#-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Irwansyah S (52460)    21 tahun yang lalu

  0 

Kawan-kawan semua,
Saya mohon pencerahan atas teori atau pendapat dibawah ini. Ini bukanlah teori saya, tetapi saya dapatkan di dalam topik yang lain dalam forum FN juga. Saya hanya ingin tahu apa pemikiran anda dengan teori dibawah ini.

Inilah dia:

"1. Pada fotografi, untuk menilai sebuah lensa baik atau tidak hampir tidak ditemukan penilaian berdasarkan diameter."

"2. Dan jarang sekali penilaian baik-buruknya sebuah lensa atas pertimbangan kualitas bahan optiknya."

"3. Sebab, kalau bukan karena pangsa pasar yg berbeda-beda, bisa dibilang semua manufacturer memiliki teknologi untuk menghasilkan lensa (baca= jenis gelas/kaca bahan lensa) yang tinggi mutunya."

"4. Dalam dunia fotografi, terminologi untuk menilai baik-buruknya sebuah lensa cuma ada pada kata LENSA KUAT atau LENSA LEMAH."

Semoga ada yang sudi memberikan penjelasan terlebih dari yang ahli Fisika.

Terimakasih sebelumnya, [-o Irwans

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Arbain Rambey (103716)    21 tahun yang lalu

 0 

Mutu lensa bisa dilihat dari detil pengetesan oleh orang yang ahli. Hasil tes ini biasanya ada di majalah-majalah foto. Kalau mau gampang, tes aja sendiri sesuai kebutuhan kita. Pasang di kamera Anda beberapa lensa yang diuji bergantian. Lalu kita pakai memotret berbagai objek. Jangan lupa menandai lensa apa yang dipakai (mungkin dengan sepotong kertas bertulisan sesuatu). Untuk mutu pemisahan warna, kita bisa memotret aneka benda yang warnanya banyak. Lalu untuk kemampuan memisahkan detil, juga ketajamannya, kita bisa memotret kertas yang berhuruf kecil-kecil dll dll.....Bagusnya sih percaya pada tes lab yang dimuat di majalah (luar negeri umumnya). Tapi tes sederhana kadang perlu juga....

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  D. Setiadi (81319)    21 tahun yang lalu

 0 

di sini

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh: Kartono Kho (1438)    21 tahun yang lalu

 0 

Saya setuju sekali dengan apa yang Bang Arbein katakan... ternyata bukan hanya ganteng :)) tapi pakar juga.

Bung Irwansyah,

"1. Pada fotografi, untuk menilai sebuah lensa baik atau tidak hampir tidak ditemukan penilaian berdasarkan diameter."
Saya rasa pernyataan ini sangat tidak benar... saya pernah compare Canon EF 70-200 f/4 (diameter caps 72mm) dengan Canon EF 70-200 f/2.8 IS (diameter caps 77mm), secara result (dalam hal ini ketajaman dan kontras) hampir bisa dibilang sama. Bahkan ada yang pernah bilang kalau lensa Canon EF 50 f/1.0 itu kalah tajam dibanding Canon EF 50mm f/1.4

"2. Dan jarang sekali penilaian baik-buruknya sebuah lensa atas pertimbangan kualitas bahan optiknya."
Buat saya, penilaian baik-buruk lensa itu sangat tergantung akan qualitas bahan optiknya, salah satu buktinya ada canon L lens yang memakai lensa2 berbahan bagus (seperti asperical lens, fluorite, super UD etc). Bahan2 lensa yang bagus seperti itu tidak bisa dibandingkan dengan lensa plastic. Dan tentu saja grind lensa juga berpengaruh sekali.

"3. Sebab, kalau bukan karena pangsa pasar yg berbeda-beda, bisa dibilang semua manufacturer memiliki teknologi untuk menghasilkan lensa (baca= jenis gelas/kaca bahan lensa) yang tinggi mutunya."
Sangat salah... tidak semua manufacturer memiliki teknologi untuk menghasilkan lensa yang sama mutunya, kalau saya tidak salah, hanya canon yang memiliki teknologi untuk membuat lensa DO (Diffractive Optic).

