Oleh: Jessica Wuysang (28887) 21 tahun yang lalu
hari ini saya mengalami cerita unik, tadi pagi saya nongkrong di tepi jalan raya sambil ngliat2 sapa tau ada objek bagus u/ difoto. gak lama kemudian, sebuah mobil datang dan berhenti tepat depan saya..kayaknya sih mo beli minuman di PKL. trus keluar seorang bapak dan anak, aduhhh...anaknya cakep banget n lucu, asli gemesin d. dan saya kepengen bener motret bocah itu...tp mikir2, musti minta ijin pa ngga yah...trus harus ngomong apa ke bapaknya...akhirnya setelah memberanikan diri, saya minta ijin dengan sang bapak sambil tersenyum manis :), berharap2 cemas supaya diijinkan...sapa tau senyuman manis saya berlaku :p tp yang terjadi malah diluar dugaan :O...sang bapak menolaknya dengan mengatakan bahwa dia gak suka anaknya diekspos..padahal saya udah ngomong baik2 kalo saya pengen motret anaknya dan kebetulan saya dlm rangka belajar (drpada boong trus ketauan kan lebih malu lagi). tapi penjelasan saya gak berlaku rupanya...dan akhirnya, mereka berlalu dr hadapan saya. aduhhh...saya nyesel banget gak bisa fotoin anak itu, bener2 kehilangan 1 objek yang bener2 menarik bagi saya :((:((. siang ini, saya melihat foto "Donal Husni" yang berjudul "Renungan seorang bocah" dan membaca pengalaman mas Donal. saya jadi ketawa sendiri, koq kisahnya mirip...bahkan lebih tragis dr pengalaman saya. mau dipukul? wah jangan sampe d ngalamin hal serupa. yang pengen saya tanyain dengan rekan2 FN, kira2 diplomasi kayak gimana sih yang diperlukan dlm kondisi seperti yang dialami o/ saya dan mas Donal? gimana cara meyakinkan orang tua anak tsb bahwa kita gak bermaksud jelek, bahwa kita bener2 hanya pengen motret aja...karna gemas ngeliat anaknya. dan gimana cara membujuk yang halus biar direstui sm orang tuanya u/ fotoin sang anak. gitu aja d pertanyaannya..:D u/ mas Donal Husni, mohon maaf karna saya menjadikan foto mas Donal (beserta pengalamannya) sbg bahan dr tulisan saya ini.
Oleh: D. Setiadi (81319) 21 tahun yang lalu
Bagaimana kalau kamu motret anak kamu sendiri? :D
Oleh: Sigit Yuwono (3664) 21 tahun yang lalu
barangkali bapaknya anak itu anggota FN juga Jess dan kenal kamu, jadi tahu foto anaknya bakal OE gitu :)) (jadi masalahnya di sini bukannya takut di-ekspose B-) ... begicuuu) Btw, coba tips ini: wajah mu 'kan keibuan ;;) jadi layak ikut arisan ibu-2 tuh, 'kan mereka banyak yg bawa anak, bisa jadi objek bukan????
Oleh: Dandy Zulkarnain, Penjahat (29816) 21 tahun yang lalu
Saya setuju dengan Pak Setiadi. Dulu waktu masih 'Playboy', aku pernah merenung renung dan mencoba menganalisa keCANTIKan seorang wanita. Setiap ketemu cewek aku pikir pikir nilai positif pendukung Cantik dr cewek tsb. Kenyataannya dapat ditemukan. Walaupun mukanya biasa, bodynya OK; Badannya gemuk mukanya gemesin; Muka jelek pantat dan betis OK banget; sampai Cewek pake Kaki palsu,,,, Tutur katanya halus... Jadi, kalau motret cewek cakep terus fotonya jadi bagus itu biasa. Yg membanggakan adalah kita dapat mengangkat nilai Kecantikan setiap org dgn kamera. Yang jelek jadi cakep . Yang mukanya gemuk jadi menarik, Yang budi pekertinya bagus jadi terekspose. dll. Jadi manfaatkan org sekitar mu aja Jes..
Oleh: ABBO simanjuntak (2086) 21 tahun yang lalu
ada apa sih...??????...
