Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

  0 

Foto esai di bawah ini mungkin mewakili salah satu masalah kerusakan lingkungan di tanah air. Dimana program pelestarian lingkungan tidak bisa berjalan sendiri tapi harus dibarengi dengan program pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Susah memang melestarikan lingkungan di tengah takyat yang kelaparan. Kalau rakyat miskin merusak lingkungan hanya skala kecil dan tidak sistematis yang mungkin dapat kita maklumi pula.

Tapi bandingkan dengan mereka pengusaha berdasi dan dibeking oknum-oknum aparat yang melakukan perusakan lingkungan dari hutan-hutan Kalimantan sampai Irian demi menumpuk kekayaan. Sebel gue!


Hidup Keras Bagai Batu

Pak Ishaq sudah tak muda lagi umurnya 58 tahun namun semangatnya tak jua kendur. Dengan sigap ia mengumpulkan batu ke keranjang dan mengangkutnya ke pangkalan yang berjarak sekitar 200 meter. Memikul keranjang sarat batu itu tak lagi berat baginya. Tak terhitung berapa ribu pikul batu sudah ia angkut.
Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Maklum pekerjaan itu ia lakoni sejak 25 tahun lalu saat anak lakinya, Mamad, yang juga rekan kerjanya baru lahir. Ia dan anaknya bergantian memecah batu, mengumpulkannya lalu mengangkut ke pangkalan.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Pekerjaan itu dilakukan sepanjang hari, dari pagi sampai sore dan tujuh hari dalam satu pekannya. Tak ada hari untuk berleha-leha , bahu membahu dengan anaknya ia mengarungi hidup mereka yang keras itu.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Peralatan mereka hanya palu, pahat, cangkul, pengki bambu, keranjang bambu, sepatu bot, dan kawat kasa untuk menyaring kerikil dan pasir. Kalau nasib sedang baik sehari mereka bisa mengumpulkan batu sebanyak satu mobil bak besar dan dijual seharga Rp. 70.000.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Namun umumnya mereka hanya mampu mengumpulkan batu satu mobil bak kecil, harga jualnya hanya Rp. 40.000. Hasil itu dibagi rata oleh mereka berdua. 3b

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Kalau sakit mereka tidak bekerja maka penghasilan pun tidak ada. Kalau sedang sial kadang mereka mengalami kecelakaan dalam bekerja. Jari jemari terpukul palu besar sudah biasa.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Lihat saja tangan Pak Ishaq yang jari sudah bengkok tak bisa diluruskan lagi dan berbentuk pipih pada ujung jarinya karena terkena hantaman palu. Kecelakaan seperti itulah yang paling sering terjadi selain kaki atau tangan terjepit di antara batu besar yang terbelah.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Pak Ishaq dan Mamat tidak sendiri, ada tiga pasangan penambang batu lagi yang bekerja di kali Pasir Muncang, Mega Mendung Bogor - Jawa Barat. Yang paling lama adalah pak Ishaq, yang lainnya datang dan pergi. Alasan mereka bekerja sebagai penambang batu mungkin sama, tidak adanya lapangan pekerjaan lain yang bisa mereka masuki.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Tadinya mereka adalah petani, namun karena sudah banyak lahan pertanian yang berubah menjadi vila-vila mewah mereka pun kehilangan lahan garapan lalu mengangggur.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Untunglah kali Pasir Muncang dengan batu-batunya yang besar menyediakan lahan pekerjaan sebagai penambang batu, walaupun hal itu jelas-jelas merusak lingkungan.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Siang itu sebelum azan Dzuhur berkumandang Pak Ishaq dan anaknya, Mamad, beristirahat sambil menyantap bekal yang dibawanya dari rumah.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Menunya nasi putih, ikan asin, lalap dan sambal serta air teh manis. Di atas selembar daun pisang mereka menyajikan hidangan dan menyantapnya dengan lahap.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Suap demi suap dinikmati layaknya hidangan terakhir mereka. Tegukan air teh manis terdengar dari kerongkongan mereka, ah, alangkah dahaganya mereka. Sedahaga harapan mereka untuk bisa menikmati hidup yang lebih ringan dan mudah.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Mereka tak pernah berpikir panjang bahwa apa yang mereka kerjakan telah merusak lingkungan, bagi mereka bisa bekerja saja sudah patut disyukuri. Kasihan mereka sudah bekerja keras tapi tetap miskin dan merusak lingkungan pula.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Hidup bagi mereka seperti batu, amatlah kerasnya. Tapi sekeras apapun batu itu harus bisa mereka pecahkan agar bisa bertahan dari kerasnya kehidupan.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Feri Latief (10508)    19 tahun yang lalu

 0 

Ngurus negara memang bukan hal mudah...udah dulu ah...

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh: Patar Oppusunggu (973)    19 tahun yang lalu

 0 

Esainya keren banget mas.
Salut deh.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Jessica Wuysang (28887)    19 tahun yang lalu

 0 

demen liat poto pas lagi makan...bener2 asik moodnya

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Nina Marzoeki (27061)    19 tahun yang lalu

 0 

too bad... too sad... but, perut...

thanks for sharing... esainya bagus...

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Petrus Suryadi (85030)    19 tahun yang lalu

 0 

Esai Foto yg luar biasa menyentuh bagi saya...
Saya sendiri pernah melihat mereka membelah batu yg cukup besar dan keras, tapi penghasilan mereka sangat minimal.
Apalagi kalo disalahkan karena merusak lingkungan :(

Terima Kasih Mas Feri sharing foto dan ceritanya....
(Jadi pengen buat esai foto juga...)

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Putra Djohan (12182)    19 tahun yang lalu

 0 

kak feri gak pernah istirahat mencari sesuatu untuk di sharing....

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Suryo Wibowo (25088)    19 tahun yang lalu

 0 

terimakasih banget kak feri utk sharingnya...
bener2 menyentuh dan bercerita...bikin terenyuh banget...kerja 20 ribu seharian...badan capek...makan nasi dan ikan asin...hmmm....

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Haryanto R (6495)    19 tahun yang lalu

 0 

wah kayanya, sekolah nya berhasil nih, thx for sharing Mas

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Igor F Firdauzi (185236)    19 tahun yang lalu

 0 

mantap BWnya mas Feri, fotonya ngganteng semua
terimakasih atas sharingnya
salam

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh: Hedi Priamajar (49168)    19 tahun yang lalu

 0 

Ma kasih untuk foto esai-nya Kak Feri. Cakep2 banget, saya suka sekali foto yg pertama dan yg siluet. Coba kalo ada foto serupa tapi skala-nya besar, lebih keliatan lagi kali yah dampak kerusakannya.

Re: Pelestarian Lingkungan pun Mengalah Demi Perut

Oleh:  Dhian Raharjo (11690)    19 tahun yang lalu

 0 

saya sendiri gak sanggup mengkonfrontasi langsung dilema tukang batu, pelestarian lingkungan dan perut, seperti yang disuguhkan mas Feri.

setidaknya kita diingatkan, mumpung belum terjebak dalam dilema seperti yang dialami saudara2 kita itu, mari rawat lingkungan di sekitar kita.

makasih sharingnya, Kak. fotonya memang tjakep2 banget.