Oleh: Beawiharta (2161) 21 tahun yang lalu
Seorang fotografer Los Angeles Times, Brian Walski, yang dikirim ke Iraq memulai era penyalahgunaan digital. Foto itu termuat dalam terbitan LA Times hari minggu Maret 31, 2003. Untuk lengkapnya bisa disimak di http://www.latimes.com/news/custom/showcase/la-ednote_blurb.blurb Dan kemudian simak penuturan fotografer di http://www.poynter.org/content/content_view.asp?id=28082 selamat berpikir. salam, beawiharta
Oleh: Mamuk Ismuntoro (4934) 21 tahun yang lalu
Di beberapa kali diskusi kecil dg teman2 komunitas kampus dan fotojurnalis, ada kesepahaman bahwa rekayasa foto ( jurnalistik) memang tak terhindarkan ( untk kondisi tertentu) . Sampai pada tataran pemakaian perangkat tambahan semacam flash untuk menerangi obyek masuk dalam sebuah 'rekayasa' foto.Tapi yg jadi persoalan sebenarnya adalah fakta yg direkayasa. Saya pribadi masih bisa mahfum jika seorang fotojurnalis 'harus' merekayasa obyek ( bukan fakta yg terjadi pda obyek). Rekayasa obyek, semacam meminta nara sumber untuk sedikit tersenyum, atawa meminta nara sumber untuk tidak melihat kamera lansung adalah rekayasa obyek. Yg dilakukan kang Brian bagi saya sudah tergolong dalam kebohongan foto jurnalistik sekaligus kebohongan terhadap publik.
Oleh: eddy hasby (143) 21 tahun yang lalu
Wah.... wah .... juragan PFI Suroboyo, ngamuk ki.....
Oleh: Eka Alam Sari (9096) 21 tahun yang lalu
Hiks, perang memang kejam... Dan dari sisi jurnalis (bukan foto) sehub dg perang Irak-Amrik juga, Peter Arnett, jurnalis kawakan perang juga lagi dipertanyakan sehub dg opininya baru2 ini. Baca aja di poynter online juga. Hiks, perang memang kejam.
Oleh: Lukas Setia Atmaja (25062) 21 tahun yang lalu
Mas Beawiharta, sayang sekali wajah anda disembunyikan di balik foto dua ekor orang utan. Kejujuran harus mulai dari diri sendiri Bung. Salam.
Oleh: Muhammad Hifdhiy (3729) 20 tahun yang lalu
bukannya udah dipecat ?,
Oleh: Ragawa Indra Maruti (5589) 20 tahun yang lalu
Kayaknya gue pernah baca artikel yg memaparkan masalah ini di Majalah Foto Media versi kapan gitu....
Oleh: Billy Nurwan (41) 20 tahun yang lalu
sorry, mungkin rada telat neh. tapi secara sederhana foto tersebut tidak mengubah fakta yang terjadi secara global, yaitu perang yang terjadi diirak. bukankah tehnik rekayasa dalam fotografi diperbolehkan, yang tidak boleh manipulasi dalam foto. dalam artikel foto media manipulasi dalam foto jurnalistik memang sangat di haramkan. tapi dengan perkembangan era digital rekayasa dan manipulasi jadi lebih mudah dan murah, hal ini cenderung menambah tangan2 jahil yang dapat merekayasa foto, tidak hanya dalam foto jurnalistik tapi dalam foto fine art dan pengkotak-kotakan lainya dalam bidang fotografi. bagaimana rasanya jika ada yang merekayasa foto karya cipta anggota FN sekalian? berkaitan dengan itu saya membutuhkan informasi untuk di tulis dalam laporan studi saya yang ada kaitanya dengan rekayasa foto dalam fotografi dan dihubungakan dengan UU hak Cipta no 19 tahun 2002. saya mohon, karena sampai saat ini banyak sekali pelanggaran dalam bidang hak cipta, tetapi masyarakat cenderung menganggap bidang fotografi tidak sepenting seni lukis. Mungkin para petinggi FN telah memikirkan hal ini dan mempunyai suatu jawaban yang berharga untuk mengembangkan hukum dalam karya cipta fotografi. email: beelee_d'[email protected]