Oleh: Dahono Fitrianto (7655) 21 tahun yang lalu
Kalo kamu lagi jalan2 terus tau2 ada org gak dikenal motret kamu close up di tengah jalan, kira2 kamu mau gak Jess?? :D Atau kalo nggak, gak usah minta izin aja, langsung potret tapi diem2 jangan sampai ketahuan dan dari jauh n pake lensa telezoom. Soal tekniknya, saya kira Mas Rochim, Mas Indra Dhani, dan temen2nya di Jerman lebih tahu deh! ;) :p
Oleh: Felix Kuntoro (6616) 21 tahun yang lalu
Don't ask, just do it! ....tapi hati2, jangan sampe di pukul!! Biasanya saya pura2 motret apalah di latar belakang, lalu kalau nggak ada yang lihat, langsung motret objeknya, dan lalu cepet2 pura2 lagi motret lainnya. Kalau di tanya....oh...sorry, saya mau motret yang itu kok....jadi kan orangnya GR sendiri dan bisa malu sendiri..... Biasanya butuh tele-lens....Itu trik saya kalau memang bener2 kepengen motret,...tapi..... Saya setuju dengan rekan2 yang lain, bahwa keindahan itu ada di setiap manusia, jadinya nggak usah cari objek jauh2. Sejujurnya, saya kalau lihat objek menarik juga deg-degan pengen motret, dan kalau nggak berhasil, kecewa juga. tapi 'objek' kan selalu ada. Kapan2 pasti ketemu yang lebih bagus lagi. Saya biasanya menghormati juga hak asasi orang, terutama yang jelas2 nggak mau di potret (atau orang tuanya nggak senang). Biasanya saya hapus (kalau digital) atau saya janji, fotonya nggak akan di 'publikasikan'. 'Objek' yang lain masih banyak kok, jangan takut kehabisan 'objek' deh.... selamat berkarya! salam, FELIX
Oleh: Chandra Wirapati (5356) 21 tahun yang lalu
Motret saya mau Jess ...? hik-hik-hik ... :-)
Oleh: A.Ruli Trisaputra (65803) 21 tahun yang lalu
Pas baca judul saya pikir Jess mo married...hehehe....
Oleh: Barry Kusuma (61780) 21 tahun yang lalu
jadilah snapshooter yang baik :D:D:D saya setuju dengan Mas Felix, dan lihat kondisi juga.. tapi kalo memfoto moment ya kebanyakan snapshooter beda lho ya sama candid..
u/ mas Setiadi : anak yang mana? enak aja X(, emang saya udah punya tampang ibu2? u/ Sigit Yuwono : hiks...jangan gitu dong, kan baru 3 foto saya yang OE...btw, imut gini dibilang keibuan :(:((:(( u/ mas Felix : makasih u/ sarannya, ntar saya coba triknya :) u/ mas Dahono : mauuuu nih difoto...;;) u/ Rully : married? ama siapa? u/ Chandra : bole aja :D, kapan? u/ Barry : makasih u/ idenya :x u/ mas Dandi : ngaku nih pernah jd 'playboy' :p? u/ bang Abbo : :-? ada ide lain?
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 21 tahun yang lalu
coba trik dari saya... ajak temen kamu berpura pura dia perawat dari RSJ, dan suruh dia yang minta ijin kalok kamu ingin punya anak tapi fotonya dulu...:D:D:D:D
Oleh: Achmad Manzil Amrulloh (753) 21 tahun yang lalu
bilang ajah anaknya mirip dgn anak kamu yg gak pernah ketemu lagi karna di asuh bapaknya...hehehehehhe
Oleh: Heri C., Winale (5653) 21 tahun yang lalu
Jess, lain padang lain belalangnya. Beda bayi beda pendekatannya. Kayaknya memang kamu harus menguasai banyak trik. Sebab setiap ada kesempatan, hampir pasti berjumpa dengan org yg baru (anak dan ortu yang baru). Kesopanan yg standard mungkin tidak mempan buat orang tua yang punya bayi kayak pengalaman kamu barusan. Padahal kesopanan yg begitu sangat ampuh pada orang lain. Kayaknya juga kamu perlu sedikit tahu membaca situasi calon "mangsa" yg diketemui. Kalau kamu tahu membaca situasi hati dan psikologis orang2 yg baru kamu jumpai, alangakah bagusnya itu, sehingga kamu jauh-jauh sudah punya feeling, "Wah nih org serem, baik, ramah, ketus,....bla bla bla!" Dengan membaca forum muka org itu, nah kamu sudah bisa ambil kesimpulan trik apa yg bakal kamu lakukan. Biasanya untuk org yg berbakat dengan seni peran menggunakan teknik "pengalihan" sebelum sampai ke tujuan yg sebenarnya. Teknik semacam ini lazim juga disebut cari perhatian supaya terjadi kontak dan terjalin komunikasi. Pada contoh pengalaman Jessica di atas, misalanya Jess jangan langsung minta memfoto si anak, usahakanlah bagaimana bisa bicara dengan si bokap anak itu lebih dahulu (bisa bersandiwara dengan pura-pura bertanya sesuatu). Tentu saja mimik kamu Jess harus manis dan sungguh2, sehingga si bokap anak itu terkesan kamu itu layak dipercaya. Baru kemudian alihkan dengan menegur si bayi, berikan pujian pada bokap si bayi itu bahwa dia lelaki yg beruntung punya bayi cantik/cute, sekalian puji juga bahwa pasti isterinya luar biasa cantik!!! Nah, biasanya orang tua yang "egonya" sudah "disemir" begitu, bakal kepincut dan akan gampang saja kasih anaknya untuk dipotret. Bisa-bisa si bokap malah tidak mau ketinggalan dan minta difoto juga!