"4. Dalam dunia fotografi, terminologi untuk menilai baik-buruknya sebuah lensa cuma ada pada kata LENSA KUAT atau LENSA LEMAH."
Untuk menilai lensa bagus atau tidak itu kembali lagi kepada perkataan Bung Arbein... tergantung kebutuhan kita. Apa yang ingin kita capai... ketajaman? contrast? Versatile?
Misal, anda sering photo macro, tentu saja EF 100mm f/2.8 macro, tapi untuk potrait tentu saja EF 100 f/2 lebih baik karena DOF-nya bisa lebih sempit.
Just my opinion :)>-

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh: haris wijaya (1903)    21 tahun yang lalu

 0 

Bang Irwan, untuk pernyataan nomor 2 dan 3, saya pernah baca (saya lupa majalahnya) bahwa kamera-kamera Leica sangat terkenal bukan hanya karena Leica merupakan kamera SLR pertama di dunia, tapi juga karena kehandalan lensa-lensanya. Lensa kamera Leica menggunakan bahan optis pembuat lensa yang sangat bagus yang diambil dari salah satu tempat di Leitz, Jerman (Leica = leitz camera). Mengenai kebenaran tulisan itu, saya sendiri nggak tahu pasti, Wallahualam...

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Toga Tampubolon (7119)    21 tahun yang lalu

 0 

Saya setuju dengan Haris, lensa Leica memang terkenal sangat baik terutama untuk detail. Kalau ada adapter yang dibuat untuk menggunakan lensa Leica di body Nikon pasti saya beli. (buat Canon ada) 1. Mengenai diameter memang sangat relatif dan tergantung kebutuhan, tapi secara logika lensa yang diameternya lebih besar dapat menampung sinar yang lebih banyak (ini juga kata yang ngajarin saya motret). 2. Mengenai kualitas bahan optik sudah jelas pasti akan membedakan hasil gambar. 3. Justru sekarang setiap merk berusaha mengeluarkan tehnologi yang tidak dimiliki merk lain. 4. Kuat - Lemah maksudnya apa sih? Tapi yang penting adalah sebelum menentukan pilihan atas lensa ada baiknya melihat hasil yang dibuat oleh orang yang menggunakan lensa tersebut. Lebih bagus lagi kalo lensanya boleh dicoba dulu.

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Dahono Fitrianto (7655)    21 tahun yang lalu

 0 

Saya sendiri masih sangat awam soal fotografi, tetapi dari yang saya dapat pas kuliah dulu, kualitas bahan jelas sangat-sangat menentukan kualitas benda-benda optik. Karena bahan yang berbeda memiliki susunan atom yang berbeda-beda pula dan menghasilkan kerapatan massa yang berbeda, dan ini akan berdampak pada sudut defraksi cahaya yang melewatinya. Contoh paling gampang, jendela yang terbuat dari kaca asli dan jendela plastik pasti berbeda kualitas optisnya kan? Belum lagi kalau berbicara soal proses pembuatan lensa, mulai dari mengasah sampai pelapisan(coating)-nya. Saya yakin pasti masing2 produsen menggunakan teknik yang berbeda dan menghasilkan lensa dengan kualitas berbeda2 pula.

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Heri C., Winale (5653)    21 tahun yang lalu

 0 

Untuk menghindari salah pengertian sehingga mungkinkah pendapat2 orang yang lagi belajar foto seperti saya siap-siap “DITELAN” kalau ketahuan opini dan pendapat saya itu tidak sesuai ilmu yang ada pada bung Syukri, berikut penjelasan lanjut dari saya dari apa yg bung Syukri tanyakan di atas.

Point [1] s/d [4] yang ditulis bung Syukri di atas benar adalah tulisan saya yang ada di topik bincang lain. Itu tulisan dari pengalaman membaca artikel, beberapa buku, beberapa brosur, beberapa tulisan dan komentar di banyak sumber bacaan. Tulisan itu gambaran penafsiran saya yg didapat dari macam2 bahan tulisan tadi. Ke-4 tulisan di atas akan saya tindak lanjuti di bawah ini, maksudnya memang supaya tidak ada lagi “maestro” yang siap menelan saya bisa TERSESAT karena opini yang datang dari kepala saya tidak persis sama dengan yg dituang dalam tulisan (di topik ini pada judul bincang yg lain, sebetulnya saya sudah kasih komentar buat merespon kejumawaan bung Syukri. Bahwa saya harus memperpanjang pengulangan topik itu di sini, yah karena saya harap kali ini bung Syukri tidak tersesat lagi).


