Oleh: Adi Rama (32) 19 tahun yang lalu
Seperti sudah pernah dikomentari, belakangan ini di web muncul beberapa tulisan mengenai kamera Oly E-1 yg boleh dibilang cukup 'uzur' untuk sebuah DSLR. Entah kenapa, mungkin para penulis ini baru mulai ngeh/tertarik dengan kamera ini. Berikut ada tulisan dari Erwin Puts, Olympus E-1:the Barnack camera for the digital era? As soon as it became evident that the solid state capturing devices could and would overrun the silver halide grains as the premium means for recording images, Olympus saw for them a chance to move forward in a largely uncharted land and create a pole position that they could not create in the film-based photographic world. Olympus became famous for the first advertising campaign to declare the death of film. As with the original Barnack camera, the Olympus designers and engineers started from scratch and created a camera system that was focussed on a small format chip and needed dedicated lenses to exploit the inherent image quality of the small sized sensor. The 5 MP chip was selected as being able to compete with and even outclass the 35mm format. Remember that Barnack and Berek in their days considered that one MP on the 24 x 36mm sized negative could compete with the much bigger negative sizes of conventional cameras. The lenses for the E-system are indeed outstandingly good. The published MTF graphs show a contrast transfer of more than 70% for 60 lp/mm. This is much better than what (as example) current Leica lenses in the same class of focal lengths can deliver. Olympus however made a marketing fault (in my view) to focus excessive attention to the telecentric nature of the lensdesigns. There is some telecentricity in their lenses, but that does not alone explain the high-class image quality. It is the design concept of the optical layout and the mechanical engineering of the mount that does the trick. Just plain solid optical design. ..... Barnack was right against all odds 100 years ago. Could the design team of Mr Asakura repeat the genius of Barnack? Cukup menarik. Berarti sejauh ini ada beberapa 'alternatif' format DSLR 1.Canon yg berusaha memenuhi setiap celah pasar dg 3 ukuran sensor (termasuk memberikan harapan utopis akan sensor digital 'full frame' 35mm), dengan resiko lensa yg tidak interchangeable di ketiganya. 2. Nikon, dg format sensor APS C (1.5x crop) dan lensa seri digitalnya (pendekatan yg lebih mirip/sejalan dg sistem Olympus) 3. 4/3 atau Olympus system, dg sensor 4/3" dan lensa digital from the ground up, yang merupakan open standard ukuran sensor dan mount lensanya 4. Leica digital R 5. Konica Minolta/Pentax/dll yg secara umum mirip dengan Nikon hanya saja menggunakan mount masing-masing.
oh iya, Erwin Puts juga melakukan sedikit perbandingan dg Epson R-D1 digital rangefinder di sini There seems to be some truth in the Olympus claim that dedicated full-digital systems have an edge in the quality of the digital workflow.
Oleh: Hans T Winata (62931) 19 tahun yang lalu
Baca Popular Photgraphy Bulan April dan Mei ada kilasan RD-1 dan DSLR mid class diadu test semua. Susah kalo review 1 kamera aja, enakan baca review 8 kamera sekaligus par to par diadu tiap aspeknya.
Oleh: Igor F Firdauzi (185236) 19 tahun yang lalu
kak Adi bilang:1.Canon yg berusaha memenuhi setiap celah pasar dg 3 ukuran sensor (termasuk memberikan harapan utopis akan sensor digital 'full frame' 35mm), dengan resiko lensa yg tidak interchangeable di ketiganya. - bukankah ketiganya dapat memakai EF lens? ;) - bukankah full frame telah menjadi kenyataan ;;)
Oleh: Yadi Yasin (116383) 19 tahun yang lalu
kak Igor .. ;) Spt kata kak Hans ... di PopPhoto edisi April 05, ada perbandingan head-to-head dr 9 DSLR sub US$2500, yaitu Canon EOS 20D, Canon EOS Digital Rebel (300D), FujiFIlm FInePix S3 Pro, Konica Minolta Maxxum 7D, Nikon D70, Olympus E-1, Olympus Evolt E-300, Pentax *ist DS dan Sigma SD10. Baca disini. Ada artikel menarik lagi di PopPhoto edisi itu yaitu perbandingan/pembahasan apakah qualitas DSLR sudah dapat menyaingi Film ISO 100, baca disini. Buat saya yg cuman hobbyist, yg disebut Barnack camera, adalah 300D waktu direlease tahun 2003. Penciptaan DSLR dibawah US$1000 for the masses yg membuat DSLR menjadi booming dan menyebabkan "no excuse" bagi pemakai SLR utk tidak mencoba berpindah (setidak itu berlaku utk saya). Kemudian Nikon menyempurnakannya dgn mengeluarkan D70. Idealnya DSLR low/mid-end harusnya berharga sekitar US$500, sama seperti harga SLR mid level. Itu saya yakin ini hanya soal waktu. Akan datang masanya DSLR seklas 20D dgn harga US$500an, dan utk sekelas high-end D2X/1DSMk2, seharga US$1500-US$2500, dan itu tdk jauh, mungkin 5-8 years from now.
Oleh: Arbain Rambey (103716) 19 tahun yang lalu
...Yadi....alangkah bijak dan cool nya dikau..... :x :x
Oleh: david hermandy (3403) 19 tahun yang lalu
Mas Yadi menulis Idealnya DSLR low/mid-end harusnya berharga sekitar US$500, sama seperti harga SLR mid level. Itu saya yakin ini hanya soal waktu. Akan datang masanya DSLR seklas 20D dgn harga US$500an, dan utk sekelas high-end D2X/1DSMk2, seharga US$1500-US$2500, dan itu tdk jauh, mungkin 5-8 years from now. Pendapat saya : mereka (produsen alat fotografi) belum siap (mau) membunuh film :)
Oleh: Radix R (2382) 19 tahun yang lalu
menarik sekali artikelnya, kak... jadi ga sabar nih nunggu kelanjutannya :D
- bukankah ketiganya dapat memakai EF lens? - bukankah full frame telah menjadi kenyataan betul, mas, tapi rasanya lensa EF-S tidak interchangeable di-ketiganya. Sementara kalau harga dslr 'full frame' sudah jadi $1500, nasibnya lensa2 EF-S jadi gimana dong... Lagipula Canon sampai saat ini belum bikin lensa yg digital spesific untuk 'full frame' tsb... kebayang nanti kalau ada 1Ds Mk XIII seharga $1300, tapi harga lensa EF 600mm f/2.8 L berapaan ya? ;)