Oleh: Widarto Rachbini (24647) 19 tahun yang lalu
Waktu ikut workshopnya Ferry Ardiyanto, menurutnya berdasarkan pengalamannya, makin kecil bukaan diafragma, makin tajam hasil fotonya. Karena itu, dia menyarankan agar lampu dimaksimalkan intensitasnya, untuk bisa mendapatkan bukaan diafragma yang sekecil-kecilnya. Dia sering pake f= 16 - 22. Tetapi, diskusi2 di forum yang saya baca di FN, ketajaman lensa sangat tergantung pada jenis dan merknya, tapi secara umum ketajaman lensa berada pada kisaran f = 8 -11. Saya agak bingung dengan dua pendapat yang berbeda ini. Bila kita ingin mendapatkan ketajaman lensa yang maksimum, yaitu di kisaran f=8-11 atau lebih, dengan cahaya apa adanya, acap kali kita akan mendapatkan speed yang rendah. Bahkan untuk kondisi cahaya yang sangat sedikit, maka kita harus menggunakan long exposure (lebih dari satu detik). Pertanyaannya, adakah hubungan antara speed dengan noise? Apakah makin lambat speed, akan menaikkan noise? Bila itu terjadi, bukankah berarti ketajaman yang didapatkan dengan memaksa f=8-11, akan dikompensasi oleh noise yang ditimbulkan akibat long exposure? Mohon para pakar urun rembug di sini untuk memberikan pencerahan. Terima kasih. Tabik….
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 19 tahun yang lalu
saya bukan pakar, tapi akan mencoba untuk menjawab soal speed dan noise.. kalau speed lambat, masalahnya adalah shake, alias getaran, nah ini juga bikin gak tajem. ketajaman lensa tidak melulu di f/8-f/11. atau kata teori classic, 2 stop diatas bukaan tertinggi, adalah bukaan maksimum (katanya) benar sekali tergantung kualitas lensa. misal kan, f/22 di lensa 50mm fix, dengan f/22 di lensa zoom vario sigma 28-300, pada 50mm, dengan iso/asa sama baik digital maupun analog, ketajamannya lebih tajam lensa 50mm denger denger sih, makin banyak elemen lensa, ketajaman makin berkurang, (IMHO) untuk tau lensa-lensa yg tajam dan baik, check di www.popularphotography.com
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 19 tahun yang lalu
mas Widarto, pake Ferry itu pake camera medium format kali bukan DSLR. setau saya kalo pake medium format di f 22 gitu sih super sharp, beda sama 35mm/ DSLR.
Oleh: P. Theodor Sudarja, THEO (2831) 19 tahun yang lalu
Dahulu Saya juga pernah menanyakan pertanyaan serupa… sekarang sebenarnya saya juga masih bertanya2… tapi saya akan mencoba berbagi… mohon bantuannya juga kepada yang lebih senior untuk membantu meluruskan…. Juga pernah baca referensi di How to select the sharpest aperture considering the effects of both depth-of-field and diffraction Sebelum membahas topik ini lebih lanjut, penting bagi kita untuk mempertegas topik bahasan:
oo gitu, tul, apalagi medium format lensanya kan besar, di kamera Sinar bisa dikejar sampe f/256 kalo gak salah :D btw mas, lensanya sendiri harganya..ampe $2000-$7000 hmm..gak kuat ah..:D :D
ok, ok tengkyu buat semuanya... :)
Oleh: Indi Soemardjan (7483) 19 tahun yang lalu
Whoa, Pak Widarto dan Pak Widarto pernah saling bertemu muka ndak? Laksana Thomson and Thompson? :) Nimbrung tanya: Apakah ketajaman optis ada hubungannya dengan "contrast" juga ?
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 19 tahun yang lalu
Kontras lebih dipengaruhi oleh film atau sensor, IMHO. BTW, koreksi dikit buat mas Theodor: lensa Canon EF itu menunjukkan bahwa dia bisa autofocus dan diperuntukkan bagi kamera seri EOS, pendahulunya adalah lensa FD yang full manual. Sedangkan inisial L menunjukkan bahwa lensa tersebut masuk dalam kelas Luxury. Jadi ada lensa EF kelas L dan ada pula lensa FD kelas L.
terimakasih atas koreksinya... :)
Oleh: Kristy Whanarahardja (2370) 19 tahun yang lalu
kayanya ada yg agak rancu antara makin tajam hasil foto (kualitas lensa) dan DOF/depth-of-field (bukaan diafragma). saya sih masih pemula, AFAIK dan CMIIW: "makin kecil bukaan diafragma, makin tajam hasil fotonya." : di sini ketajaman gambar berhubungan dgn bukaan diafragma dan ketajaman ruang/DOF (istilah lain bokeh). bukaan diafragma makin kecil (f/ besar), maka DOF (ruang dimana objek cukup tajam) akan makin besar, jadi foreground dan background akan makin tajam, biasa dipakai di landscape photography (misal f/22). kebalikan dgn portrait/macro photography dgn background yg biasanya out-of-focus/blur utk membuang gangguan, menggunakan bukaan diafragma besar (misal f/2.8). "secara umum ketajaman lensa berada pada kisaran f = 8 -11" : di sini ketajaman gambar berhubungan dgn kualitas lensa. ada juga yg menamai dgn "sweet spot", secara kasar dan teoritis sweet spot suatu lensa bisa ditentukan dari bukaan diafragma tengah2. misal lensa punya bukaan terbesar f/2.8 dan terkecil f/22, maka sweet spot (gambar paling tajam atau setidaknya tdk menghasilkan distorsi wide angle/tele) dihasilkan pada f/8-11 (tengah2nya). utk lensa lain, sweet spot mungkin berbeda, jadi tdk bisa disamaratakan pada f/8-11. "adakah hubungan antara speed dengan noise? Apakah makin lambat speed, akan menaikkan noise? " : dari test2 night photo menggunakan berbagai bukaan diafragma dan speed, long exposure bisa menghasilkan noise lebih banyak. semakin lama, sensor (pada kamera digital apapun) akan semakin "terbakar", apalagi ditambah dgn intensitas cahaya (lampu, matahari, etc) yg besar, getaran kamera, suhu udara panas. selain noise, di long exposure juga bisa menambah "hot pixel", dimana bagian tertentu sensor "gagal" menangkap/memproses objek/cahaya, akibatnya muncul titik2 RGB yg disebut "hot pixel".