Oleh: Suryo Wibowo (25088) 19 tahun yang lalu
Barusan saya mendapat ke foto ini: Jaman Edan. Moment di foto tersebut memang mengenaskan dan patut diprihatinkan. Tetapi saya beranggapan foto tersebut sudah tidak layak lagi dimasukkan ke kategori jurnalistik karena saya melihat adanya olah digital di foto tersebut, yaitu blurring sepeda motor yang bergerak ( yang mungkin juga sudah agak blur ). Terus terang saya masih belum jelas mengenai batasan2 tabu di satu foto jurnalistik. Jadi pertanyaan saya: 1. Apakah foto tersebut di atas, dengan kondisi spt terupload di FN, masih bisa diperbolehkan utk dipergunakan sebagai foto kategori jurnalistik? 2. Apa saja batasan-batasan tabu ttg olahan ke sebuah foto jurnalistik? atas penjelasannya saya mengucapkan terimakasih
Oleh: Heru Tjandranata (11165) 19 tahun yang lalu
<Edited>
Oleh: Herman Sam Martino (3473) 19 tahun yang lalu
Selama makna yang terkandung dalam foto tersebut tidak berubah atu memanipulasi keadaan sebenarnya, saya rasa boleh dilakukan. Olah digital yang dilakukan pada foto tersebut tidak merubah makna fotonya ... Just my opinion, CMIIW :)
Oleh: Willy Sutrisno (1031) 19 tahun yang lalu
Saya setuju dengan Herman. Selama saya mengerti apa pesan yang ingin disampaikan dan tidak merusak objeknya itu sendiri maka edit masih sah-sah saja. Tetapi alangkah baiknya kalau foto itu tidak di edit sama sekali, khususnya jurnalistik.
Oleh: Ilias Irawan (57864) 19 tahun yang lalu
Sedih lihat isi fotonya... :(:((
Oleh: Indi Soemardjan (7483) 19 tahun yang lalu
mas suryo, mungkin pake falsafah jawa ini saja untuk menjawapnya: "ngono yo ngono nanging yo ojo ngono... "
Oleh: Rony Rusdiansyah (7726) 19 tahun yang lalu
jurnalistik identik dengan fakta, fakta haruslah otentik, tanpa terkontaminasi manipulasi, harusnya gak pake lah, tapi dengan teknologi, kebutuhan berita aspek politis nurani.... sapa yang tau..?
Oleh: D. Setiadi (81319) 19 tahun yang lalu
Ini anaknya disuruh begitu gak ya? :-?
Oleh: fadjar ROOSDIANTO (2716) 19 tahun yang lalu
Soal retouch di foto ini menjadi tidak signifikan dibanding kemungkinan bermacam asumsi yang ditimbulkan dari foto ini.
Oleh: Friedrich V. Himawan, Victor (34066) 19 tahun yang lalu
Memang kemampuan olah digital memberi jalan yg lebih luas utk manipulasi berita, kira2 kayak fim Paparazzi. Oleh karena itulah, integritas fotografernya juga menjadi salah satu yg ikut dalam foto yg ditampilkan dalam kategori jurnalistik itu. Imho..... Kalo pertanyaannya adalah batasan olah digital dalam foto jurnalistik, yah..tentunya no limits..... justru mungkin dgn kemudahan olah digital, suatu foto jurnalistik menjadi lebih sanggup memberikan kesan yang lebih dalam bagi penonton..., kecuali kalo kita ngomong secara negatif, manipulasi digitalnya juga ingin memanipulasi interpretasi penonton secara negatif.... Imho lagi....
Oleh: Ignatius Victoriyantoko (15543) 19 tahun yang lalu
Saya pikir retouch di jurnalistik boleh-boleh saja dengan batasan (menurut saya) komponen utama foto (yang memberikan pesan dalam hal ini anak dan pengemis) bebas dari retouch, sedangkan komponen pendukungnya boleh diretouch namun retouch tidak mengubah pesan awalnya.
