studio dia adalah memakai 3 buah 5600 HS (D).

Lensa xi ya? Kalau di 7D motorized zoomnya jalan nggak? Aku punya 7xi tapi nggak punya satupun lensa xi. Ada juga 8000i yg LCD internalnya bleeding, dan mirrornya retak :D, tapi shutter, metering, AF masih ok. Ada juga AF 7000 (first AF SLR in the world - ever) yang shutternya hancur berantakan gara-gara kejatuhan film Kodak Ektar 100 (udah nggak diproduksi lagi). Ah masa lalu ...

Iya pake 5600, diset wireless dan TTL, soalnya pake lensa yang gak support ADI (Tamron SP 24-135/4-5.6 ASP IF). Magentanya keliatannya gara2 coating lensa atau filter UV deh. Barangkali posisi flash mustinya sebelah kanan ya, biar gak frontal kena ke lensa. Setelan di kamera: JPEG large, WB = flash ± 0.
Oom Is naksir lensa xi? :D Hehehe ... ini lensa punya temen di kantor. Dia punya Minolta 700si. Flash 3500xi juga punya dia. Berhubung sudah gak pernah dia pake, saya pinjem dulu ;) Kayaknya ini lensa sudah masuk list collectible items deh ... susah banget nyarinya. Gak tau kalau ada di tokonya Oom Glenn.

M.R. Taufik, nggak sih. Nggak cari lensa xi. Lagi nabung buat beli kamera baru yang katanya mau keluar tahun ini ... :D