Oleh: Raiyani Muharramah (67293) 21 tahun yang lalu
Sebelum saya mengutarakan pertanyaan saya, maaf kalau seandainya topik ini pernah di bahas sebelumnya:
Oleh: Andrian Purnama T.S. (10973) 21 tahun yang lalu
Mbak yani, setahu saya film IR ga bisa dipake di EOS300, EOS 30, EOS 33 :(( (kalo ga salah pake kamera ini ya) karena dia memakai infrared sensor buat ngitung film. Sedikit tentang film IR, dia adalah film yang hanya sensitif pada cahaya infra merah. Jadi relatif tidak predictable hasil fotonya bakal kaya gimana, tergantung pancaran IR dari objek. Kalo yang lainnya gak tau... soalnya pake EOS 33 :((
Oleh: Dammer Hermawan Saragih (17797) 21 tahun yang lalu
Tanya Mas Arbain Rambey en Aryono Huboyo Djati....foto2 mereka banyak yg pake IR.. Kalo gak salah Mas Arbain pernah nulis di Kompas 1 bln yl ttg film IR.
Oleh: Arbain Rambey (103716) 21 tahun yang lalu
Fotografi Infra Merah Berawal dari Teknologi, Berakhir di Seni FOTOGRAFI yang selama ini kita kenal, adalah memindahkan pemandangan yang dilihat mata ke dalam kertas foto. Dengan kata lain, apa yang dilihat mata kita, itulah yang terekam di foto nantinya. Namun, bagaimana kalau kita memotret sesuatu yang sebenarnya tidak kita lihat ? Inilah yang terjadi pada fotografi infra merah. PEMANDANGAN adalah gelombang cahaya yang masuk ke mata kita. Dan mata manusia punya keterbatasan untuk melihat gelombang ini. Hanya yang punya panjang gelombang 400 nanometer sampai 700 nanometerlah yang bisa kita lihat, yaitu dari warna merah sampai warna ungu seperti pada spektrum pelangi (merah jinga kuning hijau biru ungu). Di bawah warna ungu adalah ultra violet (lebih pendek dari 400 nanometer), sedangkan di atas warna merah adalah infra merah (lebih panjang daripada 700 nanometer). Film-film yang selama ini dipakai dalam fotografi umum, hanya merekam panjang gelombang ”normal”, antara 400 nm sampai 700 nm itu. Maka, para ilmuwan kemudian menciptakan film yang bisa merekam panjang gelombang di bawah 400 nm dan di atas 700 nm untuk berbagai tujuan ilmu. Panas adalah gelombang juga, walau panjangnya di atas merah, alias lebih panjang dari 700 nm. Maka, sebenarnya panas ini bisa dipotret. Dan inilah awal mula fotografi infra merah dimulai. Para ilmuwan menciptakan film infra merah untuk tujuan ilmu. Memotret panas Pada foto buatan badan angkasa luar AS, NASA, di halaman ini, terlihat bahwa panas yang dikeluarkan oleh pesawat yang tinggal landas terpusat pada beberapa tempat. Selain mesin, rupanya roda pendarat juga mengalami kenaikan suhu sangat tinggi. Film infra merah pada awalnya memang dibuat untuk tujuan penelitian. Namun sejalan dengan waktu, para penggemar fotografi pun memakainya untuk hobi mereka. Film infra merah digemari karena foto yang dihasilkan sangatlah ”mengejutkan” mengingat cahaya yang membakar film bukanlah cahaya yang terlihat oleh mata normal. Pada dua foto di halaman ini, dibandingkan dua foto hitam putih dengan pemandangan yang sama. Foto atas dibuat dengan film hitam putih biasa, sementara foto bawah dibuat dengan film infra merah. Perbedaan mencolok tampak pada pohon di sebelah kanan. Pada pemotretan dengan film infra merah, daun tampak menjadi putih. Hal ini terjadi karena zat hijau daun memantulkan sinar infra merah. Maka, bagian daun dan rerumputan akan tampak ”over exposed” sehingga menampilkan citra putih. Sebenarnya, film