Oleh: Arie Lendra Putra, ST (20556) 19 tahun yang lalu
setuju, asal cuman olah dikit2 bukan kejadiaanya yang di'olah', IMHO sah2 aja..........BTW: itu anak dalam foto nggak pernah diajar sama orang tuanya kali yah...... :-? kok bisa2 nya gitu...
Oleh: Arbain Rambey (103716) 19 tahun yang lalu
Dalam jurnalistik, olahan baik manual maupun digital boleh dan sah-sah saja, namun ada batasannya: 1.Tak boleh merubah data yang ada. Membuat blur BG boleh karena mungkin kita tidak sempat memblurkan saat memotret. Membuat blur BG sama saja dengan memotong subjek utamanya (masking). Yang tidak boleh adalah pembuatan blur BG yang berlebihan. 2.Krop juga boleh 3.Memperbaiki warna diizinkan asal bukan mengganti. Misalnya salah pasang WB, sah-sah saja dikoreksi. 4.Boleh memperbaiki kerusakan foto, misal CCD kotor, negatif tergores dll. Fotojurnalistik tidak terlelu "serem" kok. Biasa-biasa saja. Yang pasti jangan pernah ada niat membelokkan fakta lewat rekayasa apa pun. Sekali kita ketahuan bohong, lain kali orang sudah tidak percaya pada foto kita. Tanpa olah digital, tanpa rekayasa kamar gelap, sebuah foto bisa rekayasa kok. Angle yang kita pilih sebenarnya sudah rekayasa. Misalnya ada dua politikus si A dan B, adu debat. Kalau kita pro si A, kita milih angle agar si A tampak lebih besar daripada si B....dst.....
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 19 tahun yang lalu
retouch gak masalah, montase untuk merubah tema foto/isi foto itu yg gak boleh setau saya, inget kasus washington post ? ada wartawan yg sengaja recompose dgn montage, mana fotonya menang award lagi..yah kita belajar dari situ aja..
Oleh: Andie Tanadi (1418) 19 tahun yang lalu
Saran saya , supaya aman , jadikan fotografie cuma sebagai hobby bukan pekerjaan, atau profesi .....!!!
wah terimakasih atas respons2nya. ada pendapat lain nggak ya? :-?
Oleh: Irvan Y K, Sumah (2416) 19 tahun yang lalu
yang pasti sih jgn ada fakta yang menyimpang... itu ajah dah kaya nya... sorry baru blajar
Oleh: Hendra Ocky Wilyanto (1835) 19 tahun yang lalu
belajar memahami fakta-fakta yg perlu dari sebuah gambar jurnalistik untuk dipahami semua orang , penting .. banyak seperti itu klo udach jamannya digital cuma nurani tetangga yg tau
Oleh: Mohammad yusufhaqqim (393) 19 tahun yang lalu
Kalau menurutku sah2 aja mas, kan di foto itu isi/beritanya sama sekali tidak berubah. Hanya mungkin ditambahkan sedikit teknik (dlm foto ini bg dibuat agak blur)yg mungkin tdk terpikirkan pada saat memotret. Asal jgn menambah atau mengganti apa yg harusnya ada di foto jurnalistik.
Oleh: Pinky Mirror (6382) 19 tahun yang lalu
IMO, untuk foto di atas; tidak perlu melakukan retouch apapun. kalaupun ingin agar motor blur bisa saja pakai speed yg sedikit lebih lambat. Tentunya karena moment yang tidak terduga seringkali kita tidak sempat menggunakan teknik fotografi (speed agak lambat) tersebut. Tetap saja fotonya sudah cukup kuat untuk menjelaskan Edannya Jaman sekarang ini. Yang mengagumkan, banyak PJ yang mampu menggabungkan unsur keindahan (ie. komposisi) dengan moment yang dahsyat. Hasilnya foto jurnalistik yang kuat dengan komposisi menawan.
