Oleh: David Wirawan (2585) 20 tahun yang lalu
Salam Kenal... Ini saya sharingkan perjalanan Ke Malaka. Salah satu tempat yg kental sejarahnya di Asia Tenggara. Dari Kuala Lumpus bisa ditempuh dengan Bus, Cari aja Bus Transnational harga 8 RM sekitar 20 ribu, dengan waktu 1,5 jam. Hotel, kalau tertarik dengan sejarah, dan saya rasa ini cukup bagus untuk ditempati, coba saja Hotel Puri dan Hotel BabaHouse, yang terletak di jalan Tun Tan Cheng Lok. Bersebelahan dengan jalan Jonker Street yang terkenal dengan pasar malamnya. Harga Hotel Puri 110 RM per malam, sedangkan BabaHouse itu dari 55-85 RM. Kedua tempat ini dekat sekali dengan tempat sejarah. Jadi kalau mau keliling tinggal jalan aja. Atau menggunakan Trishaw. Jangan lupa untuk menikmati Chinnese Rice Ball, unik karena berbentuk bola, dan pasar malam yang enak dikunjungi. Saya sharingkan beberapa foto yang saya ambil yang menjadi simbol malaka. Foto-foto ini dalam scala besar bisa dilihat di web: David Wirawan Semoga berkenan Foto dibawah ini Adalah A'Fomosa. Benteng Portugis dibangun 1511 The hallmark of Malaka. Bilt in 1511 by portugesse as a fortress it sustained severe structural damage during the Dutch invasion. The Dutch had set to destroy it but timely intervention by Sir Stamford Raffles in 1808 saved what remains of A'Famosa today
Christ Church. Lokasinya sekitar 10 menit jalan kaki dari Babahouse hotel, dan ini bisa dibilang centralnya utk berpergian keliling kota malaka. Disebalahnya kirinya gedung post office dan sebelah kanannya Stadhuys (1650) Built in 1753. The church is testimony to Dutch architectural ingenuity. Take a note of the church's handmade pews, cailing beams constructed without joins, Brass Bibile, tombstone written in american and 'Last Supper' in glassed tiles.
Didepan Chist Church itu ada Clock Tower. Jam asli sudah dimasukkan ke dalam museum, Jam yang di display ini pemberian dari seorang Jepang. Built in 1886 in honour of a successful Chinese merchant named Tan Beng Swee. Located in Town Square.
Dari Babahouse sekitar 7 menit, lewat jalan Jonker Street, akan sampai ke Merjid tertua disini. One of the oldest mosque in the country with Sumatran architectural features. Instead of a conventional dome, a three-tier roof rising like a pyramid is in place. A minaret peculiar in shape from a typical moorish style. Is structured like Pagoda, potraying a mixture of East-West architectural influence
Dari Town Square, melalui Stadthuys, teruskan ke atas melalui tangga, naik terus melalui bangunan museum, sampai ke bukit, dikenal dengan St.Paul Hills. St.Paul Church. Reruntuhan Gereja Katolik yang tertua ini hanyalah sebuah Chappel saja yang dibina pada tahun 1521 oleh seorang kapten Portugis, Duarto Coelho.Chappel ini ditahbiskan kepada Mary diberi nama 'Nosa Senhora - Our Lady on the hill'. Fr.Francis Xavier melawat gereja ini pada tahun 1545-1553, Jasad beliau dimakamkan disini dan kemudianb dipindahkan ke Goa India. Pada tahun 1548 Chappel ini diserahkan kepada Society of Jesus. Pada tahun 1556 dibuat tingkat dan dikenal dengan gereja 'Annunciation'. Pada 1590 Dibangun sebuah menara dibagian belakangnya untuk meninjau musuh. Saat Belanda menakluki Malaka 1641, mereka telah menukar ibadat katolik ke protestan. Namanya pun menjadi St.Paul. Pada tahun 1753, Belanda membangun Gereja St.Christ, semenjak ini gereja ini tidak digunakan lagi. Pada pemerintahan Inggris 1810-1811, gereja ini digunakan sebagai penyimpan peluru untuk menyerang Jawa. Namanya diganti menjadi Bukit Gereja karena didirikan tiang bendera disini.
Dari Atas bukit, turun ke arah yang berlawanan dengan arah naik, maka akan tiba ke tempat yang dikenal dengan portugese square. Disini terdapat Tempat Kesultanan, Memorial Independent dan juga A'Formosa. Malaka Sultanate Palace Built based on the description and reference to the palace in 'Sejarah Melayu'. The wooden replica house the Cultural Museum of Malaka. Situated at the foot of St. Paul's Hill. It is the only Malay palace from Malaka's glorious past built with such detail and refinement.
