Oleh: Henny Tri Marhaeny Irawati (456) 20 tahun yang lalu
Mas2 FN mania yg baik2 dan lucu2 :D....apakah kalo memotret itu harus selalu berpedoman pada lightmeter di kamera? apakah lightmeter itu selalu 'pas' pengukurannya? kalo tidak berpedoman pada ligthmeter gimana caranya? :) thx!
Oleh: Dedy P Putra (5942) 20 tahun yang lalu
jepret aja asal.... entar kan kelihatan hasilnya pas apa ngak :p :D. maksudnya pas apanya nih???
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 20 tahun yang lalu
katanya sih lebih bagus pake light meter tapi saya nga pernah pake tuh
wah berarti mas ing-ing memang bener2 expert :D saya yg pake aja masih sering amburadul hasilnya :(
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Biasanya yang profesional pasti pakai....;;)
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 20 tahun yang lalu
no light-no pic, low light-bad pic too many light-burned pic good pic=enough ligth you need a lightmeter, incamera ligthmeter or handheld light meter.
Oleh: A.Irwan Endrayanto (7437) 20 tahun yang lalu
lightmeter tuh mahal kak ...:D... klo murah mah saya udah pake... spot metering mode dari beberapa kamera (Nikon F80 keatas) cukup bisa menggantikan lightmeter
Oleh: Haryanto R (6495) 20 tahun yang lalu
kalo gak salah, lightmeter di kamera udah cukup, apalagi kalo kamera mahal
kalo camera elo sih udah nga perlu har :D
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 20 tahun yang lalu
lightmeter handheld maksudnya ya? karena fotografi itu seni melukis dg cahaya, make lightmeter sih harus, kalau nggak , ya fotonya jadinya nggak karuan. tapi sebagian besar kamera2 modern sudah pada punya built in light meter.. tapi make light meter yang hand held sih tergantung selera, suasana dan kantong juga sih...hehehehe lol
Oleh: Yoni Tan (13785) 20 tahun yang lalu
Kecuali kalau kacamatanya seperti di Terminator yang selalu ada OSDnya untuk exposure value-nya yah mending pake lightmeternya dari kamera donk. :D Sebetulnya dengan masuk Auto, Program, Shutter Priority, Apperture Priority itu bukankah sama aja dengan menggantungkan diri pada lightmeter kamera ?
Oleh: Suryo Priyantoro, UYO (149423) 20 tahun yang lalu
kalo ga mau pake light meter ..... pake feeling aja .... hapalan .... cuma ini butuh jam terbang yang tinggi
Oleh: Gerry Soetanto (1352) 20 tahun yang lalu
tampaknya maksud non henny adalah spesifik lightmeter ttl (thru the lens) kamera. pertanyaannya:
garry: grey card itu gimana makenya sih? udah cari di topic nga ada yang ajarin
Oleh: Gunawan Wibisono (26231) 20 tahun yang lalu
Hm.... kemarin pengalaman kehabisan baterei (baterai buat metering). Nekat jepret juga... hanya bepedoman petunjuk di kardusnya film.... Hasilnya...... amburadul... hehehehehehe... :D
Oleh: Indi Soemardjan (7483) 20 tahun yang lalu
Lighmeter itu bisa menjadi suatu kebutuhan, tapi bukan keharusan.
Oleh: Damon Rizki (9249) 20 tahun yang lalu
Kalo buat saya light meter itu keharusan, gimana kita bisa dapet exposure yang bener kalo kita ga tau intensitas dan kualitas cahaya yang bakal di tangkep dengan lensa yang akan di gunakan untuk merekam image di film. kalo dari yang saya tau, light meter itu baik hand held maupun in camera selalu mengukur cahaya itu sebagi 18% neutral gray (standard kodak gray card). jadi kalo ga pake light meter yah pasti acak2an fotonya. Jadi saya ga setuju dengan indi yangmengatakan light meter itu bukan suatu keharusan. kan udah jelas rumus exposure bisa tulis sebagai I.T dimana I adalah intensity of light (Aperture) dan T adl time (Shutter speed), kalo ga ada light meter gimana ngukur dua hal tersebut?
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 20 tahun yang lalu
Memotret harus pakai lightmeter. Karena hanya dengan light meter lah (baik built in di kamera maupun handheld) cahaya bisa diukur. Tentu saja light meter dibuat dengan rancangan yang akurat. Jika pengukuran cahaya yang Anda lakukan salah, ada beberapa kemungkinan: 1. Lightmeter di kamera perlu dikalibrasi ulang 2. Salah metode pengukuran cahaya 3. Salah pilih modus pengukuran cahaya Dan menurut saya yang kerap kali terjadi adalah nomor 2 dan nomor 3. Pengukur cahaya di kamera mengukur reflected light. Jadi bisa dengan mudah "tertipu", misalnya karena backlight, permukaan yang berwarna hitam atau berwarna putih seperti salju. Selain itu, beberapa situasi pemotretan harus diukur cahayanya berdasarkan incident light. Salah pilih modus juga sering terjadi. Beberapa situasi pengukuran cahaya tidak bisa diukur dengan matrix/average metering, tapi harus diukur lebih teliti dengan center-weighted atau spot metering.
