Oleh: Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223) 18 tahun yang lalu
Melanjutkan proses pemotretan still life #1 lihat Kasus Kupu-kupu besi#1 Artikel ini (akan ada 8 seri) saya buat untuk digunakan pada work shop Lighting yang Medicourse akan gelar awal tahun 2006 di bandung. Persiapan. Masih dengan menggunakan Table Top untuk pemotret. lalu menggunakan cairan berwarna pekat, dalam kasus ini saya menggunakan soft drink Fanta merah karena warna merahnya sangat mencolok. Pencahayaan Pencahayaan, hanya menggunakan 2 lampu, - Belakang (lampu utama) menggunakan Flash sigma DG 500 super, saya gunakan blitz ini karena bisa di atur menjadi slave dan bisa diatur powernya, karena untuk membekukan cipratan air kita memerlukan kecepatan lebih dari 1/10.000 detik, dimana dengan mengatur power kecil akan didapat kecepatan yang tinggi, berikut ini saya lampirkan table power dan hubungannya dengan kecepatan nyala lampu “dTe” (delta Te= selang waktu nyala lapu efektif yaitu sekitar ½ intensitas tertinggi -- lebih jelasnya lihat artikel saya mengenai High Speed Photography) SB-80-DX Nikon flash 1/1050 dtk. = M 1/1 (full) 1/1100 dtk. = M 1/2 1/2700 dtk. =M 1/4 1/5900 dtk . =M 1/8 1/10900 dtk. =M 1/16 1/17800 dtk. =M 1/32 1/32300 dtk. =M 1/64 1/41600 dtk. =M 1/128 Data tst untuk flash SB 80 DX, sementara saya hanya punya data untuk sigma 500 yaitu pada power tertinggi Te = 1/700 (sekitar 30% lebih lambat dari 80 DX). Jadi untuk mendapatkan kecepatan diatas 1/10.000 detik saya gunakan power 1/32 yang kira-kira Te sekitar 1/13.000 -1/14.000 dtk -Bawah Idealnya kita gunakan jenis flash yang sama dengan belakang, tetapi karena saya hanya punya 1 sigma, maka yang bawah saya gunakan lampu studio yang di pasang dengan power ¼ yang ditutupi kain tipis dan honey comb (kalo punya yang bisa di stel pada 1/16 atau 1/32 lebih ideal lagi
Eksekusi Kali ini saya tidak menggunakan Sensor gerak (sebagai triger flash) untuk eksekusi gambar (lihat artikel saya mengenai HSP) karena saya menggunakan kamera DSLR, saya kira dengan mengandalkan gerak reflek tangan dan time lag canon 20d yang cukup kecil, hasil cipratan dari jeruk nipis yang di jatuhkan ke air akan dapat terekam dengan baik tapi kalau untuk hasil yang bervariasi dari benda (jeruk nipis) yang jatuh baru di awang-awang lalu air yang mulai muncrat (dengan jeruk yang masih kelihatan) maka diperlukan sensor tsb, apa lagi untuk memotret benda yang momentnya lebih cepat seperti pecahan lampu (lihat Pyarr..) dan meletusnya balon (lihat Bunga Balon) Saya coba dengan berbagai sudut ketinggian kamera dan variasi penggunaan 1 lampu (belakang saja) dan 2 lampu. Memang jika pakai satu lampu hasil cipratan airnya lebih tajam tetapi pencahayaannya agak gelap, sementara untuk 2 lampu pencahayaan ideal tapi untuk cipratan yang keluar dari gelas terlihat kabur (ini disebabkan sudah terkena lampu dari bawah yang mana Tenya lebih lambat, mungkin hanya 1/1000 dtk, juga terjadi perbedan lag time antara lampu bawah dan belakang) Hasil Foto 1 : Ternyata dengan pemotretan jarak dekat (60-70 cm)dan FL 75mm, DOF yang didapat masih terlalu sempit (seting kamera f/8 dengan iso 200), maka pemotretan harus di ambil agak jauh (mundur 20-30 cm dan FL jadi 60-65mm) agar didapat DOF yang agak lebar, ini mengakibatkan foto harus dicroping cukup banyak, atau jika mau pakai diafragma cukup kecil f/13-f/16 maka ISO harus ditinggikan menjadi 800 yang mengakibatkan noise lebih besar. Solusi idealnya adalah memakai Lampu khusus HSP yang mempunyai GN sangat tinggi dengan Te yang sangat kecil (harganya belasan juta rupiah) atau yang lebih murah tapi ribet, lampu belakang jangan dihalangi oleh lembaran akrilik tapi dengan kain tipis/soft box saja sehingga menambah intensitas cahaya (1-1,5 stop) yang sampai ke objek. (mungkin ini akan saya lakukan pada pemotretan yang akan datang) Keterangan gambar a. cahaya dari belakang dan bawah, yang bawah di tutup kain di arahkan ke belakang gelas. DOF sempit sehingga bagian atas blur b. diambil mendatar agar dof yang sempit tidak menganggu ketajaman abjek secarah keseluruhan c. Lampu hanya belakang saja hasilnya gelap tapi sangat tajam.
Hasil Foto 2 :
Editing : Dengan PS, untuk mengatur leveling, dan membersihkan kotoran yang ada. Lalu cropping Hasil editing bisa dilihat di gallery saya :Splash..., Tuang... dan Hujan Fanta
Oleh: Paulus Linardi (3768) 18 tahun yang lalu
Wah agak rumit di pencahayaannya yah om...:( Masih agak bingung itung2ngannya :) pelan2 coba saya hayati dulu :) Makasih om buat tehniknya :)
Om Jaya...mau tanya sedikit..kalo tdk punya flash Sigma DG 500 super, bisa tdk diganti dgn lampu meja belajar neon 18 watt yg ada reflektornya ?? Sdh cukup terang blm buat high speed efek splashnya??Makasih yah om sebelumnya...
wah.. nggak bisa, karena gerak muncratan air yang sangat cepat kalau mau dibekukan harus dengan kecepatan tinggi minimal 1/2.000 dtk, idealnya 1/10.000 keatas, dengan memakai lapu belajar maka paling kecepatan rana hanya berkisar 1/30 - 1/60 dtk, maka objek akan blur. Jadi kita harus menggunakan Flash yang bisa diperkecil powernya agar dapat durasi Te yang kecil.
Oleh: Adi Bagus Ramadian (6969) 18 tahun yang lalu
terima kasih sharingnya pak
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 18 tahun yang lalu
nggak ada habisnya kreasi om Jaya... :) Salut om..
Oleh: Syaefullah Kamal (36528) 18 tahun yang lalu
jadi pengen workshop lagi nih dulu belum sempet pake cipratan air cuma sampe balon
Oleh: Risagarniwa.Y.Y, Yoris (43421) 18 tahun yang lalu
Nanti kalau saya udah balik ke Bandung, ajarin saya dong!
Oleh: Rudy Yulianto (29296) 18 tahun yang lalu
Kang Jay, kapan ngajak kita workshop lagi.... :) Trim's buat sharing ilmunya...
Oleh: Hedi Priamajar (49168) 18 tahun yang lalu
Kang Jaya, makasih lagi sharingnya. Pengen kapan2 ketemu ama Kang Jaya dehhhh ...
Oleh: Delonika Dyah A D S (387) 18 tahun yang lalu
Waduh,saya lagi mulai belajar fotografi. Tertarik sama topik ini. Baca-baca dulu. Apalagi soal istilah-istilah yg macem-macem dan teknik yg macemnya banyak juga. Pak Jaya, apa bedanya teknik ini dg teknik panning? :)
Oleh: Yadi Yasin (116383) 18 tahun yang lalu
Wah sekali thanx sharingnya kang Jaya.... Bagus still lifenya.. tekniknya jempolan