Oleh: Irwansyah S (52460) 21 tahun yang lalu
Di FN kita harus membuat foto yang unik, aneh dan spektakular, misalnya model yang cantik/seksi, makro, pantai dengan langit yang indah, atau pemandangan alam lainnya. Kalau kita mengupload foto yang mengajak pemirsa untuk sedikit berpikir jangan harap deh, orang akan melirik kesitu, biasanya hanya orang-orang tertentu yang mengapresiasi. Saya juga termasuk orang yang malas berpikir lho, sesekali saja kalau jelas apa subjek yang difoto maka saya akan mencoba mencernanya. Kalau subjeknya tidak jelas apa, terkadang saya lewatkan juga. Jadi kalau ada foto misalnya seperti Melawan Angin, siapakah yang akan menikmatinya?. Mungkin saya sendiri :D :)) :)). Nampaknya kita harus terbawa dengan fenomena ini, mengikut selera umum FN. Don't take it too seriously.
Oleh: D. Setiadi (81319) 21 tahun yang lalu
Kalau liat foto itu saya jadi ingat Gladia B. :)Saya salut sama Gladia B. yang menurut saya itu mempunyai " Taste " yang unik...Lihat ini dan ini.
Oleh: Wiryo Hartoyo (29082) 21 tahun yang lalu
Hm... saya rasa karena "beda" saja jadi khalayak kurang terbiasa. Coba kalo mas Irwansyah upload berkali2 foto2 sejenis, bisa jadi selera FN juga.. hehe.
Oleh: Kusuma Adi Ningrat (13289) 21 tahun yang lalu
setuju D. Setiadi. Gladia fotonya punya gaya yang khas, dan selalu cerdik mengkomposisi, salute... seperti ini juga
Oleh: Gunawan Wibisono (26231) 21 tahun yang lalu
Gimana melawannya mas? dipukulin? 8-}
Oleh: Gladia B. (7718) 21 tahun yang lalu
masak sih harus membuat foto yang unik, nanti dibilang "sok nyeni" ....
Gladia: :)) :)) :)), dulu 'kan saya belum tahu seni :D. Terimakasih FN, saya juga banyak belajar dari Kak Gladia (cuma nggak berani upload, takut diketawain publik), maafkan saya sama Kupu-Kupu nya yah [-o
Irwansyah...kamu itu kualat sama Gladia B. :p
Oleh: Tanti Johana (37658) 21 tahun yang lalu
hihihihi.... coba dulu, baru bisa....
Setiadi: [-o
Oleh: Mira TJ (4738) 21 tahun yang lalu
Moto kan harus enjoy. Kalo ngga enjoy...ngapain dikerjain / dijadikan hobi?
Oleh: Nina Marzoeki (27061) 21 tahun yang lalu
iya mir, setuju! apa kabar nih?:)
Lah...Mira sama Nina saling temu kangenan di sini...berpelukan...:DPerasaan, saya motret itu kalau lagi males atau suntuk aja deh...:-?
Oleh: Apif M. Hajji (33644) 21 tahun yang lalu
Mas Irwansyah, saya pikir ini bukan cuma masalah selera umum FN,...tapi foto itu kan kalo nggak salah 'santapan' visual...jadi, ibarat makanan, kalo 'tampangnya' udah membangkitkan selera, pasti menarik utk dicicipi... kalo udah dirasa lezat dan nikmat, baru org bertanya: Gimana ya cara buatnya, Mbakyu? Bukan begitu?....;)
Oleh: D. P. Dana (11384) 21 tahun yang lalu
Saya setuju. Hal yang paling sulit untuk menghasilkan suatu karya adalah membuat karya yang mampu memenuhi selera banyak orang, selera konsumen fotografi, foto yang secara teknis baik belum tentu dilirik kalau tidak memenuhi selera, kita khan tidak bisa menghiraukan konsumen, kecuali kalau karya kita hanya ingin dinikmati sendiri. Terkadang komentar-komentar yang diterima pada sebuah karya menuntut perubahan yang bertentangan seleranya, alhasil pemilik foto cuma bingung mana yang musti diikuti komentarnya. Tapi saya juga setuju dengan pendapat kak Wiryo, bahwa selera bisa kita pengaruhi sehingga berubah mengikuti selera yang baru. Mungkin ada baiknya juga kalau kita coba-coba membentuk selera baru konsumen fotografi. :D :D :D
Oleh: pramana sudiro (30467) 21 tahun yang lalu
Salut, melawan selera umum di FN aja masih dapet nilai segitu. Kita kan gak punya banyak waktu untuk berlama-lama melototin satu poto mas, jadi kalo thumbnailnya gak menarik ya gak dibuka gitu :D :D :D
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 21 tahun yang lalu
Sebagai sebuah karya seni, foto hendaknya menjadi identitas diri Anda. Jika foto Anda sama "warna" dan "taste"-nya dengan foto-foto secara umum di FN, berarti Anda belum berhasil mencetak identitas diri. Diibaratkan musik saja, kita bisa membedakan mana lagu-lagu grup musik Dewa dan mana lagu-lagu grup musik Gigi atau Padi. Meski itu lagu baru mereka, yang belum pernah didengar sebelumnya. Ketiga grup musik itu sama-sama beraliran rock atau pop kontemporer. Tapi, cabikan gitar, betotan bas dan hentakan drum serta beat-beatnya pasti khas. Pada mulanya, ketika memotret kita meniru karya-karya fotografer panutan kita. Tapi seiring berjalannya proses, seorang fotografer yang sudah "dewasa" akan mempunyai cirinya sendiri. Bahkan, bukan tak mungkin, membuat aliran baru, "warna" baru dan "taste" baru. Kelak, ketika membandingkan 2 buah foto, pemirsa foto bisa membandingkan mana foto-foto karya Si A dan mana bukan karya Si A. Meniru style dan gaya di FN sah-sah saja. Bereksperimen pun sangat dihargai, sejauh bisa dinikmati bersama. Tapi, kalau membuat suatu karya semata-mata demi rating alias hanya memenuhi hasrat pemberi rating, tentu bijaksana kalau sering-sering dilakukan. "Melacurkan diri" mungkin terlalu kasar istilahnya. Tapi, untuk menyemangati teman-teman yang punya ciri khas tapi enggan menampilkannya di sini, saya kira relatif bisa diterima lah. Ayo, ide-ide kreatif jangan dipendam di bawah tilam tidur.
Oleh: Rina Firdausy (3954) 21 tahun yang lalu
Jadi, foto-foto yang bernilai rendah, patut ditengok dong Bang? Mana tahu ada permata di dalam lumpur :P
Oleh: Budi Santoso Agung P (14506) 21 tahun yang lalu
setuju ama kak mira...kalo moto ngikut selera org laen ya repot..gak enjoy lagi..malah bisa jd males.. :)
Mbak Nina...kabarnya lagi sering masuk berita FN neh :)) Setuju ama meneer DS. Tapi gw cenderungnya sih...kalo emosi lagi kuat, biasanya muncul ide2 untuk obyek2 foto yang kira2 asik untuk difoto. Kalo hunting keluar cari obyek...malah biasanya ngga nemu2, hihihihihihi.
Oleh: Raiyani Muharramah (67293) 21 tahun yang lalu
sip;)