Oleh: Alva F.P. Sondakh (9358) 20 tahun yang lalu
Alva F.P. Sondakh mempertanyakan Konsep.... Saya begitu terharu ketika membaca thread “Memotret, Haruskah Pakai konsep??”....kenapa?? pertama, karena member FN ternyata “berisi” semua....salut... kedua, karena member FN ternyata cuma bisa ngomong “konsep” tanpa tau konsep dari KONSEP tersebut (untuk mengurangi kekasaran seandainya saya mengatakan bahwa anda semua salah)....kasihan.... maafkan saya yang berpendapat demikian.... ini konsep saya tentang “KONSEP”... Konsep secara harafiah berarti (according to Oxford Advanced Learner Dict.) “Idea underlying a class of things; general notion”...Pengertian ini masih bisa juga diuraikan per katanya, tapi saya mengambil beberapa kata kunci yaitu “Idea”, “General Notion” Dari sini saya bisa menyatakan bahwa Konsep bersifat umum (general), abstrak...dan karena menunjuk pada “Idea” maka konsep ada dalam setiap Manusia (and i mean every human, fotografer atau bukan!!)....Konsep dilekatkan manusia pada setiap hal yang dihadapkan padanya (underlying a class of things)...ada konsep Individual, dan konsep Komunal yang terbentuk ketika ada persamaan konsep mengenai suatu hal.... Ketika anda berdiri di depan sebuah pemandangan alam...anda pasti sudah memiliki konsep atau akan memiliki konsep untuk mengatakan bahwa “Alam ini indah”, atau “Alam ini tidak indah” atau ketika anda berdiri di depan seorang Gadis (cause i’m a man)...anda akan berkonsep “Gadis ini cantik”, atau “Gadis ini tidak cantik”.... Ketika sudah ada persamaan – persamaan konsep seperti “Fotografi itu seni mengolah cahaya”, itu sudah menjadi konsep komunal...atau “Fotografi itu indah”, atau sejenisnya... Konsep itu sudah ada sejak kita kecil (terutama konsep Individual), dia terbentuk dari pengalaman – pengalaman inderawi kita terhadap alam...Konsep merupakan tanggapan kita terhadap alam.... Sedangkan konsep komunal berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan pemikiran manusia.... Sekarang ke Fotografi (atau seni pada umumnya).... Seni adalah salah satu cara manusia menuangkan apresiasinya terhadap alam atau pengabadian apresiasinya terhadap alam....Konsepnya mengenai alam diberi bentuk yang “real”....Seni Suara memakai medium yang mengeluarkan bunyi, Seni Lukis menuangkan alam di atas kanvas, Seni Gerak mengapresiasi alam lewat tubuh manusia sendiri....dan Fotografi menangkap alam dengan bantuan Cahaya.... Nah, Proses penuangan Konsep ini, atau pemberian bentuk terhadap Konsep disebut “KONSEPSI”.....according to Oxford Advanced Dict. “conceiving of an idea or plan, ide or plan that takes shape in the mind” (Pemberian bentuk sebuah ide atau rencana).... Disinilah letak kesalahannya, apa yang disebut KONSEP pada thread “Memotret, Haruskah pakai Konsep” harusnya disebut KONSEPSI..... Konsepsi adalah hal yang membedakan seorang seniman dengan seorang yang bukan seniman...termasuk yang fotografer dan yang bukan fotografer.... semua orang punya KONSEP, tetapi hanya seniman/fotografer yang memiliki kemampuan untuk berKONSEPSI....seniman memiliki kemampuan untuk memberi bentuk kepada Konsep yang ada padanya.... Pada hunting foto di pegunungan (misalnya), semua orang yang ikut pasti punya konsep tentang “Alam yang Indah”, “Pegunungan yang Indah”...Tapi hanya seorang seniman /fotografer sejati (yang terlatih atau