infra merah adalah film yang juga peka pada panjang gelombang normal. Agar efek pada pemotretan menjadi seperti yang diinginkan, panjang gelombang normal sebaiknya disaring sebanyak mungkin. Biasanya filter merah sudah cukup efisien untuk menyaring panjang gelombang 700 nm atau yang lebih pendek pada pemotretan hitam putih. Dan akibat pemakaian filter merah ini, langit yang berwarna biru akan menjadi gelap, bahkan hitam. Tidak terukur Keunikan utama pemotretan infra merah adalah, cahaya ini tidak terukur oleh pengukur cahaya pada kamera. Akibatnya, harus dilakukan cara coba-coba untuk mendapatkan pencahayaan yang memadai. Biasanya, untuk ”adegan” yang bagus, seorang fotografer akan memotret dengan perkiraan yang dibuatnya, lalu ia menambahkan lagi empat bingkai dengan over satu stop dan dua stop, serta under satu stop dan dua stop. Total dilakukan pemotretan lima bingkai untuk satu adegan. Namun pemotret yang sudah sering memakai film infra merah, biasanya ia sudah hafal pada berbagai keadaan pencahayaan. Satu yang harus diingat pada fotografi infra merah adalah pentingnya kehadiran matahari dan dedaunan pada pemandangan yang akan dipotret. Tanpa kehadiran kedua hal itu, sebaiknya kita memotret memakai film biasa saja karena efeknya akan sama saja. Gelombang infra merah biasanya mampu menembus awan. Maka, kalau pada pemotretan biasa mendung adalah gelap, pada pemotretan infra merah sering mendung dan panas terik punya pengukuran pencahayaan yang sama. Pada pemotretan di bawah kerimbunan dedaunan pun ada perbedaan besar antara fotografi biasa dan fotografi infra merah. Sinar infra merah umumnya juga mampu menembus dedaunan sehingga pemotretan di bawah keteduhan pohon sering over exposed. Secara umum, light meter tidak bisa dipakai pada pemotretan infra merah. Jenis film Tidak banyak jenis film infra merah yang bisa didapatkan di pasaran. Di Indonesia, hanya film ILFORD SFX-200 yang secara resmi masuk di pasaran karena memang ada agennya di sini. Kodak HIE hanya masuk dalam jumlah sedikit secara tentengan sehingga sungguh sulit didapatkan. Film infra merah lain yaitu KONICA Infrared 750, AGFA APX-200S dan KODAK Ektachrome Infrared IE (slide berwarna) belum pernah terlihat dijual di Indonesia. Penanganan film infra merah haruslah sangat khusus. Karena ia peka terhadap suhu, film infra merah harus disimpan di tempat yang dingin seperti lemari es kalau tidak dipakai. Selain itu, memasang atau melepas film infra red dari dan ke dalam kamera haruslah dengan kantong hitam (black bag). Lubang indikator film di bagian belakang kamera modern pun harus ditutup dengan plester hitam. Tidak semua kamera bisa dipakai untuk memotret dengan infra merah. Canon EOS-10 misalnya, karena ia memakai sinar infra merah untuk berbagai perintah internalnya, film infra merah di dalam badannya akan tersinari dengan aneka garis ”liar”. Selain itu, kemara yang memakai sistem auto focus dengan infra merah juga tidak bisa dipakai. Yang tidak bisa dilupakan adalah, letak titik fokus cahaya infra merah berbeda dengan titik fokus cahaya yang terlihat. Maka, fokus pada kamera SLR yang tampak di mata sesungguhnya bukanlah titik fokus cahaya infra merah. Ada lensa tertentu yang memberi tanda untuk titik fokus infra merah. Tapi untuk amannya, pada pemotretan infra merah, pakailah bukaan diafragma sekecil mungkin, misalnya 22.