Independence Memorial, built in 1912
St.Petrus Church. Untuk kesini lumayan jauh, jalan kaki kira kira 20 menit dari Town Square. Built in 1710 during the Dutch occupation in Melaka. It is the oldest Roman Catholic church in Malaysia and it was built on a piece of land donated by a Dutch gentelman, Maryber Franz Amboer. Its facade and decor has a combination of Eastern and Western architecture. One of its bells was cast in Goa in 1608.
Ini Salah satu tipikal rumah rumah di Malaka. Dengan pengaruh Chinnese style.
Sekian sekilas perjalanannya. Semoga berkenan. Kamera yang saya gunakan Canon EOS 300D. Jalan di kotanya sempit sempit sehingga rumah saling berjejeran.
Oleh: Christian Gunawan (3952) 20 tahun yang lalu
wow ... thanks for sharing foto2nya tajam dan langitnya cukup dahsyat great job, keep sharing yah ...
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Terimakasih atas sharingnya. Di alun-alun masih ada foto bersama iguana dan ular sanca enggak? :D
Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 20 tahun yang lalu
Wah,... thx ya .... jadi serasa bisa ikut jalan - jalan
Oleh: Ucok P. Harahap (40158) 20 tahun yang lalu
Bagaimana dengan cuacanya ? Kapan enaknya kesana ?
Alun alunnya masih ada bung Yudith. Tuh uler masih sehat sehat kok ama Iguananya kasihan diem aja :P Bung Ucok, cuacanya, saya 3 hari saja weekend disana, cuacanya sama kayak Jakarta, panas, sedih juga karena paginya rada mendung, dan sorenya mendung, jadinya moment pencahayaan mataharinya kurang. Kalau kapan enaknya kesana, saya rasa sih kapan aja, kalau ke Kuala Lumpur sempatin aja kesana, sehari cukup lah buat keliling kotanya. Banyak sejarah disana, saya juga baru mau masukin lagi foto-fotonya. Dan juga bisa keliling melalui boat, ada juga foto disungainya.. yah sama kayak di jakarta kotor juga, kayak daerah glodok gitu loh. Makanan yang perlu dicoba sih coba restoran peranakan, itu famous, dan juga enak enak, kalau saya bisa bilang, tinggal di Hotel Puri atau Babahouse, itu saling berseberangan, dan boleh menunjungi dalamnya hotel buat liat sejarahnya dan foto foto, mereka welcome kok. Saya ngak bawa Tripod, jadi malam susah juga, sehingga banyak yg blur. Foto lainnya saya share di website saya. Terima kasih yah, ntar saya lanjutkan perjalanan lagi hehehe...
Oleh: Yusuf Paulus (31587) 20 tahun yang lalu
Thx 4 sharing. Ucok, kapan kita ke Malaka?
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 20 tahun yang lalu
Jadi lebih bersemangat mau ke Malaka... September, Oktober, November... ada yang berminat mau join ke Malaka? Sebenarnya sudah berencana sejak beberapa waktu yang lalu bersama Ruel Tafalla hendak ke Malaka.
Letjen, kita naik Air Asia. Kita tunjuk aja Komandannya, yaitu Bang Ucok. Waktunya 10 - 13 september 04, tgl 12 ada libur Isra Miraj Gimana?
Mas David : Thanks Infonya Letjen : Seru juga nih berangkat rame-rame. Pak YP : September tanggal segitu ada acara kantor di Bali. Libur lebaran juga gak bisa dipake, jatah orang rumah. Paling memungkinkan awal Oktober (cuti 2 hari).
Diskusinya dipindah ke Forum - Hunting, gimana Pak Komandan? Biar lebih terfokus... Pembicaraan jadi lebih hot nih
Wah kalau tau pada mau ke Malaka, aku undur waktu itu jadi barengan, pingin dapat pengalaman hunting bareng :) sekalian belajar, soalnya baru belajar... Bung Krisupa, Mas Ucok dll, kalau perlu info email aja, aku masih di Penang sampai September.
Ucok dan YP: Berarti habis dari Malaka, mampir Penang terus sebelum pulang hunting sebentar di KL gimana? :D :-?
Letjen, kalo ke Malaka, Penang dan KL, termasuk perjlanan bisa sepuluh hari. Ampun deh, selain gak bisa cuti terlalu lama untuk nego dengan orang rumahnya gak sanggup, he he he
Diskusi mengenai rencana hunting ke Malaka kita lanjutkan disini saja ya.