memang bakat) yang bisa berKONSEPSI tentang “Alam yang indah” lewat karyanya (foto)...mungkin lewat komposisi, pengaturan cahaya, dan sebagainya.... Orang yang Konsepsinya sudah kuat, terlatih, bisa mengolah setiap Konsep menjadi karya yang “indah”....walaupun Konsep mengenai suatu keburukan... Namun, celakanya buat Fotografer (tidak seperti Seniman lainnya), yang dikejar hanyalah KONSEPSI....hanyalah proses pemberian bentuk pada Konsep....Fotografer kurang mempertanyakan KONSEP (dalam arti sebenarnya), kurang mempertanyakan ide – ide yang mendasari suatu hal, misalnya Konsep “Alam yang Indah”....Apa sebenarnya Alam yang indah? Apa sebenarnya indah itu? Apa sebenarnya Alam itu?.....Fotografer hanya mengembangkan/melatih kemampuan KONSEPSInya, bukan kemampuan berKONSEPnya.... Dengan kita melatih kemampuan berKONSEP, saya rasa kita akan menghasilkan karya – karya yang lebih berarti daripada karya – karya yang KONSEPSInya kuat....Iya kan? (anda harus berhati – hati dalam memahami KONSEP saya, ini berbeda dengan konsep yang dibicarakan dalam thread “Memotret, Haruskah pakai konsep”)(anda juga harus berhati – hati memahami pernyataan – pernyataan yang mungkin saling kontradiktif di tulisan di atas)... Comments are welcome.... Saya hanya ingin meneteskan setitik nila dalam sebelanga susu, tanpa ingin merusak rasa susu itu sendiri
Oleh: Erwin D. Nugroho (17383) 20 tahun yang lalu
Erwin Dd Nugroho menjawab: :p Terima kasih pidato Anda soal konsep, semoga saya termasuk yang berhati-hati memahami "konsep tentang konsep" yang Anda maksud. Btw, numpang tanya boleh? Apakah foto-foto yg Anda upload di gallery FN adalah hasil "berkonsep" yang Anda maksud di atas?
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 20 tahun yang lalu
konsep bagi saya adalah state of minds. harafiahnya baru dituang di atas kertas dan dibicarakan aslinya atao hardcopynya ada di kepala kita. secara singkat sebelum moto, lets talk to our self..baru moto.. dan jangan takut menjadi "beda" nietchze bilang, "aku ada karena aku berpikir", menurut saya nietchze benar, untuk outstanding kita harus unique, kalau tidak apa yg membedakan kita sama orang lain ? di fotografi, yah konseplah yg bicara apalagi fotografi commercial..IMHO sebelumnya, maklum anak baru kemaren sore :)
Oleh: Damon Rizki (9249) 20 tahun yang lalu
Bbrp minggu yang lalu, saya sambil minum red wine, makan kripik ngobrol sampai larut malam dengan salah satu maestro fotografi Indonesia di ruang keluarganya. Dia cuma bilang ke saya begini :" Mon, lu musti motret pake hati dan rasa, the rest of it lu serahin ke kamera" that's it kata beliau. Kata beliau lagi waktu kita mau pergi motret ga usah mikirin yang repot2, apa yang ada dipikiran kita ttg subjek yang akan kita potret, let's say, kita mao motret gunung..apa yang ada dipikiran kita ttg gunung, besar, indah, atau seram, mencekam...nah itu aja yang kita tuangin di karya kita. Kemudian saya katakan pada beliau..Kalo konspe saya belum sampe ke level itu, Kemudian beliau menjawab...fotografi itu jangan dibuat susah, jgn terlalu berpikir yang aneh2...cukup dengan hati dan rasa aja... Dan beliau sudah melakukan hal itu selama lebih ari 25 tahun...
Oleh: Nusantara Widyandaru, DaruDoanK (5949) 20 tahun yang lalu
Nusantara Widyandaru bertanya : Foto-foto anda memakai konsep apa konsepsi, mas ???
