Oleh: Rudi Budiman (5201) 20 tahun yang lalu
Dunia fotografi adalah dunia yang benar-benar baru bagi saya, sebuah media transformasi nirmana 3 matra menjadi 2 matra yang penuh dengan kemungkinan pengembangan kreativitas yang sangat luas (setidaknya itu yang bisa saya simpulkan setelah beberapa waktu ini saya bergabung dengan FN). Berbekal satu-satunya kamera (digital) yang merupakan media yang samasekali baru bagi saya, saya berusaha untuk lebih memahami pemahaman saya tentang rupa dalam bentuk lain setelah selama bertahun-tahun saya mengeluti dunia rupa yang lain (product/industrial design). Meskipun dalam dunia desain itu sendiri mungkin ada banyak hal yang belum sepenuhnya saya pahami. Namun ada beberapa hal krusial (menurut saya) yang setidaknya bisa saya bedakan mengenai deskripsi “rupa” itu sendiri. Saya persempit pembahasan dalam 2 ruang lingkup yang (mungkin) sedikit saya pahami mengenai “rupa” , yaitu sebagai seni, dan (atau) sebagai desain. Definisi saya mengenai kedua hal tersebut mungkin sederhana saja, seni adalah sebuah ekspresi, karya, karsa, dan cipta estetika dari sang penciptanya (dalam hal ini bisa disebut seniman, atau malah bukan?), tanpa tuntutan nilai eksak dari pihak manapun (termasuk dosen dalam perkuliahan) untuk membentuk sebuah karya rupa, tidak terkait dengan unsur-unsur keterbatasan duniawi seperti nilai, norma dan lain sebagainya, dengan pengelompokkan dalam keselarasan bentuk 2 matra atau 3 matra, sedangkan; desain adalah sebuah ekspresi, karya, karsa, dan cipta estetika dari sang penciptanya (dalam hal ini bisa disebut desainer, atau malah bukan?), dengan tuntutan nilai eksak dari pihak manapun (termasuk dosen dalam perkuliahan) untuk membentuk sebuah karya rupa, sangat terkait dengan unsur-unsur keterbatasan duniawi seperti nilai, norma dan lain sebagainya, dengan pengelompokkan dalam keselarasan bentuk 2 matra atau 3 matra. Kita lihat perbedaannya sangat tipis bukan? (setidaknya menurut saya..hehehe) Fotografi…apakah dia dimasukkan kedalam pengelompokkan sebagai seni? Atau desain? Atau dua-duanya? Atau malah tidak kedua-duanya? Ataukah dia hanya sebagai alat? (Seperti pisau yang bisa digunakan untuk mengiris daging untuk makan siang namun juga mengiris kayu menjadi sebuah maha karya rupa) Setelah menyimak berbagai komentar foto di FN, saya merasa seperti ada pembatasan nilai keindahan fotografi dalam bentuk ketajaman gambar, komposisi, warna, teknik dan olah rupa yang menjadi seakan begitu eksak dan empiris, (terlepas dari embel-embel “imho” dalam setiap penulisan komentar), meskipun saya sadari bahwa nilai keindahan memang untuk dinikmati orang banyak (baca=orang lain), sehingga pendapat mereka samasekali tidak dapat dikesampingkan begitu saja dengan dalih kebebasan berkarya itu sendiri. Atau mungkin justru itu elemen rupa yang harus dipenuhi dalam fotografi? Namun pada akhirnya malah keadaan itulah yang membuat saya gamang dengan fotografi sebagai sebuah media rupa yang baru saja saya kenal. Kebebasan berekspresi dalam nilai rupa berbentuk fotografi adalah pilihan saya (mungkin juga banyak orang lain di situs ini) untuk dapat lebih mempertajam apresiasi bentuk rupa tersebut tanpa keinginan untuk membatasi fotografi itu sendiri ke dalam ruang lingkup yang sempit, (seperti melukis di kanvas dengan menggunakan jari sebagai kuas seperti Affandi, atau merendam biola dengan (maaf) air seni seperti Stradivarius) untuk dapat memperoleh kepuasan (namun tidak semata-mata untuk kepuasan) dalam pencapaian nilai yang universal mengenai estetika. Maafkan saya bila ada ketidaksesuaian definisi, maksud atau pun tujuan saya mengenai fotografi diatas dengan hal yang mungkin anda semua lebih tahu, karena ini adalah semata-mata sebuah wacana (yang mungkin sudah usang untuk diperbincangkan) yang ingin saya sampaikan dalam forum artikel ini. Semoga saja perjalanan saya di FN ini dapat memberi pelajaran mengenai makna estetika dan lebih membuka mata saya untuk dapat memahami fotografi sebagai salahsatu media ekspresi dalam bentuk rupa. Terima kasih Bung Valens dan Bung Kristupa, saya kagum kepada anda berdua dalam pembentukan FN sebagai media multi fungsi dalam fotografi bagi semua kalangan, termasuk pemula (yang banyak tidak tahu-nya) seperti saya..hehehe, salut ...
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Bacanya bikin saya 8-} karena enggak ada paragrafnya...
hehehe..maaf pak setiadi...saya lupa ngedit-nya..makasih
Oleh: C. Sri Sutyoko Hermawan (471) 20 tahun yang lalu
Tergantung konteks problem fotografinya Pak. Biasanya ada kata keterangan unuk fotografi-nya. Dalam dunia fotografi militer, berseni-seni bisa dianggap pemalsuan. Sebaliknya, dalam seni fotografi, Anda didorong berseni-seni. Sekarang, Anda mau masuk ke mana? Jangan dipukul-rata semua fotografi bebas berseni-seni... Konteks persoalan semestinya diutamakan dalam diskusi daripada ribut-ribut definisi. Apa persoalannya sih?
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 20 tahun yang lalu
saya baru baca 1/2 tapi udah cape kepanjangan sih :D kalo menurut saya fotography itu termasuk seni sih, apalagi kalo di olah hasil karyanya. coba kamu liatih deh gallery pak Aryono, bisa berasa seninya pas ngeliat fotonya.
Oleh: Dono Retardi (2667) 20 tahun yang lalu
fotografi bisa sebagai seni dan bisa sebagai sarana komunikasi visual,..:D
Oleh: Trisnadi Sutrisno (4225) 20 tahun yang lalu
Pas bikin foto, maunya jadi karya seni atau gimana? Coba lihat galeri foto beneran (bukan maya)...
Oleh: R. B. Isworo (5770) 20 tahun yang lalu
Sometimes a photograph captures reality. Sometimes a photograph captures the imagination. Ultimately, a photograph simply captures a moment in time. And then, . . . it lives forever. -- Sol Atlanta,GA U.S.A. (salah satu anggota Dpreview)
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
jangan lagi fotografi, ngasih komentar dan emoticon di forum seperti ini juga merupakan seni lho... coba tanya jeng D. Setiadi :D