Oleh: Hedwigus Windarto DA (6626) 21 tahun yang lalu
wah jawabannya..... @-) @-)
:D terima kasih pak Arbain, maaf kalau saya sempet sms pak arbain:), tapi saya panning bacanya pak arbain, kasih paragraf dong..:D
Oleh: nani umar (1321) 21 tahun yang lalu
hehehehehe....itu kan artikelnya pak arbain yang pernah dimuat di kompas beberapa waktu yg lalu kan!
sebagai Info: yang saya dapatkan melalui sms dari sdr. Ucok: Kami ( Moses menjual:
Oleh: Danny (13075) 21 tahun yang lalu
salute untuk bung Arbain,btw di art photo tempat pak moses murah juga harganya 60rb.rata2 75rb di pasar baru
Oleh: Augustine Tumpal Hutahaean (4730) 21 tahun yang lalu
Ada yg expired ngga? Kan biasanya jadi murah:D ttd tumpal muke ngarep
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 21 tahun yang lalu
Tulisan Arbain Rambey sudah saya edit demi kenyamanan membaca. Semoga bermanfaat
Oleh: Gita Dimarsandy (4516) 21 tahun yang lalu
mas arbain, tanya lagi dong nyambung mbak Yani...sebenernya kamera yang gimana yang bisa dipakai untuk film IR, apakah dari yang berjaman kolonial (maksudnya lama ) macem minolta X500 atau X700 atau sampai Canon EOS ? thx
Oleh: kenny wijaya (337) 21 tahun yang lalu
kalo nikon F80 bisa pake film infrared nggak terus foto nya bisa dong kita kasih efek dengan memancarkan sinar infra red dari remot tv?(bisa nggak)
Oleh: Edgar Manik (625) 21 tahun yang lalu
Sekedar tambahan, terutama untuk kamera Canon, mungkin bisa membaca link ini: http://photonotes.org/articles/eos-ir/ dan mengenai mitos mengenai IR photography, coba baca juga link ini: http://photonotes.org/articles/ir-myths/
Oleh: iwan b adjie (2105) 21 tahun yang lalu
mbak yani; saya juga baru belajar pake IR... mungkin kita bisa saling share ilmu.. :P mas kenny; 'mbok ya' di coba aja pake f80... daripada nanya mulu... hehe :P
kayaknya :-? saya harus sms pak arbain lagi nih, buat komen di forumini:)), banyak yang nanya ternyata:D
Oleh: Wiratno (11293) 21 tahun yang lalu
Pak Arbain kok nggak dimasukin ke artikel aja toh.... ? Salam
Karena memotret dengan IR tidak bisa memakai sarana light meter pada badan kamera (otomatis kita juga tidak bisa pakai sarana A, P atau S), sebaiknya kita pakai saja kamera mekanik. Kalau NIKON ya model F2, FM, FM2. Kita tentukan dulu film IR kita mau dipakai sebagai ISO berapa. Sebaiknya kita anggap sebagai ISO 100. Kemudian, bagusnya kecepatan rana kita pasang di 1/125 (sesuai dengan hukum: kcepatan dasar pemotretan adalah 1/ISO film). Kemudian, diafragma dipasang sesuai dengan kecerahan matahari yang ada, lalu ditambah under dan over masing-masing satu stop (atau kalau perlu dua stop masing-masing). Kalau matahari sangat cerah, biasanya saya pakai 1/125 dan f/22. Ada awan sedikit 1/125 dan F/16. Coba sendiri untuk mendapatkan pengalaman dalam memilih kombinasi kecepatan dan bukaan.Saya belum hafal kamera mana saja yang tidak bisa dipakai untuk film IR. Ada baiknya yang punya buruk dengan kamera tertentu bisa bagi-bagi pengalaman agar bisa kita tabelkan bersama. OK ?
