Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 20 tahun yang lalu
Berikut ini dikutipkan penjelasan mengenai Tema Foto "Self Portrait" yang selengkapnya bisa dibaca di sini. Foto di Tema Foto "Self Portrait" ini hendaknya menampilkan personifikasi diri Anda. Manfaatkan tema ini seluas-luasnya untuk mengeksplorasi diri dan berekspresi sekreatif mungkin. Mari dibahas bersama di sini, untuk bertukar ide dan gagasan. Tak kalah penting, bertukar link referensi mengenai self portrait.
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Saya pernah lihat foto-foto selfportrait John Copland atau R. Mapplethorpe, mereka enggak cuma menampilkan wajahnya aja. Selain wajah, mereka menampilkan hanya tangan, kaki dan unsur anggota tubuh lainnya. Apa konsep dan tema selfportrait di sini boleh menampilkan foto-foto seperti itu? :-?
Oleh: Budiarto Gondowijoyo (14643) 20 tahun yang lalu
Boleh nggak kirim self portrait berbentuk bayangan diri di tanah,air? .
D Setiadi dan Budiarto G: Boleh
Oleh: Nina Marzoeki (27061) 20 tahun yang lalu
moto diri sendiri... belon pernah tuh... akan dicoba... :)
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 20 tahun yang lalu
asyik...asyik....bikin foto syur lagi aahh :-"....:D
Oleh: Heri C., Winale (5653) 20 tahun yang lalu
<comment erased> :)
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Dari jenis sepatunya saya bisa nebak-nebak personality kak Herry Normandy :D
Oleh: Harlim (146795) 20 tahun yang lalu
Menurut saya sebagai seorang peminat photographic / hobby , saya melihat banyak fotograper berbakat di FN dan selalu kosisten dg hasilnya baik itu sebagai profesinya atau hobby, sehingga menbuat saya penasaran hasil karya bagus begini sapa sih yg buat, Sehingga memancing saya utk liat ke folder masing2, tetapi yg saya temukan No thing, sehingga saat saya bergabung pun saya tidak memasang foto saya. Coba kita lihat hampir semua peseni rupa apapun pasti akan menbuat self portrait dalam hasil karyanya. Cobalah kita gunakan kesempatan ini tunjukan wajah anda jika itu kreatif, janganlah anda takut dg foto wajah anda sendiri dg hanya menperlihatkan tangan, kaki atau bayangan anda. Maaf jika ada yg tersinggung.
Oleh: Oki Susanti (12694) 20 tahun yang lalu
saya ngga bisa bikin self-portrait seluruh badan :( soalnya itu berarti saya harus lari jauh berkali2... :D Kak Harlim: emangnya kenapa kalo seniman ngga bikin potret diri? kalopun mereka bikin, emang tabu kalo mukanya ngga keliatan jelas? ini kan bukan forum cari jodoh ;) :D :D saya liat sih kecenderungan di FN emang kalo ada foto yang hanya memperlihatkan sebagian dari badan modelnya, entah dicrop ato digelapin, biasanya dikomentarin model2 gini "sayang ...-nya kurang jelas, kalo jelas, pasti lebih bagus IMO..." itulah, sukanya yang vulgar-vulgar... :D :D
Nah Nina saat saya masuk ke folder galery kamu saya menlihat wajah kamu, minimal saya melihat anak muda yg kreatif tapi kadang kurang pede dg karya kamu :) maaf yah sok menilai ;) tapi maaf sekali lagi saya tidak akan comment cakap atau tidak, tema ini sangat bermanfaat jika kamu memotret anak kecil atau orang yang suka grogi kalau diberhadapan camera maka yg cara ini bisa di terapkan, ini saya alami anak saya yg paling besar saat umur 1-3 fotogenic tetapi saat umur 4-5 thn sekarang ini suka menbuat mimik atau style yg kurang enak, cara saya adalah menggunakan cable release atau infra red, dimana anak saya ajak main atau bicara, area focus saya arahkan sekitar kami bermain dan lensa yg paling enak 50 mm, tripod, ai servo, jadi kita ngak usah menunggu trus di depan kamera.