Oleh: Rudy Subagyo (8761) 20 tahun yang lalu
Oleh: Denny Stefano Taroreh, dentar (57444) 20 tahun yang lalu
kalu nyaku motret nda banya pake konsep, sob...... pokoke "biar foto yang bicara"......:)
Oleh: Herumanto Moektijono (15429) 20 tahun yang lalu
Thanks Alva untuk 'penjernihan'nya.....btw jadi agak takut nih upload...susah mikir konsepnya....... :((
Foto -foto saya??....saya lebih banyak melakukan perenungan terhadap KONSEP....ideas behind things....apa itu alam yang indah, apa itu yang indah, apa itu alam??...Dari situ muncul KONSEPSI, yang biasanya berbicara tentang estetika saja...komposisi, pencahayaan, etc.....Makanya foto - foto saya nda pernah menuai kritik sampai 100 Points....kasihan soal rasa...itu sebenarnya yang mau saya masukkan dalam tulisan di atas, tapi mungkin kelupaan.... Rasa, menurut saya, masuk dalam tataran Konsep....setiap manusia pasti memiliki Rasa akan sesuatu....Memang banyak yang bilang motret pake rasa aja, nda usah dibikin susah, itu benar....saya juga melakukan seperti itu....Tapi apakah kita sudah benar - benar me"rasa"kan?? saya kira tidak, kita belum benar - benar me"rasa"kan alam...kita hanya melihat alam dari sisi tertentu saja....kita belum mengeksplorasi alam sepenuhnya, untuk dituangkan dalam karya fotografi kita.... dan seperti yang saya duga sebelumnya, pasti akan ada yang bilang, motret nda banyak pake konsep (Hi Denny...Hehehe), "biar foto bicara"....memang "biar foto yang bicara", tapi gimana dia mau bicara jika tukang motretnya aja nda bisa bicara (berkonsep, maksud saya)...gimana bisa motret Pegunungan yang cantik, jika tukang motretnya aja nda tau Konsep Pegunungan yang Cantik, iya kan??....atau gimana fotonya bisa cantik, jika Konsepsinya tentang cantik tidak bisa dimunculkan....benerkan?? coba lihat topik yang saya tulis sebelumnya (Is this Photography (the series), atau POI of Photography), u'll see what i mean....Disitu ada samples of my photography, dengan Penggugatan terhadap KONSEP Keindahan should we worry about thinking or should we go out shooting and left our mind behind??? like a robot?? i dont wanna be like that....
i think u guys, should worry negotiating prices over our "conceptual photo" hahahhaa...cmoon lets take picture again :D
hehehehehehe... bagus bagus... maksud saya, adalah memotret dengan meninggalkan otak, tapi bukan seperti robot. Karena robot tidak punya 'rasa'.... Komentar saya sebelumnya karena saya tidak tahu, apakah anda hanya hendak meributkan soal definisi, atau memang ada sesuatu yang layak di bicarakan... Saya orangnya malas, saya jarang mau repot repot bikin konsep atau konsepsi. Kadang pake kontrasepsi pun malas... Saya bukan fotografer, saya hanya pengguna kamera. Fotografi hanyalah hobi. Satu yang saya suka di FN adalah sering ada foto yang bagus, dalam arti enak diliat (belum tentu sempurna secara teknis) dan saya merasa tertantang untuk memberikan kritik, tentunya setelah saya berusaha mencari arti foto tersebut. Mungkin lebih tepat, saya berusaha 'merasakan' sebuah foto. Kadang apa yang saya rasa sama dengan apa yang dirasakan oleh si pemotret, kadang berbeda sama sekali. Di dalam mengkomentari sebuah foto, saya berusaha sebaik mungkin untuk tidak menyinggung soal teknis. Saya selalu berusaha berbicara soal RASA yang saya alami ketika merasakan foto itu...itu ada alasannya.. Ketika saya mengambil foto, saya selalu berusaha untuk tidak berpikir soal teknis. Biasanya, saya melihat sesuatu, dan 'click' saya pengen memotret itu , tanpa tahu kenapa Saya biasanya membiarkan otak saya mencari keindahan yang tertangkap mata saya, dan saya membiarkan otak saya menterjemahkan keindahan itu ke kamera tanpa dipengaruhi oleh pikiran logis atau dogma dogma fotografi lainnya... Jadi, apakah saya left my mind ketika memotret ? In a way, yes... Lantas, apakah hasil foto saya berkonsep dan berkonsepsi ? waduh, saya tidak tahu, tapi yang jelas, saya enjoy pas mengambil foto, dan kadang enjoy juga melihat hasilnya(lha tidak selalu bagus sih...) ...BTW, anda bisa liat foto saya yang paling baru, itu contoh paling gres mengenai proses pengambilannya di sono..hasilnya ya begitu doang, yang komentar hanya 1 orang, tapi dia bisa mengerti maksud saya. It really made my day. Seriously.