Oleh: Eleena Oktavian (1448) 19 tahun yang lalu
Wah, 'ngeri' juga liat foto di atas. Kalo emang si anak bukan disuruh orang lain, cckk..ckkk.. Haiiibatt!! :D
Oleh: Alex Suban (5378) 19 tahun yang lalu
Retouch digital buat jurnalistik? Di koran gw kerja biasanya kita melakukan crop, menajamkan gambar dan mengolah warna dan gelap terang serta resolusi foto agar sesuai dengan jenis kertas koran. itu aja. Jurnalistik yang penting fakta. Memotret keadaan riil di masyarakat. Kebetulan temen saya pernah ,melihat sebuah foto yang indah. Seorang penggembala sedang memandikan kerbau di sebuah mata air. Indah baget deh foto itu yang lokasinya kebetulan di kampung dia. Katanya "Sejak gw kecil sampe sekarang, kagak pernah tuh gw liat orang mandiin kebau di situ"...... nah lo !!! Rekayasa dong (bukan olah digital.
Oleh: Anang Supriyadi (683) 19 tahun yang lalu
buat fotojurnalistik, klo menurut saya tidak perlu retouch sama sekali. lain soal bila itu untuk keperluan teknis seperti untuk proses pencetakan di media cetak (koran atau majalah), sepanjang tidak merubah kenyataan yang ditangkap kamera.
Oleh: amwa nugroho (126) 19 tahun yang lalu
sebenarnya dulu tuh sudah ada ritach. cuma ga peke komputer aja.
Oleh: Yogi Ardhi (2160) 19 tahun yang lalu
Untuk soal blurring saya kurang sependapat dengan Bang Bain. Kalo foto hasil blurring ini diupload sebatas di FN saya pikir gak masalah. Lain halnya jika kemudian foto ini dimuat di media cetak. IMHO digital imaging yang diperbolehkan di media cetak sebatas cropping, dodging, burning. Sebatas yang biasa dilakukan di kamar gelap konvensional. Untuk sharpen dan tusir dilakukan jika terjadi penurunan kualitas ketajaman dan menghapus kotoran pada proses scanning (foto/klise analog). Atau bisa juga karena debu yang menempel di sensor Camdig. Intinya tidak merubah apa yang sedianya ditangkap oleh lensa (kadar blur/ketajaman gambar) dan direkam oleh film/CCD. Blurring? kasus foto hasil blurring ini pernah jadi polemik pada sebuah majalah/koran di Amerika. Media cetak ini mem-blur-kan dua orang di kiri-kanan Jack Kennedy (?) yang saat itu menjadi cover story. Beberapa kantor berita asing mengharamkan altering photograpy seperti yang dilakukan pada foto Jaman Edan karya Agung ini. Secara garis besar dalam jurfo ada 3 jenis foto: 1. Foto Berita (Hardnews) 2. Foto Ficer (Feature/Softnews) 3. Ilustrasi Penggunaan olah digital pada foto 1-2 dilakukan dengan batasan yang sangat ketat seperti disebut di atas. Sebatas dodging, burning, cropping, sedikit tusir/sharpen. Blur sebatas yang ditangkap oleh lensa yang digunakan saat memotret. Sementara foto ilustrasi relatif lebih longgar. Itupun dengan catatan harus diberi keterangan foto tambahan yang menerangkan foto ini merupakan hasil olah digital. Terutama beberapa foto hasil olah digital yang sangat halus. Foto berita yang dirubah secara ekstrim (menggabungkan beberapa foto untuk menghasilkan sebuah foto baru yang sempurna) berbuah pemecatan terhadap sang fotogrfer dan redaktur sebuah koran ternama di Amerika. Tidak tanggung2 melibatkan LA Times dan Hartford Courant (yang berumur hampir satu abad). .http://www.poynter.org/content/content_view.asp?id=28082..