Oleh: Irwansyah S (52460) 21 tahun yang lalu
Saya perhatikan di fn, ada beberapa member yang memakai Canon EOS 10D. Saya mau mendengar pengalaman kawan-kawan yang mempunyai EOS 10D. Apakah ada yang mengalami focus problem seperti disini, dan seberapa besar ketidaknyamanan itu. Dari beberapa forum yang saya ikuti, ada yang menyatakan bahwa problem itu adalah hal yang dibesar-besarkan oleh segelintir orang yang baru memiliki kamera digital. Sebagai barang baru, meraka ingin mencari celah apa saja yang mungkin di ekspose dan mendapat predikat sebagai "penemuan" terbaru mereka. Juga tidak sedikit dari mereka yang sebenarnya lebih cenderung ke apa yang disebut belum familiar dengan kamera tersebut atau pengoperasian kamera yang salah. Dengan memiliki 7 titik autofocusing, bisa jadi banyak user yang keliru memutuskan titik fokus mana yang harus dipakai sewaktu mengambil foto. Saya sendiri belum memegang kamera ini, tapi sedang dalam perjalanan ..:). Begitu tiba, saya akan melakukan focus test yang dimaksud itu dan akan mengabarkannya di forum. Cheers, Irwan
Oleh: Bambang Suroyo (3167) 21 tahun yang lalu
Mas Irwan, Saya kebetulan menggunakan EOS 10D sekitar 1 bulan terakhir (sebelumnya D30) dan tidak mengalami fokus problem dengan lensa-lensa yang saya miliki sekarang (EF 16-35, 24-70, 28-135 IS, 70-200 IS, 50/1.8 generasi pertama, 100 macro, dan Sigma 180 macro). S/n kamera saya 0430xxxxxx, dan saya sempat melakukan 'ruler test' untuk melakukan cek terhadap akurasi fokusnya. Hasilnya adalah seluruh kombinasi kamera + lensa tersebut auto fokusnya cepat dan akurat sesuai harapan. Semoga membantu. salam,,, Bambang.
Oleh: Hilman Patria (18646) 21 tahun yang lalu
belum menemukan masalah itu tuh mas, mudah2 an sih gak.. hehe.
Mas Bambang: Terimakasih informasinya mas Bambang. Sedikit melegakan saya. Saya juga memesan 28-135 IS dan 20/2.8 USM bersama 10D. Saya tidak punya lensa L. Maklumlah, saya belum pernah menghasilkan uang serupiah-pun dari hobby yang mahal ini, jadi susah memberikan justifikasi untuk invest ke lensa L. Sedang lensa yang saya miliki sekarang adalah: Cosina 19-35/3.5-4.5, EF75-300 IS, EF50/1.8-MkII, juga EF35-80 bawaan 500N. Pernah pinjam Compact Macro 50/2.5 punya kawan, tetapi merasa 100/2.8 Macro lebih sip. Kalau 'menteri keuangan setuju' (istri;)), saya rencana mau pesan wide angle L yang paling murah: 17-40L, dan menjual beberapa lensa yang tidak perlu. Mas Hilman: Ngomong dong, kamera-nya sudah di ruler-test atau belum.
Mas Irwan, Lensa 17-40 (atau 16-35) ditambah 28-135 IS ideal sekali dipasangkan dengan body 10D kalau kita sedang bepergian. Kalau masih perlu tambahan jangkauan, saya tambahkan 1,4x tele converter Tamron - yang berfungsi sepenuhnya dengan lensa 28-135 IS ini. Jangkauan lensa 16-35 + 28-135 + 1,4x TCnya dengan faktor multiplikasi 1,6x dari body 10D menjadi setara dengan rentang 25 mm ~ 300 mm pada format 35mm. salam,,, Bambang.
hehe.. malu ah, udah ada pakarnya soalnya.. :D mas bambang bagi2 ilmunya yah..
Mas Bambang, annoying nggak dengan sifat 28-135 yang suka molor sendiri kalau lagi point down?. Apa trik anda. Setahu saya Tele-Converter cuma mau bekerja dengan prime lenses, apakah Tamron bisa bekerja dengan zoom juga, dan bagaimana kualitasnya. Juga apakah meteringnya bekerja otomatis dengan berkurang 1 fstop?. Semoga tidak bosan menjawabnya. Cheers.
Mas Irwan, Lensa 28-135 saya kebetulan agak 'tight' zoom ringnya, sehingga tidak/belum mengalami 'zoom creep' ini. Untuk TC, tamron 1,4x saya termasuk seri lama, 'dumb' TC yang sepertinya tidak mempunyai komponen elektronik apapun di dalamnya. Metering tidak secara otomatis diturunkan 1 stop, tetapi pada prakteknya kamera secara otomatis melakukan kompensasi di bukaan atau speednya, sehingga pengukuran tetap akurat. Karena tidak mempunyai elemen terluar yang menonjol seperti TC dari Canon, maka TC Tamron ini dapat dipasang dan bekerja dengan hampir semua lensa yang saya miliki (perkecualian hanya Sigma 180 Macro HSM, enggak bisa auto fokus bila dipasang TC Tamron ini) Untuk kualitas, tentu saja hasilnya tidak sebaik TC Canon. Yang cukup terasa adalah Tamron TC ini mengurangi kontras warna. Hampir tidak masalah dengan film negatif (bisa dikompensasi di pencetakannya) atau digital (bisa dikompensasi di Photoshop), tetapi mungkin menjadi masalah bila kita menggunakan slide. Karena itu, TC ini hanya saya pakai bila memang betul2 diperlukan. salam,,, Bambang.
