Oleh: Feri Latief (10508) 21 tahun yang lalu
Tantangan terbesar dalam foto potret adalah bagaimana pendekatan yang kita lakukan terhadap orang yang akan kita potret. Banyak cara pendekatan yang dilakukan, salah satunya adalah dengan meriset tentang orang yang akan kita potret. Tugas awal yang diberikan dalam Workshop adalah meriset tokoh yang bersangkutan. Maka kami ditugaskan untuk mencari tahu mereka. Ada banyak tokoh yang diajukan Antara, antara lain: Gunawan Muhammad (cendekiawan), Fuad Hasan (cendikiawan), Dr, Sarlito (psikolog), Arya Kusuma Dewa (Sutradara Muda), Dewi Gita (penari), Dewi Huges (celebritis), Dorce Gamalama (celebritis), Ong Okh Ham (Sejarahwan), Adjie Notonegoro (desainer), Rendra (Budayawan), Faisal Basri (aktivis), Munir (Kontras), Rido Slank, Ade Ray (olahragawan), Mira Lesmana (pembuat film), Seno Gumira Aji (sastrawan), Sapardi Djoko Damono (sastrawan), Ayu Utami (sastrawan) dan beberapa tokoh sebagai alternatif, Danarto (sastrawan), Sartono Mukadis (psikolog). Setelah di riset (untung ada google.com) kami diwajibkan untuk mempresentasikan hasil risetnya. Semua data yang terkumpul digelar di ruang kelas. Setiap orang diminta untuk menjelaskan tokoh yang akan dipotret, mulai dari rumah tangga, kebiasaannya, cita-cita, prestasi dan segala tetek bengek lainnya. Semuanya diungkapkan bahkan pada cerita yang membawa aib sekalipun bagi para tokoh. Hal ini penting karena biasanya public figur itu selalu menjaga image. Kecenderungan mereka hanya senang diekspose untuk hal-hal yang baik saja, alias senang memamerkan topeng. Sedang sisi gelapnya mereka timbun sedalam-dalamnya. Semua ini menjadi bahan pertimbangan dalam fotografi potret. Bahkan mantan kurator Galeri Antara, Yudhi (siapa ya...lupa) menantang untuk mengkeplorasi subyek homo sex salah satu tokoh kita. Lalu dari data itu kami diminta untuk mengkonsep foto seperti membuat story board dan diminta menjelaskan teknik eksekusinya. Mulai dari adegan, angle, latar, arah cahaya, sampai properti yang akan digunakan. Semua konsep yang dikemukakan didiskusikan lagi, semua perserta workshop diminta memberi masukan untuk konsep yang dikemukakan peserta lain. Ada masalah setelah melewati tahap ini: Kami Tak Kenal Para Tokoh-tokoh Yang Akan Dipotret Itu! Pihak galeri Antara memang mengontak tokoh-tokoh itu dan menghadirkannya, tapi tidak semua yang bisa dikontak. Banyak yang harus kami sendiri yang melakukan kontak langsung dengan tokoh-tokoh itu. Seperti Gunawan Muhammad, Rendra, untungnya ada wartawan Tempo yang menjadi peserta workshop, darinya kami mendapat jalan untuk mengontak Gunawan Muhammad. Sebagiannya lagi peserta sendirilah yang melakukan pendekatan. Melakukan kontak, mennetukan lokasi dan jadwal pemotretan dsb dsb... Di sinilah tantangan itu mulai terlihat besarnya. Belum lagi kalau sudah berhubungan dengan tokoh-tokoh itu apakah mereka mau menerima dan mengikuti konsep foto yang sudah kita rencanakan? Maka dari sini kami belajar bahwa membuat foto potret adalah bukan sekedar “Capturing Picture” tetapi adalah “Creating Photos!” Seperti yang Pak Leonardus Depari katakan pada forum ini. Bukan sekedar mengambil gambar, tetapi membuat suatu bangunan potret, seperti pendapat Arnold Newman. Banyak tahapan yang harus dilewati bukan hanya sekedar asal jepret lalu jadi dan tak menghasilkan kedalaman apa-apa. Kalau mengambil gambar mah gampang, rekam saja dengan handycam digital lalu kita capture pictures yang ada, selesai sudah! Begitu aja kok repot!
Oleh: Eka Alam Sari (9096) 21 tahun yang lalu
Hua hua hua... sepertinya asyik banget, kapan lagi Antara bikin workshop spt ini, kayaknya dijamin banyak yg minat nih. Salah satunya saya!!!!!!!!!! Atau bang Arbain dan admin mau mengadakan buat anggota FN? Mau ya, mau ya, pleaseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee...... Owiya Kristupa, tadi dapat salam dari mbak Iis (Majalah Hai, skr pimpinan Nakita), ditanyain skr dimana dan apa kabarnya kok sombong gak kontak2 dia lagi. Buat Feri, makasih ya Feri sdh berbagi. Iya, kita fotografer ini harus bisa creating photos.
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 21 tahun yang lalu
workshopnya sangat menggugah semangat utk lebih dalam belajar fotografi....baik secara teknis maupun juga secara psikologis, etik dll....jadi minat banget nih....kapan ada ya.... :-?
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 21 tahun yang lalu
wow kayanya enak nih ikut workshop jadi pengen saya
Tuh kan ayo FN bikin dong, bikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin! *demo demo*
Oleh: Dammer Hermawan Saragih (17797) 21 tahun yang lalu
Mas Ferie..sebenernya sejak dpt info workshop ini saya kepengen banget ikut.. Tertarik bgt dgn foto portrait. sayang cuti dr kantor dah abiss.. tapi biar daftar juga belum tentu yakin lolos seleksi ya..heehehhe. Thanks banget udah sharing acaranya. Gak usah dipikirin mas komen orang2 yang keliatannya (pretend to be) pinter tapi sesungguhnya nonsense...
Oleh: Leonardus Depari (8476) 21 tahun yang lalu
wah..workshopnya emang asik kayaknya...mm..itu quote-nya bukan karangan saya sendiri lhao kak ferie...saya baca tapi lupa dr mana...makasih udah di angkat...
Oleh: Putra Djohan (12182) 21 tahun yang lalu
ditunggu saja.....:)
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 21 tahun yang lalu
Mumpung Admin sekarang sedang menyusun jadwal FN Workshop Series 2004, segala usulan mohon dikirim via e-mail ke [email protected] Eka Alam Sari: Salam balik ya... aku nggak punya contact number Mbak Iis. Sejak dia pindah dari Hai, belum pernah kontak lagi
Oleh: Cahya T. Jatmiko (9126) 21 tahun yang lalu
Tulisan yang enak dibaca dan menggugah semangat untuk memahami fotografi lebih dalam, selain teknik yang sempurna. Terimakasih Pak Feri, sangat berguna. Bagian 4 ?
Oleh: Antonius Wahyu S (4423) 21 tahun yang lalu
Mbak Eka semangat sekali kalau mau demo, mendingan demo masak aja mbak :))
Oleh: Robby Ikhtiardi (1997) 21 tahun yang lalu
Wah saya juga pengen nih ikutan workshop kaya gitu.... :)
Oleh: Surya Rahmadiansyah (5354) 21 tahun yang lalu
Usul Mas Kristupa !!! [-x tahun 2004 bikin di Medan juga yah .... [-o