Kodak vs Ilford

Banyak orang menyepelekan proses fixing dengan alasan proses yang kritis adalah pada saat developing dimana proses developing menentukan jadi tidaknya image, padahal proses fixing juga sangat penting karena berhubungan erat dengan umur atau daya tahan dari film dan paper yang kita proses. Secara sederhana, proses fixing bisa dikatakan adalah proses melepaskan atau  melarutkan silver halida yang tidak terexpose dan tidak tereaksi dengan  developer. Jika proses ini dilakukan tidak sempurna (waktu terlalu singkat),  silver halida yang tidak terpakai dan tidak larut oleh fixer akan berubah menjadi hitam dikemudian hari (bisa setelah beberapa hari bahkan tahun). Waktu fixing yang terlalu lama juga berakibat buruk, silver halida yang sudah larut dalam fixer bisa melekat lagi pada kertas foto/film, selain itu jika yang digunakan adalah acid fixer, acid yang terserap kedalam kertas foto akan sulit dihilangkan pada proses wash. Acid yang tertinggal pada kertas foto akan menimbulkan bercak pada foto, celakanya bercak ini baru timbul setelah dalam jangka waktu lama (minggu bahkan tahun). Itu sebabnya waktu fixing harus diperhatikan, dan juga kapasitas pemakaian  harus dijaga agar tidak terjadi pemakaian yang terlalu banyak. Petunjuk dari produsen harus diperhatikan betul, berapa banyak film/kertas foto yang bisa diproses pada 1 liter larutan kerja fixer.

JENIS FIXER

Secara umum fixer dapat dibagi menjadi tiga:

  1. Plain (neutral) Fixer
    Jenis fixer ini dulu sangat sering digunakan, tapi karena waktu fixing yang dibutuhkan lebih lama, penggunaanya dewasa ini mulai jarang. Hanya orang tertentu yang fanatik dan untuk penggunaan khusus yang masih mau menggunakan fixer jenis ini. Fixer jenis ini tidak dijual dalam bentuk kemasan jadi, untuk membuat fixer ini harus meracik sendiri. Untungnya bahan yang digunakan sangat sederhana yaitu Sodium Thiosulfate sebanyak 500 gram dicampur dengan air 1 liter pada suhu sekitar 32 Celcius. Fixer jenis ini disebut neutral karena memiliki pH mendekati normal meskipun Sodium Thiosulfate sendiri tergolong acid.
  2. Acid fixer
    Sesuai dengan namanya fixer ini tergolong asam. Pada dasarnya acid fixer adalah plain fixer yang diber tambahan acid. Jenis acid yang paling sering digunakan adalah acetic acid (asam asetat). Dewasa sebagian besar fixer yang dijual umum merupakan acid fixer. Penggunaan acid fixer yang begitu luas mungkin disebabkan jaminan dari acid fixer yang lebih baik dibanding fixer jenis lain. Hampir tidak ada keluhan seperti stain yang timbul dengan penggunaan acid fixer, hanya untuk hal-hal tertentu acid fixer dihindari, misalnya penggunaan toning yang mengharuskan kondisi alkali agar tidak terjadi stain. Problem pada penggunaan acid adalah pada tahap akhir (wash). Proses wash harus dilakukan dengan benar, jika tidak acid yang tertinggal pada paper atau film nantinya akan merusak paper atau film tersebut.
  3. Alkali fixer
    Alkali fixer banyak disebut sebagai fixer yang paling bagus. Karena sifatnya yang alkali fixer ini mudah hilang/lepas dari paper/film pada saat proses wash terutama paper jenis fibre base. Keuntungan lain adalah fixing yang terlalu lama dengan alkali fixer tidak menimbulkan masalah seperti pada acid fixer.

ACID FIXER

Acid fixer menurut bahan dasarnya bibedakan atas dua jenis yaitu:

  1. Regular acid fixer. Fixer jenis ini menggunakan sodium thiosulfate sebagai bahan dasar, kemudian diberi tambahan acid. Umumnya fixer jenis ini dijual dalam kemasan bubuk (powder).
  2. Rapid acid fixer. Bahan dasarnya adalah ammonium  thiosulfate. Seperti namanya, fixer jenis ini memerlukan waktu yang lebih singkat (cepat) dalam proses fixing. Fixer jenis ini umumnya dijual dalam kemasan cair (liquid). Perbedaan lain dari kedua fixer ini adalah bau/aroma. Karena menggunakan Ammonium, rapid fixer lebih 'berbau' dibandingkan regular fixer, tapi saat ini sudah ada yang membuat odourless rapid fixer (salah satunya Tetenal).

FIXING FILM/NEGATIVE

Ada mitos yang menyatakan semakin lama film di fixer maka hasilnya film semakin awet. Mitos ini keliru besar, waktu fixing harus diperhatikan sebagaimana kita memperhatikan waktu developer meskipun tidak sekritis proses developing.

