Oleh: Anna Pombo (723) 20 tahun yang lalu
Dear FN-ners minggu yang lalu saya dapat tawaran dari bos untuk ikut dalam proyek foto udara untuk suatu taman nasional. tentu saja tawaran ini nggak mungkin saya lewatkan, meskipun saya nggak punya pengalaman untuk foto udara. sebenarnya proyek tersebut akan dilaksankan minggu yang lalu, tapi berhubung masalah birokrasi akhirnya kegiatan tersebut diundur. kesempatan ini saya gunakan untuk minta ilmu dari fn-ners kalau bisa saya pengen teman2 sharing kira2 apa saja yang bisa saya dapatkan dalam sesi pemotretan ini selain foto2 untuk taman nasional tersebut.(kalau bisa tekhnik juga sekalian he 3x maaf, minta ilmunya nggak tanggung-tanggung). btw, kita akan menyewa pesawat selama kurang lebih 3-4 jam dan menggunakan beberapa jenis kamera baik digital maupun non-digital yang bisa saya gunakan kapan saja. ok, tanggapan dan ilmu teman2 sangat saya nantikan. thanks a lots
Oleh: david hermandy (3403) 20 tahun yang lalu
Yang saya tahu teori untuk pemotretan dari udara, speed minimal 1/500 sec.
Oleh: Wicak Soegijoko (1560) 20 tahun yang lalu
david: tergantung kecepatan pesawatnya. :D kalau pake helicopter, dan melayang diatas suatu obyek... bisa lebih pelan... he hehe anna: wow, kesmpatan bagus tuh!! gua belum pernah, tapi ya most likely spt kata david, high speed, high asa, DOF gede juga... di share ya hasil fotonya... wicak
Oleh: Yadi Yasin (116383) 20 tahun yang lalu
Kalau menurut saya, yg pasti harus adalah high speed, bahkan di 1000 keatas apa lagi kalau udara/cuaca terang, tidak peduli anda pakai helicopter atau pesawat, krn walau pakai helicopter-pun dgn hovering, cenderung akan mempunyai getaran yg lebih tinggi, dan cenderung melakukan yaw. ASA justru jangan yg high, pilih 100 atau max 200 supaya hasil tetap tajam.
Wicak, 1/500 itu minimal untuk mengantisipasi getaran pesawat, kalo bisa lebih tinggi memang lebih baik
Rencananya kita sewa pesawat dari SMAC untuk muatan sekitar 12 orang. Anyway, thanks buat ilmunya akan saya coba. Mudah2an dapat nice capture yang bisa di share biar ketahuan ilmunya kepake.
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Kalau motretnya siang bolong atau lewat awan jangan lupa bawa filter CPL buat ngurangi intensitas cahaya dan nembus kabut. Hati2 saat mengganti roll film, goncangan pesawat yang tiba-tiba bisa membuat roll film menggelinding entah ke mana :) Kalau pakai digital, bisa bawa memory card yang gede sekalian biar gak usah ganti2 kartu. Isi penuh batere dan cek lagi levelnya sebelum berangkat. Semoga sukses, jangan lupa share di sini hasilnya ya...
Oleh: P L Wisnoe Marmanto (600) 20 tahun yang lalu
Pengalaman saya untuk aerial photography, kalo bisa jangan pake pesawat, karena kecepatannya kencang. Helicopter yang cukup baik jenis Bell Jet ranger, bisa hovering (terbang ditempat) dan getarannya tidak terlalu keras, tapi biasanya harga sewa mahal. Kalau mau yang getaran rendah pake heli Robinson, lebih rendah (getaran dan ongkos) dari jetranger tapi tidak bisa hovering. Idealnya untuk terbang, yang paling rendah getarannya pakai Paralayang bermotor atau pesawat ultra light. Pada ketinggian tertentu, mesin bisa dimatikan dan ini berarti getaran berkurang banyak. Namun kelemahan terbesar adalah ruang gerak dan simpan barang terbatas sekali. Sangat sulit mengganti film/lensa di udara. Untuk film idealnya ISO 200 ke bawah, speed minimal 1/500, kecuali punya Gyrostabilizer (sudah mahal, susah pula nyarinya :P), jika pakai alat ini bisa turun ke 1/60. Diafragma ideal di diafragma tengah. Sebaiknya dilakukan saat udara cerah, jadi resep matahari condong (pagi/sore) jangan dipakai, sering susah dapet speed 1/500-nya. Terus pakai filter polariser juga untuk menghilangkan efek haze yang kadang-kadang timbul. O ya, jangan lupa pake harness untuk keamanan diri karena jendela/pintu di lepas, dan tertib di ruang pesawat/helikopter. Awas, barang-barang bisa mental ke luar. Segini aja dulu.