Oleh: Dono Retardi (2667) 20 tahun yang lalu
kalau saya wajib pakai light meter, tapi light meter hanya saya pakai buat patokan saja, kemudian eksposure sesungguhnya saya sesuaikan dengan kondisi cahaya yg ada( terutama outdoor) dan hasil akhir yg saya ingin hasilkan (indoor&outdoor) yg berhubungan dengan tone, highlight, shadow, color dsb. Penjelasan mas kris sangat jelas sekali.. jadi saya sarankan pakailah light meter setiap saat! tapi pelajari dulu mengenai cara2 mengukur cahaya dengan baik dan benar, ok?
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
oh ternyata perlu pakai lightmeter ya? pantesaaaan... saya pakai meteran ledeng malah fotonya jadi ancur semuaaa :O
Kalau pakai termometer bisa nggak ya? :-?
Oleh: Andi Putra (1871) 20 tahun yang lalu
menurut saya, external/handheld light meter bukan suatu keharusan, dlm beberapa hal light meter yg built-in dalam kamera suda cukup akurat, selebihnya mungkin FEELING yg bole diandalkan...
saya sering menggunakan feelingmeter yg gratis...
Seriously speaking, belum ada satupun foto saya yang dibuat dengan bantuan lightmeter selain yang built-in di dalam kameranya. Saya malah berpikir bahwa lightmeter (handheld, selain yang built-in di dalam kamera) itu tidak perlu. Setidaknya itu yang terlintas di kepala saya saat nonton iklan Lux dengan bintang Widyawati jaman saya es de dulu. Bahkan sampai sekarang saya belum merasa perlu memakai lightmeter. Dengan datangnya era digital, penggunaan lightmeter lebih tidak diperlukan lagi. Mungkin masih perlu pakai kalau menggunakan film biasa (Indi: chemical film) karena hasilnya tidak bisa kita lihat secara langsung. Lha sekarang kalau shooting pakai digital kan bisa langsung lihat hasilnya OE atau UE. Kalau takut momentnya hilang kan tinggal lakukan Ev bracketing saja. Kalaupun lightmeter yang ada di dalam kamera fim belum dirasa cukup (kebetulan EOS Rebel G dan EOS 500 saya tidak ada fitur spot metering) maka saya pakai bantuan kamera digital PowerShot A80 untuk melakukannya. Hasil pengukurannya saya pakai untuk menyetel kamera film. Namun lama-lama cara ini dengan sendirinya saya tinggalkan karena selain repot juga hasilnya tidak jauh beda dengan pakai feeling. Toh kalau sudah sering pakai kan tahu slaag nya. :)
bung iing sudah nabung point segitu tapi belum tahu pakai gray/ grey card? yang benar? bohong nih yee?!? anyway, sebagaimana dikatakan bung letjen: "Pengukur cahaya di kamera mengukur reflected light. Jadi bisa dengan mudah "tertipu", misalnya karena backlight, permukaan yang berwarna hitam atau berwarna putih seperti salju. Selain itu, beberapa situasi pemotretan harus diukur cahayanya berdasarkan incident light." ini terjadi antara lain karena kamera tidak melihat warna maupun gelap- terang, tapi selisih lighting yang ada terhadap 13% gray. sebagai contoh, dalam memotret model pengantin wanita yang kulit maupun pakaiannya full putih, dalam kondisi lighting yang relatif normal. light meter ttl (through the lens) kamera tidak akan peduli bahwa obyek yang dilihatnya berwarna putih dan akan langsung membandingkannya dengan 13% gray. tentu lightmeter akan mengira bahwa telah terjadi overexposure, sehingga merekomendasikan angka diafragma dengan bukaan lebih kecil dari seharusnya. bila 'dijabanin' juga, maka baju pengantin putih tadi akan tampak lebih dekil dari seharusnya. keadaan lebih parah akan terjadi bila di sebelahnya ada model pengantin pria yang mengenakan setelan hitam- hitam. pertanyaannya: dapatkah kita mengambil semua detail pada pakaian kedua model? pada kondisi ini, gray card berguna sebagai representative dari obyek dengan warna "normal" versi light meter. dengan mengukur bukan pada subyek, melainkan pada gray card yang diposisikan pada jarak dan orientasi yang sama dengan subyek yang akan diukur, maka warna subyek yang terang (putih, kuning, pink, dsb.) maupun gelap (hitam, biru tua, ungu, dsb.) tidak akan mempengaruhi/ mengkontaminasi hasil pengukuran. sebagai catatan tambahan, bila gray card tidak tersedia, dapat digantikan dengan obyek yang memiliki tone level serupa, misalnya telapak tangan. jangan lupa juga bahwa semua hal tadi hanya berlaku untuk reflective light metering, baik ttl internal camera maupun external hand held, dan tidak berlaku untuk incidental light metering.
mas Gerry, terimakasih utk sharingnya. jadi tambah pelajaran baru. dari seorang teman saya yang juga fotografer mengatakan bahwa orang asia yang berkulit lumayan terang punya keuntungan dengan telapak tangan, karena greytonenya sama dengan grey card. orang-orang yang berkulit putih (eropa) dan orang berkulit hitam (afrika) katanya tonenya kurang cocok.