Pak Halim menyindir (banyak orang), yang kena sindir adalah Nina (seorang). Jadilah mereka saling kata berjawab. :)) Begini teman-teman. Caileeeh! Gayaku 'ding! Konon, menurut sahibul hikayat, kalau itu menyangkut foto diri (atau orang lain) yang dituntut adalah bagaimana sang fotografer bisa mengungkapkan apa yang mereka namakan personality, kepribadian, karakter, perwatakan, dan atau ...yah kira-kira semacam itulah. Terserah yang difoto boleh foto diri atau anak tetangga yang anda culik! Nggak ada yang perduli...kecuali pak polisi! :) Saya tidak bermaksud membela pak Halim, tapi memang sekarang ini saya ada di pihak pak Halim (Elo Nina, jangan cemberut gitu dong!). Bahwa kadang memang datang ke benak saya, alasan apa sih mengapa begitu banyak seorang fotografer hanya dan hanya bisa memotret lewat kesamar-samaran apakah itu foto dirinya atau foto orang lain? Jangan bilang pertanyaan ini tidak wajar, pertanyaan in saya kira masuk kategori wajar. Sebab andai saya juga mengira pertanyaan ini tidak wajar, tidak perlu saya bertanya seperti ini. :) Dalam konteks tetek-bengek personality dari foto diri tadi, itulah maka timbul kesimpulan pak Halim mengapa Nina kok banyak menampilkan "jinak-jinak" merpati dirinya. (Hati2! Saya menulis itu kata pakai tanda petik!). Sekarang, dengarlah Nina. Saya ada di pihakmu. (Kita lawan pak Halim yah? Cup..cup jangan cemberut begitu dong... !). Tapi tunggu dulu, tiba-tiba saja kamu menyentil soal forum cari jodoh. Ada apa gerangan? Apa yang kamu pikirkan sehingga bisa pada penafsiran begini? Apa kira2 kalau orang yang nampangin mukanya itu berarti moment sambilan "memperkenalkan" diri? Apa ukurannya kalau kamu berpraduga ke arah situ? Atau karena takut terlanjur dikira seperti itukah mengapa kamu selalu menampilkan wajah dari utuh ke separuh dan akhirnya seekor hewan piaraan? Uphs...! Saya kira saya mengerti sekarang seberapa jauh perasaan halusmu itu. :) Saya kira Nina kamu benar. Ada banyak gaya penampilan diri, misalnya dengan tidak tampil secara keseluruhan yang menurutmu kalau begini berarti sudah vulgar. (Saya jadi mikir, bisakah semua foto diri yang jelas menampakkan muka masuk vulgar?). Dan masih juga menggantung pertanyaan, apa vulgar itu cuma pada foto wajah wanita? Nina, ketika kamu punya selera yg jauh dengan orang lain kamu sudah di posisi yang benar. Sama halnya orang lain memiliki cita rasa mereka sendiri pada fotografi. Inilah yang kemarin2 itu kita sebut subjektivitas. Demikian banyak cara orang memandang sebuah karya, adalah mustahil menyamakan persepsi. Mempersempit jurang perbedaan masih mungkin, tapi menyatukan sama sekali dari dua kutup adalah hil yang mustahal. Kita kumpul2 di sini karena kita beragam dan saling berbeda. Terus terang, bagi saya kalau kita semua adalah sama (style Nina dan gaya saya 100 % sama, misal) tentulah semua akan segera membuat kita bosan dan jenuh. Tidak ada variasi....jenuh dan semuanya berakhir pada kehampaan. So, Nin...kapan kamu motret self portrait yang vulgar? Saya tunggu yah? :)) Soalnya saya masih nggak tahu apa itu self portrait...
Oleh: Yoni Tan (13785) 20 tahun yang lalu
Pak Herry, sorry nih penasaran aja ama maksud Bapak yang soal "jinak-jinak" merpati karena kita nggak ngerti dengan yang model2 tanda petik itu. Tentang cari jodoh, tolong dibaca lebih jelas donk. Bahwa yang dikritik itu khan orang yang melakukan kritik atas foto2 yang tidak menampilkan semuanya secara jelas / dicropping / diolah digital. Kalau biro jodoh baru butuh yang jelas karena prioritas pertama khan liat tampangnya, bukan artistiknya suatu foto. Terus terang saya nggak ngerti maksud pembicaraannya kemana karena menjurus ke individu tertentu. Tolong penjelasannya. Makasih sebelumnya.
