apa ditanggung bagus kalo semua foto pakai aturan 1/3? kok keliatannya kalau foto bagus (subyektif) tp ngga pakai aturan 1/3 kok jd turun nilainya? apa ada bukti otentik mengenai aturan 1/3 ini? heran deh..udah gitu kalo kita bayangin 3 dimensi (katanya foto harus ada kedalaman ya? axis X Y Z) dan yg motret ini ngambil 1/3 nya di kedalaman (misal axis Z) siapa yang tau?

's good to know the rules dan necessary to break the rules :)

Rasanya aturan itu gak ada deh....denger dari mana ?

Mas Wahyu, sy kira ini tentu bukan aturan baku, pada kasus tertentu justru -misal- simetris malah bagus. Sy kira "Rule 1/3" ini berawal dan untuk kita pr pemula untuk meninggalkan kebiasaan umum yg biasanya kurang kreatif, misal bikin potret orang selalu simetris, obyek menghadap ke depan, simetris seimbang kiri kanan. Atau ingat lukisan kita pada saat kelas 1 SD? mungkin saat itu kita melukis sawah yang dibelah jalan ditengah, dan background gunung persis ditengah? 1/3 bukan jaminan foto akan pasti bagus, tapi juga suatu kenyataan bhw format bukan simetris memang lbh menarik menurut pendapat umum, lihat misal foto Anak Pantai-nya Mas Daniel, di sana horison menjauh dr garis tengah, atau Petani Kota-nya mas Harry, di mana di depan obyek msh ada ruang, obyek utama petani ditempatkan di sudut. So nggak usah heran bila banyak mendengar itu di forum ini. Rule 1/3 sy kira hanyalah satu sebutan untuk memudahkan saran atau penjelasan yg bertele. Bukankah kita di sini untuk saling berbagi saran? Itu hanya satu dr banyak istilah, dan kebetulan itu berkaitan dalam belajar komposing, yg sebenarnya bisa menjelma mjd banyak bentuk. Pengaturan horison, penempatan obyek utama, arah orientasi subyek, hanyalah beberapa contoh saja yg bisa mengacu pd 1/3 itu. Kreatifitas individu tentu jauh lbh berharga dan nggak dibatasi oleh apa yg disebut sbg rule 1/3.

Betul apa yg dikatakan mas Rochim. Memang betul ada " aturan 1/3 " atau " the rule of thirds ". Sebetulnya itu hanya utk menghindari kebiasaan seorang fotografer pemula yg selalu menempatkan subyek utamanya selalu ditengah ( Dead centre ). Itu hanya menurut saya.

Aturan 1/3, mungkin kalau dibangunan bisa dianalogikan seperti fengshui. Ini aturan yang dibuat berdasarkan kebiasaan aja. Sebagian besar objek yang kita foto adalah objek yang tidak simetris. Termasuk orang, sebagian besar mengarah ke satu sisi, sehingga kalau objek tersebut diletakkan di tengah, justru akan berat sebelah. Pose yang menghadap ke samping, itu membuat objek condong ke satu sisi, dan tidak center. Karena itu, komposisi objek pada frame juga mengikuti ini, supaya seimbang. 1/3 itu sebenarnya teori keseimbangan kok, supaya pose objek seimbang, dan juga supaya objek dan background mendapat porsi yang seimbang. Bayangkan, kalau Anda memotret seseorang, dengan background pemandangan yang indah. Jika dibuat dead center, maka pemandangan indah di background itu akan terbelah dua, ketutupan objek utama. Tapi coba bayangkan, kalau objek agak pinggir, maka kita juga bisa dapat menikmati indahnya pemandangan di belakang objek.

Tapi, tentu saja, tidak semua foto dan komposisi bisa menggunakan 1/3. Banyak sekali foto2 yang juga membutuhkan sisi2 yang simetris. Atau ada juga yang membutuhkan framming yang presisi. Pada kedua tipe yang saya sebut belakangan.... teori 1/3 tidak bisa digunakan.

Aturan 1/3 ini sama halnya seperti aturan 'golden section' (yang pemerhati arsitektur pasti tahu aturan ini) sudah pernah dibuktikan secara ilmiah berdasarkan penelitian. Aturan 1/3 bukan hanya ada di fotografi tapi hampir disemua bidang yang memiliki unsur 'komposisi' (desain, arsitektur, layout majalah).

tapi tentu saja yang namanya aturan bisa dilanggar... tapi jangan lupa juga kalimat "know the rule before you break the rule" atau kalau mau pakai kata2nya David Carson "I break the rule? I don't even know there is a rule"... =)

"Aturan" 1/3 memang disarankan, terutama (atau biasanya)untuk objek manusia atau makhluk apa pun yang menghadap ke samping. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa memang si objek sedang menghadap ke samping, sehingga ada kesan foto itu ber-ruang, tidak 'datar' (flat). Misal objek itu ditaruh di tengah frame, waduh, mati kutu tuh (ini pun tidak mutlak, karena kadang-kadang hasilnya bagus juga kok, komposisinya bisa tidak-semrawut, dan masih bisa bercerita). Tapi "aturan" ini bisa juga kok dipake untuk objek yang lain, sesuka hati sang penekan tombol shutter release aje. Tapi, sesuai kata-kata fotografer lainnya, "aturan" ini boleh kok dilanggar. Saya ada kawan yang malah ekstrim sekali menaruh objeknya di frame. "Aturan" dia nggak 1/3, tapi kadang-kadang sampe 1/16. Inget aja pesen terakhir saya di tulisan kali ini, objek di tengah itu nggak masalah, objek di pinggir juga nggak akan tersingkir. You got freewill man, use it!!

motret kok terikat aturan ?

membayangkan 3 bidang pada frame itu bukan cuma vertikal dan horizontal, ya...secara diagonal juga (advancing).

Menurut saya komposisi 1/3 - 2/3 bukan suatu aturan, tapi panduan, terutama bagi pemula yang masih bingung meletakkan subjeknya, jadi kalo subjek di letakkan pada posisi 1/3, secara umum komposisi foto akan terasa lebih dinamis, namun tidak menjamin foto dengan komposisi begini pasti ok. Sedangkan kalo subjek diletakkan di tengah cenderung memberi kesan tenang. Saya lebih menghargai bila sebuah foto yang tidak menggunakan komposisi 1/3, tapi dapat tampil menarik.