Oleh: Goenadi Haryanto (69924) 21 tahun yang lalu
Belajar dari para photo journalist, kalau ada scene yang bagus di tempat umum, potret dulu, urusan belakangan. Namun, saya akui memotret candid tidaklah terlalu mudah. Karena itu kita perlu banyak latihan, melihat, memutuskan, menjepret. Film menjadi "murah", kalau kita mendapatkan scene yang kena di hati.
Oleh: Feri Latief (10508) 21 tahun yang lalu
Hallo Jess, Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan : 1. Takdir! Kalau memang takdirnya apes ya apes. Sempet dipelototin Bapaknya, khan? 2. Jangan langsung motret, PDKT dululah. Kalau ada bapaknya PDKT ke bapaknya kalau ada ibunya PDKT ke ibunya, janganh terbalik PDKTnya. Jangan langsung ngomong mau motret. Niat kita jangan sampai terendus. Ngomongin apa dululah, soal Emansipasi wanita kek, tentang Taufik Kiemas kek, atau harga-harga bumbu dapur yang meroket dsb... 3. Nah, ini pengalaman saya pribadi yang memanfaatkan kamera digital: Begitu selesai pembicaraan langsung aja potret dengan perasaan tak berdosa. Lalu kamu pura-pura serius melihat hasil foto ke monitor kamera digital, lalu tiba-tiba tunjukin ke bapak atau ibunya sambil senyum dan berkata: "Pak, anaknya cantik ya kalau di foto!". Kamu nunjukin gambarnya sambil berbinar-binar dan sembunyikan perasaan bersalah dalam-dalam karena telah mencuri-curi motret. Biasanya reaksi bapak atau ibunya langsung kesengsem tuh lihat foto anaknya. Apalagi kalau mereka baru pertama kali melihat kamera digital. Dalam tahapan proses ini pasti mereka akan bertanya seperti ini: " Kamera digital, ya?" atau "Langsung bisa dilihat ya?". Kalau sudah begitu tinggal buka pembicaraan baru sambil terus motret. 4. Sekali lagi TAKDIR! Kalau lagi apes ya udah deh meningan foto yang lain aja. Tips lain: Kalau yang keberatan Bapaknya kamu bisa menggunakan segala kemampuan dan daya pesonamu untuk menaklukannya. Salam.
Oleh: Irfan A (5369) 21 tahun yang lalu
Kasian mbak Hau-siang2x ... Kalo membaca ceritamu, sepertinya bapak yg anaknya gak mau diekspos itu termasuk 1 diantara 354 orang di Indonesia Jess, soalnya dari pengalamanku waktu aktif di Pers Kampus, biasanya orang2 akan senang diekspos/diwawancarai oleh wartawan atau orang yg seperti wartawan (bawa kamera/tape recorder). Dalam kasus ini mungkin beliaunya adalah pejabat yg bermasalah di kantornya gitu, shg gak mau anaknya diekspos. Kalo aku biasanya justru kehilangan ekspresi yg alami ketika ketemu obyek2 yg menurutku menarik, soale mereka selalu cengar-cengir pengen difoto/ataw diwawancarai kayak :(|) So, cari aja orang laen, dg cara-cara yg sopan dan santun .. Usul mas Herry sepertinya juga perlu dipertimbangkan, jadi kita harus bisa tahu suasana psikologis mangsa kita..gitchu :)>-
Kasian mbak Hau-siang2x ... Kalo membaca ceritamu, sepertinya bapak yg anaknya gak mau diekspos itu termasuk 1 diantara 354 orang di Indonesia Jess, soalnya dari pengalamanku waktu aktif di Pers Kampus, biasanya orang2 akan senang diekspos/diwawancarai oleh wartawan atau orang yg seperti wartawan (bawa kamera/tape recorder). Dalam kasus ini mungkin beliaunya adalah pejabat yg bermasalah di kantornya gitu, shg gak mau anaknya diekspos. Kalo aku biasanya justru kehilangan ekspresi yg alami ketika ketemu obyek2 yg menurutku menarik, soale mereka selalu cengar-cengir pengen difoto/ataw diwawancarai kayak :(|) So, cari aja orang laen, dg cara-cara yg sopan dan santun .. Usul mas Herry sepertinya juga perlu dipertimbangkan, jadi kita harus bisa tahu suasana psikologis mangsa kita..gitchu :)>- ini salah send , tapi gak bisa ndelet :D:D
Oleh: Andi Lubis (14072) 21 tahun yang lalu
makanya, kalo motret lagi, ajak-ajak abbo...
Oleh: wahyu nugroho,marto (9503) 21 tahun yang lalu
ha... curi22 aja jes lebih enak ekspresi anak juga akan lebih natural he....
Oleh: Nusantara Widyandaru, DaruDoanK (5949) 21 tahun yang lalu
ijin ke gue aja Jess ... pasti gue kasih ijin :)
Oleh: nani umar (1321) 21 tahun yang lalu
tenang jes..hunting bareng gw...ntar gw kasih tau strateginya...lain kasus lain strategi neng!:D jangan ngajak abbo...ngerepotin...mesti nuntun-in orang tua..hahahha...(PEACE BO!)