[1]TENTANG DIAMETER LENSA Saya tidak melihat ada maestro fotografi pernah bilang sebuah lensa yg lebih besar diameternya berarti lebih bagus. Sebab (in my opinion) mengatakan pendapat seperti ini bisa membingungkan orang yang tidak tahu seluk beluk teknik lensa, seperti orang yang baru belajar kayak saya. Wajar saja untuk menilai bagus tidaknya sebuah lensa bukan berdasar diameter. Sebab ada beberapa parameter untuk mengukur keunggulan satu lensa dengan yang lainnya, tidak semata atas dasar diameter belaka. (Bang Rambey sudah kasih contoh soal ini).


Tapi kalau membandingkan lensa yang satu kelas (dan apalagi satu merek) memang bisa mungkin diameter lensa akan menentukan keunggulan lensa itu. Contoh lensa fix focus 50 mm f/1.4 dengan f/1.8, sudah jelas kalau dilihat dari cara lensa berkemampuan menyerap (mentransfer) cahaya lensa f/1.4 lebih unggul dari lensa f/1.8 dan sudah pasti lebih besar sedikit diameter inner lensa f/1.4 dibanding yang f/1.8. Lalu apakah dengan begini kita terpaku dengan asumsi bahwa lensa 50 mm f/1.4 mutunya lebih baik karena berdiameter lebih besar dari lensa yg f/1.8 ? IMO, jawabannya relatif dan tidak selalu iya hanya karena factor diameter lebih besar yg dimiliki lensa f/1.4. Sebab untuk menghasilkan kualitas foto yg sama dengan yg dihasilkan lensa f/1.4 pada kondisi lighting yg sama dan objek yang serupa, lensa f/1.8 masih bisa mengatasinya dengan mem-variasikan timing shutter speed dan atau flash! So what? Imo, diameter lensa sebagai tolok ukur keunggulan lensa di sini relativ sifatnya. Makanya saya juga berpendapat, tidak lazim mengambil kesimpulan dari sisi diameter lensa untuk mengatakan lensa A lebih baik dari B kalau lensa A dan B ada dalam satu kelas. Bagaimana dengan yang berlainan kelas? Justru kesimpulan begitu makin tidak relevan. Akankah kita katakana lensa fix focus 85 mm f/1.4 (filter size 72 mm) lebih bagus dari lensa zoom 35-105 mm f/3.5 – 5.6 (filter size 52 mm) hanya karena diameter lensa 85 mm f/1.4 lebih besar? Give me a break !


[2]TENTANG KUALITAS BAHAN OPTIK. Leica, Carl Zeiss, Nikon, Canon, Steiner adalah sebagian nama-nama terkenal pembuat lensa berkualitas di antara sekian banyak lainnya. Tapi mari kita ambil contoh untuk memudahkan diskusi soal kualitas optik ini. Lensa fix focus Nikon 50 mm f/1.4 dan lensa kelas yg sama Canon 50 mm f/1.4 keduanya tentu saja memakai bahan baku optik dengan teknologi manufacture yg berbeda. Kita tidak tahu mana yg lebih unggul dari keduanya. Kecuali menguji kedua lensa itu pada kondisi dan objek yang sama. Terus hasil foto dianalisa lewat berbagai metoda. Seperti contrast, saturasi warna, ketajaman (saat foto diblow up) dlsb. Dari hasil uji coba kelayakan, kita anggap saja dulu Nikon yg menang. Karena kedua lensa ada di kelas yang sama, pada kasus ini saya akui optik memegang peranan penting atas unggul tidaknya sebuah lensa.

Okey. Tetapi apakah selamanya Nikon unggul karena kualitas optiknya, sebagai contoh? Apakah Canon tidak pernah menghasilkan karya fotografi mendunia? Apakah lensa Tamron atau Sigma tidak pernah menggondol Awards? Kita tahu jawaban semua ini adalah, tidak. Jadi dengan fakta ini, saya berpendapat pada titik tertentu penilaian keunggulan sebuah lensa atas dasar perbedaan kualitas optik (teknologi manufacture) adalah relativ. Ini tidak pula berarti kesimpulan saya lensa Tamron sama persis dengan mutu optik lensa Carl Zeiss! Karena ada banyak factor untuk sampai pada kesimpulan ttg baik buruknya lensa, itulah sebabnya saya juga berpendapat mutu sebuah lensa jarang melulu dilihat atas dasar pertimbangan optik. Barangkali contoh ekstrim berikut ini akan memperjelas pendapat saya di atas.