Wah...bung Tan, saya bisa didamprat sama N nih! #-o Soal isi dalam tanda petik itu, maaf saya tidak ingin mengekpos apa yang menjadi pemahaman saya sendiri, makanya para pembaca silahkan mengartikannya dengan persepsi masing2. Itulah sebabnya, saya wanti-wanti jangan salah kaprah dengan apa yg ada pada tanda petik itu. Sewaktu N menulis, "...ini 'kan bukan forum cari jodoh?" mendatangkan pertanyaan bagi saya, memangnya siapa yang pernah berkata forum di sini adalah forum cari jodoh? Lebih spesifiknya, mengapa N dlm hal selera self potret masing2 orang diasosiasikan dengan jodoh? Saya kira, wajar saja orang yang membaca tulisan/komen seperti itu bertanya, emangnya ada apa? Siapa yang pernah berkata? Atau N keceplosan menulis demikian? Pertanyaan2 saya semua itu lebih merupakan keheranan saya daripada maksud memojokkan N. Sebab konteks kita adalah diskusi dengan tema self portrait lewat cara apa yg kita pahami. Bung Tan, kalau anda cermat membaca tulisan saya di atas, sebetulnya saya sedang menggabungkan beberapa theme isi pembicaraan. Ada yang menyangkut keheranan saya dengan pendapat yang dipunyai nona N. Ada yang menyangkut persepsi saya soal self portrait. Ada penceritaan keadaan di mana di tengah2 kita sharing di sini, setiap orang bisa berbeda pemahaman dan jalan pikiran atau selera foto. Tulisan saya di atas bisa juga dikatakan bersifat mengajak kita semua untuk sadar bahwa sangat tidak bijaksana untuk menghakimi selera orang lain dan atau tidak memandang rendah cara orang menilai sebuah foto. Dengan kata lain, tulisan saya itu punya sisi kritik terhadap tulisan sebelumnya. Apakah pantas kalau saya - misalkan - cuma suka foto jenis abstrak lalu bicara pada orang yang mengomentari foto saya dengan berkata, "Ah kalian sih cuma suka foto gadis telanjang! Mana ngerti foto abstrak?!" Walau brangkali kenyataannya bisa saja begitu, yah gimana ya ... saya sekali lagi mau bilang, kita tidak bisa memaksakan agar orang selalu mengerti dan sejalan dengan selera kita. Bung Y. Tan, anda bisa terus bertanya kalau penjelasan saya ini tak juga memuaskan anda. Terimakasih sudah mengoreksi saya. :)
Pak Herry, sebetulnya saya hanya ingin mengarahkan kembali pembicaraan yang akhirnya kok terarah ke arah individu tertentu, padahal dalam komentar tersebut khan harus dilihat konteks secara keseluruhan dan bukan hanya asal comot tentang jodoh. Foto pada biro jodoh yang haruslah jelas itu hanyalah sebuah contoh saja. Kalau tentang foto - foto yang tidak sesuai dengan selera kita sih emang tergantung dari pribadi dan tingkat "fussiness" masing-masing orang apakah yang bersangkutan ingin ikut berkomentar atau tidak dan pada akhirnya apakah komentar yang bersangkutan itu dapat dipertanggungjawabkan juga. Untuk sementara sih saya rasa cukup kita akhiri kalau tidak mengarah atau "menohok" individu tertentu lagi.
Oleh: Ditto Prihadi (1700) 20 tahun yang lalu
Maaf, saya terdorong untuk ikut menambah :) Sepertinya Pak Herry ini tidak pernah mengalami kasus, di mana ketika seseorang memajang foto dirinya (misalnya di FN)... tiba-tiba dirinya dibanjiri oleh pesan-pesan minta kenalan. (di mana hal ini tak terjadi ketika dia menguploadnya di lain tempat, misal photoSIG) Wajar saja bukan jika orang itu lantas tidak ingin mengekspos diri di FN? Apakah berlebihan jika seseorang menginginkan privacy? Karena tujuan dia masuk FN bukanlah "mencari jodoh", meminjam istilah di atas, melainkan untuk share. Dan saya kira kita semua lebih senang dikomentari tentang hasil karya kita, daripada fisik maupun personality. Banyak foto model di FN yang hanya dikomentari soal modelnya, bukan segi artistik fotonya. Bagi seorang model, hal itu bukan masalah. Tapi bayangkan jika anda adalah fotografer sekaligus modelnya, ketika komentar yang ada lebih mengarah ke fisik daripada teknis, saya kira wajar jika seorang wanita merasa dilecehkan. Saya percaya Pak Herry Normandy orang yang berwawasan, jadi seharusnya bisa mencoba berdiri dalam sepatu orang lain :) dan tidak lagi memakai kata-kata dalam tanda petik yang memiliki konotasi bermacam-macam. Mengenai self-portrait, tentu Pak Herry dan Pak Harlim tidak suka yang seperti ini ya? (tidak terlihat dengan sangat jelas) Saya sih suka-suka aja :)
Btw, tema yang mulai melenceng begini kok dibiarkan saja ya oleh admin/ moderator? :-/
Kalau tidak dijelaskan, akan makin berlarut-larut hal-hal seperti ini. Maksud kita A, ditanggapi dengan B. Saya akan lanjutkan bincang2 ini lewat jalur pribadi pada pihak2 yang bersangkutan. Saya tidak ingin topik makin melenceng. Saya minta bung Ditto bisa menyertakan emailnya di data pribadi, semoga tidak keberatan.
Oleh: Rio Martin (4209) 20 tahun yang lalu
Hmm.. ternyata baru lihat ada thread ini.. :D Berarti kalau begitu agak susah juga tema ini, karena kita harus memfokuskan lensa secara tepat ke arah diri kita agar diri kita terlihat bagus dan pas untuk diupload ke FN. Bagaimana caranya yah ? :O - Rio.Martin -
Oleh: Donny Kurniawan, ACMP (10552) 20 tahun yang lalu
bagaimana jika setiap profil bisa ada pilihan untuk mengupload self portrait?
Oleh: anik nuraeni (1613) 20 tahun yang lalu
aku pernah mencoba self potrait, meski hasilnya ga begitu bagus. :D.aku pake timer, trus ngintip dulu fokusnya kira2 tempat dimana aku bisa menempatkan diri. hehehehe... aku juga pengen tau cara profesional untuk self potrait