Orang yang baca ini saya asumsikan sudah pernah mendengar fotografi...(hahaha, whom i kidding, ini kan fotografer.net)....

seperti halnya karya seni yang lain, pasti fotografi punya objek dong... dan semua benda (matter) di dunia ini bisa dijadikan objek foto, iya kan...

tapi sayangnya (at least selama pengamatan saya di FN), objektitas foto masih dipandang dari satu sudut, dimana alam (nature) masih ingin ditarik masuk face-to-face dalam sebuah frame foto...maksudnya, antara alam dan fotografi penghalangnya hanyalah kamera...dan kayaknya itulah yang disebut objek yang "indah"...

tapi bagaimana kalau kita motret selembar Foto yang indah?? Masihkah dia disebut Objek yang "indah"?? Manakah objeknya...selembar foto yang kita potret, atau objek yang ada dalam selembar foto yang kita potret?? Seandainya foto ini dipotret berlapis - lapis, seperti foto bunga di bawah ini?? masihkah dia indah?? dimana objektifitasnya??

atau foto Portfolio saya...ketika antara alam menghadapi penghalang yang berlapis - lapis sebelum ia mencapai kamera?? masihkah dia indah?? dimana objektifitasnya??

o ya, dalam menanggapi topik ini ada baiknya kita melupakan sejenak tentang subjektifitas pengamat...karena selama kita menggunakan subjektifitas pengamat, semua foto akan kita anggap indah....

mari kita batasi diskusi ini pada objektifitas foto, ok...
mungkin kalau bisa diberi contoh objektifitas dan subjektifitas foto, akan saya beri contoh foto - foto di jembatan Pudong (kalau nda salah ngeja).... Objeknya sama, yaitu jembatan dan orang - orang yang menyeberanginya, tapi bisa dipresentasikan oleh berbagai macam subjektifitas..(hope u understand)

jadi sekali lagi mari kita batasi diskusi ini pada objektifitasnya, ok...

comments are most welcome... thx

ini selembar foto dalam salah satu lembar portfolio saya...

Mas gak ngerti saya, imho, kalo motret foto itu namanya repro

menurut gue ... bila masih ada obyek pendamping lain di luar dari si foto yg di foto itu .... bukan repro

Wah berat diskusinya...Kalo menurut saya selama foto itu dibuat sendiri apapun juga..dia itu tetap fotografi. Tapi disini saya melihat inkonsistensi anda, di atas anda menuliskan
" tapi bagaimana kalau kita motret selembar Foto yang indah?? Masihkah dia disebut Objek yang "indah"?? Manakah objeknya...selembar foto yang kita potret, atau objek yang ada dalam selembar foto yang kita potret?? Seandainya foto ini dipotret berlapis - lapis, seperti foto bunga di bawah ini?? masihkah dia indah?? dimana objektifitasnya Keindahan itu adalah sesuatu yang sangat subjektif...Semoga berkenan

Menurut pandangan saya, nilai keindahan dalam suatu foto ditentukan akan objek yang terekam di medianya (film ataupun ccd), apabila kemudian dilakukan pemotretan ulang ke objek yang merupakan sebuah foto pasti ini sebuah repro, dan pada kenyataannya repro tidak akan menghasilkan kwalitas prima seperti pengambilan gambar ke objek aslinya.
Dengan sendirinya penilaian bagus itu sudah akan tereliminasi oleh kwalitas gambar yang dihasilkan; Tapi maksud lain bila tujuan membuat framing dengan memotret berulang sebenarnya ini cara yang keliru, karena framing dapat dibuat tersendiri dengan objek yang original dari hasil pengambilan gambar langsung.

yang jelas saya sekarang lagi hobi kasih TD...:)

Maksudnya objek foto atau objektivitas foto??? (binun euy..) Kalau objek foto apapun bisa jadi objek foto, termasuk menjadikan sebuah foto tentang pemandangan yang indah sebagai objek foto. Ketika hasil foto ini dipresentasikan, ya tergantung lagi audience. Ketika kemudian orang melihat foto dan memberikan opini maupun nilai, masuklah semua muatan subjektivitas. "Masihkan dia disebut sebagai objek yang indah?" Mungkin ya, mungkin tidak. Analogi lainnya adalah menjadikan foto wajah seorang yang sangat "ugly" dan tidak sedap dipandang sebagai sebuah objek foto. Mungkin hasil foto (ttg wajah ugly ini) jadi bagus sekali, atau sebaliknya. Kita serahkan kepada setiap audience dengan segenap kemampuannya dan subjektivitasnya memberikan opini dan penilaian. So where is Mr Objectivity? HE is still out doing his own business in the objective world. HE will only come into the realm of photography when HE gets drunk. Just my two cents.

it's getting warmer...

memang kata indah ini adalah sesuatu yang subjektif...

makanya saya menempatkannya dalam tanda kutip..."indah" (objectively) disini mewakili alam (nature) yang menurut saya masih ditangkap face-to-face (apa adanya, walaupun sudah ada olah digital, and thousands of filters)....nature disini juga tidak hanya berarti landscape, etc... tapi semuanya yang mempunyai wujud (karena nda mungkin fotografi menangkap alam yang tak berwujud, iya kan)...

trus, mengenai objektifitas....dalam Oxford Advanced Learner Dict., Objective diartikan sebagai sesuatu yang nyata, berwujud, diluar alam pikiran....

nah, dalam foto bunga di atas, saya ingin mempertanyakan objektivitas ini... manakah yang objektif, bunganya..atau monitornya..atau foto bunga dalam monitor..atau foto mengenai sebuah foto dalam monitor...dengan kata lain manakah yang "indah"??

urusan dia indah (subjectively) atau tidak itu memang tergantung audience...tapi menurut saya subjektifitas ini (at least dalam FN) sudah menjadi sejenis objektifitas yang baru...rasa keindahan sudah memiliki "wujud"...indah sudah menjadi "ini" dan bukan "itu"...sebagai akibat pembentukan opini yg terus menerus tentang mana foto yang indah dan tidak...(hahaha, jgn tersinggung ya, buat yang sering kasih TD)...
dan akibatnya objektifitas sebuah foto sudah terbatas pada suatu jenis saja...

jadi, once again, gimana kalo kita motret selembar foto yang indah?? masihkah dia disebut Objek yang "indah"?? dimanakah letak ke"indah"annya...