Gunakan lensa Nikon dan Leica yang kelasnya sama, ada sebuah objek di tengah matahari terik di luar rumah. Atur sedemikian rupa hingga setting eksposure kedua kamera sama-sama bukaan rana f/1.4 dan kecepatan 1/30 detik, terakhir kita minta maestro fotografer mengambil gambar. Hasilnya diperiksa dan kedua foto ternyata “terbakar”! Nah apa arti keunggulan optik Leica di sini? Tapi, kenyataan ini bukan berarti juga saya tidak mengakui keunggulan lensa Leica, loh.

[3]TENTANG PASAR LENSA DAN KEMAMPUAN REKAYASA OPTIK Nikon mengakui mempelopori teknologi Aspherical lens dan Extra Low Dispersion glass. Kedua hal ini cuma sekedar contoh dari banyak inovasi pengembangan yang dilakukan Nikon. Kemudian perusahaan-perusahaan lain kayak Canon, Sigma atau Tamron toh akhirnya juga memproduksi lensa jenis Aspherical dan ED glass. Ini artinya apa? IMO ini adalah petunjuk jelas bahwa kemajuan-kemajuan bidang teknologi engineering jenis lensa bisa diikuti oleh lainnya. Meski barangkali tidak sama persis, tapi kita tidak bisa menafikan bahwa Tamron sendiri mampu membuat lensa Asperis atau lensa yang low dispersion!

Leica memang kesohor akan mutu optiknya – IMO – ini sebetulnya masih dipertanyakan lagi untuk saat ini mengingat pesaingnya yang lain seperti Nikon, Canon atau Zeiss sekarang tidak tinggal diam menghasilkan lensa bermutu. Apa yang pernah saya baca soal Leica soal keunggulan lensa dan kameranya ialah bahan logam yg “very fine” , presisi dan sangat “smoot” ketika digunakan yang menyebabkan Leica tetap kategori papan atas. Juga akan prinsip kesimpelan dan kemudahan penggunaannya.

Jadi, kira-kira apakah Tamron akan suatu ketika membuat kamera dan lensa sekualitas Leica? Saya tidak tahu. Namun kalaupun itu sangat masuk akal buat Tamron mebuatnya, saya – IMO – Tamron tidak akan melakukannya. Alasannya sederhana saja. Siapa yang akan beli produk Tamron kalau dengan harga dan mutu yang sama bisa beli produk Leica? Sebetulnya ini sudah masuk persoalan teori ekonomi pasar, dan saya tidak tahu menahu soal itu. Tapi itulah pendapat saya.

[4]TENTANG LENSA KUAT DAN LENSA LEMAH (HIGH SPEED DAN LOW SPEED LENS). Ini murni kesimpulan dan pendapat saya. Tapi saya juga mau mengemukakan satu hal, ketika orang awam kayak saya ini mencari tahu soal lensa-lensa, saya menemukan para empu dalam dunia fotografi berbicara soal jumlah cahaya yang harus ditransfer sebuah lensa ke film. Terlepas dari kualitas optik sebuah lensa, para empu itu bicara bahwa sebuah lensa f/2.8 dikatakan lebih kuat (high speed lens) karena kemampuannya untuk “menyeberangkan” jumlah cahaya yang lebih banyak ketimbang lensa f/3.5. Lensa f/3.5 menjadi lensa low speed lens disbanding f/2.8. Kalau masih membicarakan lensa dari sudut “kumpul mengumpulkan cahaya” ini, sama seperti point [1] di atas. Saya melihat empu-empu dunia cuma ngomong high atau low speed lens untuk menyatakan kemampuan lensa. Apapun variasi konstruksi dan atau jenis optik dan disain lensa, ujung-ujungnya lensa itu ditabalkan atas penilaian kemampuannya dalam mengumpulkan cahaya.

Barangkali pejelasan saya ini bisa memadai pembaca FN khususnya buat bung Syukri. Kalau tidak puas juga, saya silahkan bung Syukri menguak ilmunya sehingga bisa “MENELAN” saya.

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Irwansyah S (52460)    21 tahun yang lalu

 0 

Aku nyerah deh, penjelasannya panjang lebar, ciri khas kutu-buku. Thanks ya?.