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 20 tahun yang lalu
asyik nih bacanya saya....jadi nggak komen deh :)
Oleh: masbaz (39152) 20 tahun yang lalu
pembahasan yang menarik Alva, saya yakin pasti banyak yang bisa saya pelajari dari tulisanmu... sayangnya saya tidak cukup sabar untuk membacanya sampai habis :DKalo saya senengnya kok tabula rasa... membayangkan kalok misalnya saya bayi lahir jebret... gitu liat foto itu kira2 bagus ndak yaa? :-?
Oleh: Andy Sugiharto (54126) 20 tahun yang lalu
Nggak usah susah2 emang..kuncinya : banyak2 melihat karya yang bagus2, perluas wawasan, banyak2 nonton film (yang sinematografinya bagus) lama2 juga kamu punya segudang konsep yang tertanam dalam pikiranmu secara tidak sadar..dan akan langsung ' bekerja ' - berfungsi jadi library dan dapur begitu kamu motret..........itu kalo saya lho :)
mas andy sugiharto : sip pak! ikutan!
mazbas : Psychology 101 ? tapi bener juga sih..tak pikir pikir, kalo motrek nya ndak mikir, malah hasilnya (biasanya) lebih bagus (buat saya)
Oleh: Agan Harahap (77838) 20 tahun yang lalu
huhuhuhuhuhu...makin cinta dech sama fn....
eh...eh...iya, i'm right here... saya harus comment apa lagi, i already made my points....kalo udah mentok di RASA, saya nda bisa apa - apa lagi.... kasih comment yang panjang dong, supaya bisa ditanggapin...
Oleh: Alfred Pasifico Ginting (9513) 19 tahun yang lalu
saya sepakat dgn widarto, konsepsi itu menyatu dengan kepala dan hati. karya foto bagi saya adalah cara anda melihat dunia.
Oleh: Agung Trijatmiko (1718) 19 tahun yang lalu
Pemula ikutan yah... Menurut saya nih.. fotografi itu seni, seperti lukisan, seorang pelukis masing2 punya karakter berbeda dan itu BEBAS sesuka hati mereka, kadang/sering yg melihat karya seseorang bertanya "apa ya yg membuat lukisan ini bernilai tinggi? pdhl saya blg JELEK.." Begitu juga dg fotografi, bagi saya, saya adlh saya.. namun setiap karya saya merupakan hasil pemikiran saya pribadi, berdasar karakter pikiran pribadi, saya ingin seperti ini/itu, mgk orang lain tak suka, it's alright, not big deal.. Seorang Yanni (pemusik), waktu konser di Yunani, kabarnya dia blm bisa baca note balok, tapi dah bisa aransemen banyak lagu dan album, dan konsernya itu sgt dahsyat (saya suka..), dan dia bisa main musik.. lalu, di mana kekuatannya?? Artinya -> bagi saya konsep tdk perlu diperdebatkan "terlalu" detail secara arti kata.. karena, hati dan rasa yg akan berbicara seperti kata temannya bung Damon.. Namun, bagaimanapun, selain "konsep", seorang fotografer mutlak memahami dasar2 ilmunya terlebih dahulu... Mohon maaf jika ada yg krg berkenan... Salam..
Oleh: Arnanda Danuwidjaja, Danu (2650) 19 tahun yang lalu
wah pusing bacanya...#-o#-o#-ountuk lebih jelasnya silahkan klik Berkomunikasi Secara VisualB-)B-)B-)...sebab orang lebih cenderung menyukai melihat gambar dari pada membaca...pusing...:-:-:-