Satu yang susah en nggak bisa diatur, tutupan awan. Maunya sih nggak ada, gimana cara menyiasatinya :-? Masukan teman2 akan sy diskusikan dengan babe, biar nggak bego2 amir...:-$
Kalau awannya tipis/halus seperti kabut dan cahaya matahari masih bisa tembus bisa diatasi pakai filter CPL. Kalau tebal ya turunkan pesawatnya ke bawah awan :)
Oleh: Indi Soemardjan (7483) 20 tahun yang lalu
tapi ntar kalau terbangnya terlalu rendah bisa nggak dapet foto macem2 dong ya? mau terbang setinggi apa kah? ikutan dong
Oleh: Valentinus Sujono, Gaban (462) 20 tahun yang lalu
setuju dgn mas yudhi.. CPL jgn ketinggalan.. penting banget tuh.. dan jgn lupa baca peta dulu sebelum mengudara.. previsualisasi dulu.. supaya bisa memprediksi posisi duduk dan posisi objek yg mau di photo.. :D gak lucu kan.. :p pada saat mo motret di udara bingung letak objeknya disebelah mana.. hehehe.. :D
Kalo untuk awan, saran saya, pake pawang aja :D
Ada yang bersedia jadi pawang nggak? benar, kita udah coba untuk simulasi proses pengambilan gambarnya dgn bantuan peta tentunya. Ada sedikit kebingungan, mengingat kami harus mendata beberapa info yang berkaitan dengan lokasi setiap foto: titik coordinat, waktu, cuaca etc. Nah, sambil foto kayaknya agak sulit untuk mengumpulkan semua info tersebut. Gimana caranya ya? Thx for *-:)
usul Anna: bawa GPS, pada saat bersamaan dgn anda memotret ke bumi, ada teman yg motret GPS. tapi kalau bisa disynch... kalau di catet mungkin kelamaan. mustinya ada sih software yg bisa nyatetin GPSnya pas foto, tapi jadi tergantung sama kamera anda, ada pencatat datanya nggak. kalau nikon yg F/N90 rasanya bisa disambung ke serial port, dan GPS juga bisa disambung ke serial. tinggal bikin software utk memadani data tsb. atau usul lain, GPS itu kan bisa disambung ke PC, dan pada log data NMEA (bener gak sih ?) ada time stampnya. nah itu kalau di kamera anda ada pencatat waktunya, bisa dapet kan lokasi nya? maap kalau ngawir, CMIIW salam, wicak
Kalau pakai kamera digital dengan kapasitas memori (CF, SD card, dll) yang cukup besar sih tinggal jepret obyeknya lalu buru2 jepret layar GPS nya :D
Iya Mas Wicak benar, nggak kepikiran padahal saya selalu bekerja dengan GPS jadi bisa langsung transfer data ke PC. Mudah2an nggak ada gangguan satelit jadi GPS bisa kerja bagus. Soal kamera saya belum sempat cek, jenis apa saja yang akan kami gunakan tapi at least ada sekitar 6 buah digital and film. Makin nggak sabar nih, pingin praktek. Thx infonya ya
IMHO: Wah kalo emang masih pake pesawatnya SMAC, sulit lho nentuin kordinatnya. Soalnya gps perlu waktu untuk komunikasi dengan satelit bukan? Meski kita buru2 motret layar atau nyatet, tetap aja posisi sudah bergeser. Kayaknya mending maksa bosnya mba' untuk sewa helikopter aja? Kalo yang mau ikut banyak, ya sewa helikopter jenis Puma dari Pelita atau TNI AU, karena hoveringnya bisa lama, gps punya waktu untuk komunikasi dengan satelit, atau malah mungkin kordinatnya bisa langsung nyatet dari kokpit.