Salam,
Irwans

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Bambang Suroyo (3167)    21 tahun yang lalu

 0 

Mas Irwan dan mas Herry,

Disclaimer: saya fotografer amatir, hanya mempunyai pengalaman langsung dengan lensa Canon EOS (sebagai contoh), dan pendapat saya sepenuhnya hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya saja (dan sebagian yang masih bisa diingat dari kuliah optik dan cahaya, dan kuliah laser dan serat optik dulu sekali.. :-). YMMV...

Saya hanya akan mendiskusikan kualitas optik, tidak mencakup kualitas bangun/ketahanan dan kualitas lainnya (misalnya kecepatan AF lensa, dll).

Kualitas optik lensa mencakup faktor ketajaman (resolusi dalam line per milimeter/lpm), kontras warna, ketahanan terhadap flare dan ghosting, dan kualitas 'bokeh' (gradasi out of focus area) yang dihasilkan.

"1. Pada fotografi, untuk menilai sebuah lensa baik atau tidak hampir tidak ditemukan penilaian berdasarkan diameter."

Tidak sesederhana itu. Pada prinsipnya, untuk lensa dengan kelas yang sama, lensa yang diameternya lebih besar hampir selalu lebih baik dari lensa yang diameternya lebih kecil.
Beberapa contoh: Lensa Canon EF 50mm/1.0 L (diameter 72mm), 50mm/1.4 (diameter 58mm), dan 50mm/1.8 (diameter 52mm). Kualitas optik ketiga lensa tersebut sangat tinggi, tetapi pada bukaan f/2.0 maka kualitas optik yang dimiliki lensa f/1.4 lebih tinggi dibandingkan lensa f/1.8. Lensa 50mm/1.0 didesain khusus untuk mendapatkan cahaya maksimum dengan melakukan kompromi pada kualitas optik, sehingga pada bukaan f/2.0 kualitas optiknya tidak sebaik lensa f/1.4. Tetapi bila kita memerlukan bukaan f/1.0, ya tidak ada pilihan lain karena tidak ada lensa normal SLR lainnya yang mempunyai bukaan sebesar itu.
Lensa 70-200mm/4.0 L (diameter 67mm) dan 70-200mm/2.8 L (diameter 77mm). Kualitas kedua lensa tersebut sangat tinggi dan hampir setara, tetapi lensa f/2.8 yang mempunyai diameter lebih besar tetap lebih baik dari sisi ketajaman dan kontras warna. Jangan bandingkan kedua lensa tersebut dengan consumer zoom 70-210 f/3.5-4.5 atau 80-200 f/4.0-5.6 (diameter 58 atau 52mm) yang kualitas optiknya jauh dibawah kedua lensa 70-200 yang disebutkan sebelumnya.

Adalah sangat sulit (dan hampir tidak mungkin) untuk membandingkan lensa dengan kelas yang berbeda, karena umumnya setiap kelas lensa didesain dengan tujuan utama yang berbeda. Misalnya membandingkan lensa fixed dengan lensa zoom, atau membandingkan lensa consumer zoom dengan profesional zoom (consumer jelas menang dari segi harga, dan profesional lebih baik dari segi kualitas dan ketahanan :-).

"2. Dan jarang sekali penilaian baik-buruknya sebuah lensa atas pertimbangan kualitas bahan optiknya."

Salah. Kualitas optik lensa ditentukan beberapa hal mencakup: desain lensa, kualitas bahan elemen lensa, kualitas lapisan/coating, dan kualitas lapisan penyerap cahaya didalam tabung lensa. Lensa lebar/wide kualitas baik umumnya didesain menggunakan elemen lensa aspherical untuk mengurangi distorsi dan meningkatkan ketajaman. Sedangkan lensa panjang/tele kualitas baik umumnya didesain menggunakan elemen lensa dengan faktor dispersi kecil (misalnya mengandung Fluoryte, Low Dispersion/LD, Ultra-low Dispersion/UD, Apochromatic/APO, dll) dengan tujuan meminimalkan penyebaran spektrum warna cahaya dan meningkatkan ketajaman lensa.

Elemen lensa asperis/aspherical sendiri bisa dibuat dengan berbagai macam teknik misalnya: moulding (melapisi elemen gelas dengan lapisan asperis resin/acrylic) yang paling mudah dan murah, hybrid (menempelkan satu elemen gelas/resin asperis ke elemen gelas lainnya), dan teknik grounding (menggerinda elemen gelas untuk mendapatkan desain asperis) yang paling sulit, mahal, tetapi paling bagus kualitas optik asperisnya.