PS : inkosisten?? hahaha, supaya diskusi ini hangat aja...lagian konsistensi menunjukkan ketakutan akan hal "lain"...

hik..i'm mr....hik...objectivity...hik...give me...hik...more

yang jelas...kok keindahanya sirna, cenderung ke art project...menurutku lho

mas Alva, anda melemparkan pertanyaan yang sangat subjektif jawabnya. Object di sini bisa kita lihat dalam tataran art, sebagai suatu wujud yang diekspresikan keindahannya oleh cita rasa si seniman. Atau dalam tataran teknis, misalnya dalam object-oriented programming (OOP) dimana objek atau antarmuka menjadi unsur dominan pembentuk interaksi manusia dan program.

Jawaban dari pertanyaan anda tergantung apakah anda ingin melihat foto anda sebagai photography art atau hanya art saja? Sebagai photography art, kita harus hormat kepada medium yang telah dipilih. Ada batasan2 yang disajikan fotografi yang memaksa kita untuk mengolah citarasa kita di dalam batasan2 tersebut. Sebagai art, anda diberi kebebasan untuk menentukan sendiri medium tempat anda mengekspresikan citarasa anda.

Apakah monitornya yang indah, atau bunganya? Dalam photography art, gambar bunga yang ditampilkan di dalam monitor tentu mengalami penurunan kualitas gambar dibanding jika bunga itu anda potret secara langsung. Belum lagi jika kita bicara kualitas emosional. Jika penurunan kualitas itu anda sadari, dan memang anda manfaatkan dalam konsep anda, maka akan saya katakan baik bunga maupun monitornya indah

Namun, sering kita jumpai di FN banyak fotografer yang berusaha mencitrakan keindahan 'bunga' tadi dalam wujud sesungguhnya, tapi dia mencitrakannya melalui media lain. Penurunan kualitas visual dan kualitas emosional dari media yang berulang itulah mengapa saya pribadi merasa keberatan untuk mengakui foto repro sebagai sebuah karya seni.

Semoga berkenan

wah kok threadnya gak laku ya... padahal diskusinya menarik :(

Saya baca komentar dari kak masbaz aja....ayo dunk kak...cipratin ilmunya... ;;)

i'm very sorry... sekian lama saya menghilang....got some projects musti ditanganin... i'm an architect by profession, and an art philosopher by life...hehehe

masbaz : tulisan anda sangat baik...anda melihat objektifitas fotografi dari dua sudut pandang...photography art dan art...
masalahnya adalah penghormatan terhadap batasan - batasan medium (kamera??) fotografi...apakah kita memang sengaja dibatasi oleh kamera, atau kita sendiri yang membatasi diri kita sendiri?? bukankah kamera itu mempunyai banyak sekali variasi - variasi teknis yang mungkin dalam 10 tahun tidak akan habis kombinasinya??...

hanya kita saja yang membatasi diri kita dalam melihat objektifitas alam... subjektifitas (citarasa) kita terbentuk oleh opini - opini terbentuk (seperti yang sudah saya tulis sebelumnya) tentang mana yang indah dan buruk...

memang kualitas emosional kita dalam memahami keindahan tergantung dari lingkungan sekitar kita...
namun kita sering melupakan bahwa keindahan - keindahan itu muncul bersama dengan "keburukan - keburukan", terutama pada seni visual (visual art)....Point of Interest muncul karena ada Point of Uninterest...dalam kata lain objek yang indah, muncul bersama dengan objek - objek yang tidak indah....
kita juga sering melihat secara hirarkial, yang indah selalu lebih dari yang tidak indah....itu tidak salah, tapi seandainya saja cara pandang itu kita balik, yang indah berada di bawah tingkatannya dari yang tidak indah (the most extrem thought)... atau setidaknya yang indah sama tingkatannya dengan yang tidak indah... maka saya percaya, objektifitas fotografi akan lebih semarak, dan sendirinya akan melatih subjektifitas2 baru

kualitas visual....siapa yang menentukan kualitas visual?? subektifitas kita bukan?? dan seperti kata saya, subjektiftas kita hanyalah dibentuk oleh opini - opini...and i don't like it...banyak sekali kemungkinan "kualitas" visual di luar sana untuk diekspos...

(kalo tulisan saya ini agak melenceng dari tulisan pertama, anggap saja ini pengembangan dari tulisan sebelumnya, ok)

sebagai photography art or art ?? hmmm..emang ada photography art?? kalo saya sih, mungkin lebih baik disebut art in photographical form...hehehe

PS : iya nih, kok threadnya sepi, takut kasih komentar ya...ayo dong, yang setuju kasih komentarnya...apalagi yang nda setuju...yang kasih pemikiran baru juga ok (selama berkaitan)...
yang master - master FN (point 5 digit ke atas), kasih dong komentarnya...buktikan 5 digitnya...