Oleh: Oscar Pardomuan Siagian (6687) 19 tahun yang lalu
kita tahu dalam satu angle foto kita akan memotong suatu waktu, kejadian(momen), dari potongan kejadian atau momen itu lah kita mencoba menyampaikan pesan. pertanyaannya bagaimana sih kita dapat memotong seluruh realitas yang terjadi pada suatu acara dalam satu frame? aku ingin tahu kebijakan2 media dalam redaksional mengenai pemilihan foto. trim's yach komentarnya
Oleh: Arbain Rambey (103716) 19 tahun yang lalu
Pertanyaanmu tidak bisa dijawab dalam satu halaman ini. Kalau bisa, alangkah singkatnya sekolah jurnalistik, juga alangkah dangkalnya ilmu jurnalistik. Masalah utamanya: adegan yang harus kita potret itu jutaan, tidak pernah ada yang sama dari hari ke hari.... Seorang fotografer KOMPAS, sudah kerja sepuluh tahun saja kadang-kadang belum bisa melakukan semua tugasnya kok...... Jadi, jawaban pertanyaanmu adalah, banyak-banyaklah mengamati foto yang kamu anggap berhasil. Lalu, pada sebuah penugasan, cobalah buat "penerjemahan" ala kamu sendiri terhadap situasi dengan modal berbagai foto yang pernah kamu lihat itu...
Oleh: Teddy Charissa (1678) 19 tahun yang lalu
Pak Arbain Says : Seorang fotografer KOMPAS, sudah kerja sepuluh tahun saja kadang-kadang belum bisa melakukan semua tugasnya kok...... ... hmmm...siapa itu ya kira2 ?? :D :D
Oleh: Dwi Prabowo (12096) 19 tahun yang lalu
Oscar: bagaimana sih kita dapat memotong seluruh realitas yang terjadi pada suatu acara dalam satu frame? Kalo mo motong / freezing / jepret seluruh realitas dalan suatu acara, ya jepret aja kaya senapan mesin... Untuk menghadirkan dalam satu frame, tinggal bikin kolase... entah nanti segede apa framenya :D :D Just kiding... never hurt feeling.... :))
Oleh: Yadi Yasin (116383) 19 tahun yang lalu
kayak nya kenal deh sama yg udah 10 tahun itu ;)
Oleh: Arief Azrul Amar, Riefa (28515) 19 tahun yang lalu
mungkin kalok saya, pertanyaan mas sudah dijawab pak arbain.... bagi saya sendiri, pemilihan moment yang menjelaskan keseluruhan moment ada di akhir moment itu jika moment itu klimaksnya di akhir... ada ditengah jika klimaksnya ditengah... bagaikan kalimat, baik itu deduktif, induktif..pintar2 mas aja cari klimaks momen tersebut... atau, jepret2 terus jika ada moment bagus, tar toh dipilih juga menurut mas yang represent overall... mungkin itu menurut saya... IMHO salam:)
buat bang arbain, apa saja yang harus saya baca buat dapat membentuk perspektif dalam membangun konstruksi realitas dalam suatu foto. ga mungkin kan saya hanya mengamati foto koran trus... n mengenai kebijakan redaksional mengenai foto. gimana sih ngelamar jadi fotografer media? (syarat dll) n fotografer itu bisa nulis ga sich?
Oleh: Tri Laksmana (7503) 19 tahun yang lalu
Intinya adalah (dalam bahasanya Henri Cartier-Bresson) "decisive moment," yaitu momen yang paling ekspresif dari sebuah rangkaian kejadian, momen yang paling paling bercerita dan kadang2 dapat menjadi simpulan dari sebuah kejadian. susah juga menjelaskannya foto kayak apa yang memenuhi kriteria ini, tapi biasanya kita tau kalau ngeliat contact printnya. Untuk mendapatkan foto "decisive" ini, ya...harus banyak2 memotret tanpa henti dan punya semacam "indera ke-6" lah untuk bisa memprediksikan apa yang akan terjadi, sehingga kita gak kecolongan setiap saat. Beberapa foto terbaik Cartier-Bresson diperoleh dari gabungan antara kesabaran nongkrong di satu tempat (prefocusing) dengan kemampuan "meramal" yang hebat. Kalau tidak mampu...ya jangan sedih...karena memang hanya orang semacam Cartier-Bresson yang bisa, hehehehee....sebagian besar dari kita mungkin memang tidak punya bakat seperti Cartier-Bresson atau James Nachtwey jadi ya...belajar mendeskripsikan sebuah acara tidak dalam satu foto tapi dalam beberapa foto. Apa itu namanya? Esei Foto, hehehehe... tentu saja ini juga gak mudah loh.
Oleh: Alfred Pasifico Ginting (9513) 19 tahun yang lalu
rasanya belum ada medium yg seratus persen bisa merekam realitas seutuh2nya. foto jurnalistik pun kl disebut merepresentasikan realitas, dia hadir sbg realitas baru. dengan karakter, keahlian, dan kategorisasi yg dilakukan fotografer. apalagi bila foto jurnalistik yg termuat, dalam banyak hal sudah bersilangan dengan kebijakan dan keberpihakan media...
Yang harus dibaca ? Bacalah apa saja yang bisa memperluas pengetahuan. Fotografer juga harus punya pengetahuan sebanyak wartawan tulis. Untuk melamar jadi fotografer KOMPAS, Anda harus bisa menulis juga. Syarat lain adalah lulus S1 dan lulus test KOMPAS (psikotest, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan kesehatan). Fotografer harus bisa menulis ? Ya tentu kan dia wartawan juga, cuma senjata utamanya kebetulan kamera.
Oleh: fadjar ROOSDIANTO (2716) 19 tahun yang lalu
Kebijakan media dan fotografer yang menentukan. Contohnya acara penandatangan tak melulu harus foto orang sedang tanda tangan, foto ribuan orang berdemo tak melulu harus berupa kerumunan yang memperlihatkan jumlah massa. Fotografer harus jeli menentukan angle apa yang menarik supaya tidak membosankan. Dan disini lah kadang ada benturan antara fotografer dan maunya redaksi. Benar kata Bang Arbain, kita harus banyak belajar dengan melihat dan membaca.
Oleh: Sri Sadono (6718) 18 tahun yang lalu
Dari apa yg saya lihat di foto-foto juranlistik, tidak semua foto jurnalistik bisa mewakili relaitas/fakta. Kalau saya lihat foto jurnalistik, saya juga melihat caption nya. Spt nya, selain meng-capture foto, jurnalis foto juga hrs mencari infor lain yg bisa memperkuat karakater foto yg dibuatnya, dan menulis caption ringkas, padat.
Oleh: Asmin Safari (92454) 18 tahun yang lalu
tambahan ... harus kuat feeling atau sense terhadap objek/moment;))
Oleh: Ambonic (641) 18 tahun yang lalu
supaya bisa menceritakan semua kejadian dalam satu frame, mau tidak mau harus dengan caption atau teks foto, kalo perlu sama beritanya sekalian biar jadi indepth news atau features
Oleh: Guslan Gumilang (5401) 18 tahun yang lalu
merangkum seluruh kejadian dalam satu frame foto jurnalistik.. mungkin menurut saya adalah dimana dan bagaimana anda membuat foto tersebut semenarik mungkin, bagus bagi anda dan juga para redaktur di kantor.. he..he..he.. ;) yang penting aseli.. bukan rekayasa peristiwa...!!! apalagi kalo bagus menurut rekan2 FNers.. hi.hi.hi.. kan bisa nambah point-nya... he..he.he. becanda.. :)