"3. Sebab, kalau bukan karena pangsa pasar yg berbeda-beda, bisa dibilang semua manufacturer memiliki teknologi untuk menghasilkan lensa (baca= jenis gelas/kaca bahan lensa) yang tinggi mutunya."

Salah. Saat ini memang sebagian besar teknologi pembuatan lensa dikuasai oleh hampir semua pembuat/manufacturer, tetapi ada beberapa teknologi tertentu yang hanya dimiliki oleh satu manufacturer saja. Beberapa contoh:

Saat ini hanya Canon yang mempunyai teknologi untuk membuat elemen lensa/gelas yang mengandung Fluoryte, dan efektifitas dispersi elemen tersebut sebanding dengan 2 atau 3 UD elemen. Elemen tersebut hanya dipasang di lensa panjang dengan bukaan besar saja, dan itu menjelaskan mengapa saat ini Canon (relatif) unggul di kualitas optik lensa panjang.
Juga hanya Canon yang saat ini telah mendesain dan berhasil membuat lensa dengan Diffractive-Optical (DO) elemen, yang dapat membuat desain, ukuran, dan berat lensa menjadi lebih ringkas/kecil dan lebih ringan sampai 30%-nya.

Pembuat lensa di Jerman umumnya unggul dalam teknologi pelapisan/coating lensa, dan menyebabkan lensa buatan Jerman (Leitz, Carl-Zeiss) unggul dalam segi kontras warna (yang konon memberikan efek 'creamy' pada foto warna atau hitam putih dan memberikan efek 3 dimensi - menurut pencinta Leica).

"4. Dalam dunia fotografi, terminologi untuk menilai baik-buruknya sebuah lensa cuma ada pada kata LENSA KUAT atau LENSA LEMAH."

Salah. Ada beberapa hal untuk menilai baik-buruknya sebuah lensa.
1. kualitas optik
2. kualitas bangun (dan ketahanan)
3. kualitas lainnya (kecepatan autofokus, kehalusan lapisan cat + pengerjaan + finishing, desain luar lensa misalnya tripod mount, dll).
4. value for money

Lensa kuat dan lensa lemah hanya merupakan salahsatu parameter lensa saja (yaitu bukaan maksimum lensa).

Bagaimanapun, bagus tidaknya suatu lensa akan sepenuhnya tergantung ke fotografer yang menggunakan - 'every lenses will be as best as the photographer using it'.

salam,,, Bambang.

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Irwansyah S (52460)    21 tahun yang lalu

 0 

Hmmm, :-, Aku tambah #-o .

Mas Bambang, saya tahu bukan pekerjaan gampang sudi meluangkan waktu menulis panjang begini.

Saya sudah lihat profil Mas Bambang di web anda, Teknik Fisika 1986 ITB, nampaknya cukup kredible.

Pendapat mas Herry terutama yang ditulis dalam jawaban terakhir mungkin ada benarnya, cuma kurang to the point saja.

Terimakasih atas pencerahan ini.

Cool,
Irwan

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Very Wirawan (35735)    21 tahun yang lalu

 0 

saya kok tidak jadi cerah malah tambah bingung ya? :-/

Re: #-o Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Bambang Suroyo (3167)    21 tahun yang lalu

 0 

Enggak usah dibawa bingung, mas Very.. :-)

Kesimpulannya kan: bagus tidaknya suatu lensa akan sepenuhnya tergantung ke fotografer yang menggunakan.

Kalau fotografer bagus menggunakan lensa bagus, hasilnya hampir pasti bagus.
Kalau fotografer bagus menggunakan lensa kurang bagus, tetap akan didapatkan hasil optimum sesuai keterbatasan lensa tersebut.

salam,,, Bambang.

Re: Mohon pencerahan sebelum ini saya "telan"

Oleh:  Rendra Kartadinata (19382)    21 tahun yang lalu

 0 

Mas Very, Ngak usah bingung.. yang penting moto jalan terus ! :) ;)
Ini kan bicara soal optikal lensa secara teknis saja, kan pada saat praktek memotret nggak bakalan ditanyain kan ? he..he..... (just kidding :)) :)) :)))
salam..