Edgar...infomu sangat berguna. Makasih banyak-banyak........
terima kasih kembali pak arbain, dan mas edgar, dan smeua teman2 yang urun rembuk disini...:) mas iwan b adjie..: mau dong Film IR nya, di tukar ayam kan?..:D trim's to admin yang udah edit tulisan boss arbain;;)
Oleh: david hermandy (3403) 21 tahun yang lalu
Baca Infrared Photography Handbook by Laurie White, buku ini sangat bagus buat yang mau belajar tentang infrared, penjelasannya cukup detil. Untuk mendapatkan kontras dan fine grain pada Kodak HIE expose sebaiknya agak under (ISO 200 atau 400). Efek maksimal bisa didapat dengan filter opaque no.87. Pemakaiannya sulit tapi menyenangkan. Ada film infrared yang baru: MACO IR 820 (onecachet.com) yang kabarnya lebih bagus dari Kodak (spectralnya lebih panjang dan fine grain). Untuk pemakaian infrared harus mempelajari situasi cahaya yang cocok dengan film ini. Buat pak Arbain, saya agak kurang jelas dengan kata panas, jika film IR bisa menangkap panas, kenapa skin tone pada daerah shadow tetap hitam? Kalau maksudnya thermal infrared, itu sudah tergolong far infra red jauh dari jangkauan infrared photography. Film infrared yang kita pakai hanya mampu mencapai near infrared.
Oleh: Wisnu Pati (3481) 21 tahun yang lalu
saya ingin berbagi pengalaman : Seminggu yg lalu saya pakai film ILFORD SFX 200 kamera Canon EOS 30 lensa 28-135mm, setelah saya PO ternyata hasilnya memuaskan efek IRnya keluar padahal film tersebut sudah kadaluwarsa 1 thn 3 bulan, kapan2 hasilnya saya tampilkan di sini. Caranya menggunakan : kamera di taruh diatas tripod lensa bebas mo ditaruh pada titik panjang fokal, asa setel pada 200 diafragmanya bisa 22 ato 16 jam pemotretan antara jam 11 - 14 dan jangan lupa pakai filter dark rednya ilford. Ketika filter tersebut di tempel didepan kamera maka pada view finder akan terlihat gelap, sebelum ditempel filternya focuskan dulu obyeknya setelah itu kita liat di view finder berapa speednya tergantung bukaannya saat itu, makin kecil bukaannya makin lama waktu shutternya. setelah filter tertempel maka speednya dibikin normal dan mulailah 1 jepretan. Sebagai ilustrasi : kondisi kamera sebelum terpasang filter katakan saja speednya 60 diafragma 22, begitu filternya terpasang di depan lensa maka yg tampak di view finder gelap dan speednya akan berubah 4-6 stop under, agar hasilnya oke maka speednya kita taruh pada posisi normal, dan hasilnya efek IRnya akan tampak putih pada dedaunan yg berwarna hijau. Kalo filmnya pakai kodak repot sekali dalam penangannya, selamat mencoba, kalo masih belum jelas bisa tanya lagi, matur nuwun.
Terima kasih atas masukannya bung Wisnu, saya akan mempraktekkannya segera, foto anda di salon foto 2002 juga bagus sekali:)
aku udah punya contoh untuk pertanyaan yg anda maksud tinggal scanner.... cuman hasilnya tidak sebaik kalo kita pakai yg produknya Kodak HIE , btw kalo foto untuk salon foto thn ini lebih baikan dikit aku menargetkan 3 foto BW accepted, thanks
Oleh: Thomas Setiabudi (1324) 21 tahun yang lalu
saya pernah dengar kalau kamera digital bisa untuk motret ala infra red dengan cara dibuka filternya. Adakah rekan-rekan yang puna pengalaman dengan ini?
Oleh: Daniel K Halim (17970) 21 tahun yang lalu
saya cuman mau bilang HIDUP FN!! =D> =D> =D> salut deh sama semangat kekeluargaan-nya yg sangat kuat... saya juga kebetulan sangat tertarik dan sangat puas dengan informasinya thanx bgt buat kakak2 yg telah membagi ilmunya, terutama kak Arbain dan tidak lupa untuk kak Raiyani yg tidak malu bertanya, jadi tidak sesat di jalan :) salam!!