Mas Bambang, Saya menunggu-nunggu sampeyan upload foto dari lensa Sigma 180 Macro. Yang ada cuma bunga teratai yang memakai 28-135IS. Berhubung Mas Bambang punya EF100 Macro dan Sigma 180 Macro, saya mau tanya, yang mana lebih anda "cintai". Soalnya saya lagi bingung. Beda harga diantara dua lensa diatas tidak sampai $100, pilih Canon atau Sigma. Sementara untuk yang EF180 Macro, harganya 2.5 kali lipat Sigma 180 Macro. Bisa Mas Bambang bagikan sedikit pengalamannya dengan lensa dimaksud berhubung anda punya kedua-duanya?. Salam, Irwan
Oleh: Rendra Kartadinata (19382) 21 tahun yang lalu
Mas Irwansyah, Ikutan nimbrung nih... Sigma 180 Macro memang cukup menggiurkan dari sisi focal lengthnya. Cuma kalau anda mau memotret macro secara handheld, pertimbangkan sisi beratnya lensa itu (sekitar 1.1 kg). Memang kalau sekedar memotret 2-3 kali tidak apa-apa. Tapi kalau sudah puluhan kali... gemetar juga memegang lensa itu. Belum lagi anda memakai 10D yang bila digabung bisa mencapai 2 kg... Saya masih cenderung anda memilih EF 100 Macro. Relatif lebih ringan dan masalah kompatibilitas dengan kamera digital terbaru mendatang tidak menjadi masalah. salam ...
Mas Rendra, Terimakasih atas informasi yang cukup menyadarkan saya akan faktor berat itu. Selepas membaca komentar Mas Rendra, saya tadi langsung ke dapur istri saya. Saya bongkar-bongkar lemari gantung tempat istri saya menyimpan bahan makanan. Akhirnya ketemu juga bungkusan gula pasir yang 2kg itu. Saya timang-timang beberapa kali, berat...nggak, berat...nggak....berat....wow memang abot tuenan. Saya rasa Sigma 180 itu cuma untuk indoor shooting dengan memakai tripod?. Sulit juga membayangkan bagaimana kita bisa petenteng-petenteng dengan Sigma 180 mounting di 10D. Body 10D sendiri beratnya 790 grams tanpa battery dan tanpa BG-ED3 grip. Mana Mas Bambang, mungkin dia belum baca thread ini. Cheers. Irwan
Mas Irwansyah, Anda benar-benar kreatif sampai menimang-nimang 2 kg gula :)) Hal ini saya alami saat mencoba EOS 10D + BG-ED3 + 70-200 mm f/2.8 milik rekan saya minggu lalu. Jadi saya bisa menduga berapa berat lensa macro 180 mm itu.. BTW ditunggu nih test lapangan EOS 10Dnya.... salam !
Halo mas Irwan, Selamat atas kedatangan kamera barunya! Saya sebetulnya malah lebih dulu punya Sigma 180 macro sebelum punya Canon 100 macronya. Canon 100 macro itu untuk mengganti lensa 100 f/2.0 yang sebelumnya selalu saya bawa, dan justru lensa 100 macro tersebut sampai saat ini lebih banyak saya gunakan untuk membuat foto 'portrait' dan bukan foto makro. Biasanya, lensa 180 macro saya bawa dalam 1 kit bersama dengan lensa 28-135 IS karena sama2 menggunakan filter 72 mm. Tas berisi 1 body (konvensional) dan kedua lensa tersebut saya simpan di kantor (supaya bisa langsung hunting sepulang kantor :-). Sayangnya kerjaan kantor lumayan banyak dalam 2 tahun terakhir ini yang menyebabkan saya tidak bisa hunting seintensif sebelumnya. Untuk body 10D, karena mempunyai faktor multiplikasi 1,6x maka lensa 100 macro menjadi setara dengan 160 mm, dan lensa 180 menjadi setara dengan 290 mm pada kamera 35mm konvensional. Lensa 180 macro ini memang ideal untuk pemotretan makro dimana subyeknya agak sulit didekati (kupu2, capung, lalat, dll). Hasil lensa Sigma ini tidak mengecewakan, sangat tajam dan kontras warnanya bagus sekali. Saya pernah memotret kupu2 dan laba2 menggunakan lensa ini, nanti saya coba cari slidenya untuk discan dan diupload. Untuk berat, memang cukup lumayan beratnya (sekitar 1,2 kg dengan tripod mount). Memang berat pada awalnya, tapi lama2 nanti akan terbiasa juga membawa lensa dengan berat tersebut :-) salam,,, Bambang.
Mas Bambang: 10D saya baru tadi pagi nyampe. Berhubung saya masih sibuk dengan urusan pekerjaan, jadi belum terlalu intensif saya utak-atik, baru test shoot Kembang Kaca itu. Disini tidak ada toko lokal yang menjual lensa Sigma, jadi saya belum tahu seberapa besar ketidaknyamanan dengan lensa berat. Lagi pula untuk daily hunting saya kira kan 180 itu tidak sering kita pakai, cuma sesekali saja. 28-135 IS yang saya pesan rupanya versi molor (zoom creep), tapi saya kira saya bisa manage kok. Tidak terlalu "longgar" seperti lensa Minolta 28-135 saya. Mas Bambang, saya penasaran ingin melihat hasil Sigma tersebut, nanti tolong diberitahu diketerangan, kira-kira jarak ke subjek berapa cm/m dan handheld or tripod. Wuah... banyak sekali mintanya ya..?. Mas Rendra: Masalahnya tidak sampai $100 bisa dapat 180mm/3.5, menggiurkan bukan. Saya kira biar adil: pilih saja Sigma 105 Macro, nah, kok lari...:)) :)). Budget menipis terus sich. Salam, Irwan