Waktu fixing film bisa dihitung yaitu sebagai berikut.

  1. Siapkan larutan fixer baru, masukan larutan dalam wadah kecil (gelas plastik)
  2. Siapkan potongan film yang akan ditest (cukup 3 - 5 cm)
  3. Celupkan sebagian potongan film tersebut kedalam fixer, beri sedikit agitasi.
  4. Catat waktu yang diperlukan film tersebut hingga menjadi bening.
  5. Waktu fixing untuk film tersebut adalah 2 kali waktu yang dicatat.

Misalkan kita menggunakan film Ilford Delta 100, waktu yang diperlukan Delta 100 mulai dari dicelup kedalam fixer hingga menjadi bening adalah 1,5 menit dengan fixer Ilford Hypam, maka waktu fixing untuk Ilford Delta 100 adalah 3 menit. Umumnya film memerlukan waktu sekitar 3 sampai 4 menit dengan rapid fixer, kecuali untuk Kodak Tmax yang memerlukan waktu sekitar 6-8 menit dengan rapid fixer.
Jika waktu fixing sampai dua kali dari catatan/hasil percobaan kita, itu bisa menandakan bahwa larutan fixer yang kita gunakan sudah jenuh dan harus dibuang.

FIXING PAPER

Fixing kertas foto masih menjadi suatu kontroversi hingga saat ini. Ilford dan Kodak merelease procedure yang berbeda tentang cara fixing. Meskipun keduanya mungkin saja benar, kedua cara yang berbeda ini menimbulkan kontroversi yang tidak saja membingungkan pemakai tapi juga menciptakan perdebatan tanpa akhir.

Fixing paper ala Kodak

Cara Kodak dikenal dengan nama 'two-bath method'. Cara ini menggunakan dua larutan fixer yang sama, dinamakan first fixer dan second fixer. Setelah melalui stopbath, kertas foto dicelupkan kedalam first fixer kemudian setelah mencapai waktu yang ditentukan, kerts dipindah kedalam second fixer hingga waktu yang ditentukan tercapai kemudian masuk pada tahapan wash. Dari data yang saya miliki dari web kodak, untuk rapid fixer diperlukan waktu fixing 3 menit pada first fixer dan 3 menit pada second fixer untuk kertas foto jenis fibre base. Untuk kertas jenis resin coated, diperlukan waktu masing-masing 2 menit untuk tiap bath. Rapid fixer diencerkan dengan perbandingan 1:7 atau 1:9.

Teori dari Kodak tentang two-bath method menyatakan, proses fixing menimbulkan senyawa yang disebut complex argentothiosulfate, senyawa ini sulit dihilangkan pada proses wash. Pada first fixer bisa dikatakan proses fixing sudah selesai, pada tahapan second fixer,  proses yang terjadi adalah complex argentothiosulfate yang masih ada pada kertas foto akan dikonvert oleh second fixer menjadi sodium argentothiosulfate yang nantinya pada proses wash bisa mudah dihilangkan.

Tahapan lain dari two-bath method adalah rotasi. Rotasi dilakukan jika faktor ekonomis menjadi salah satu pertimbangan. Rotasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Pada awalnya digunakan dua larutan fixer yang baru keduanya.
  2. Setelah pemakaian mencapai titik jenuh/kapasitas fixer, first fixer digantikan dengan second fixer, second fixer diganti dengan larutan fixer yang baru. Umunya kapasitas fixer adalah sekitar 20 lembar ukuran 8R untuk tiap 1 liter fixer.
  3. Jika setelah tahap ini fixer kembali mencapai titik jenuh, first fixer digantikan lagi dengan second fixer, dan dibuat lagi larutan fixer baru untuk second fixer.
  4. Setelah ini jika fixer mencapai lagi titik jenuhnya maka pada tahap ini kedua fixer harus dibuang dan keduanya di ganti dengan fixer yang baru. Pengalaman saya dengan two-bath method jarang bisa dicapai titik jenuh, hanya proses dengan kapasitas besar yang bisa melakukan rotasi semacam ini. Ansel Adams dalam bukunya the print mengatakan jika Ia tidak melakukan rotasi pada fixer dan selalu menggunakan dua larutan fixer baru. Ini dilakukan agar Ia mendapatkan hasil yang konsisten.
Fixing paper ala Ilford

Tanpa menyalahkan cara Kodak (dan juga tidak membenarkan), Ilford menawarkan metoda lain sebagai alternatif yang diklaim lebih efektif. Ilford menganjurkan penggunaan single-bath rapid fixer dengan kosentrat tinggi. Dengan high concentrate rapid fixer (rapid fixer dengan dillution 1:4) proses fixing untuk kertas RC cukup 30 detik sedangkan untuk kertas FB cukup 1 menit!

Secara teori Ilford memaparkan bahwa dengan konsetrat tinggi rapid fixer, proses fixing sebenarnya telah selesai 90% sampai 100% pada 15 detik setelah kertas foto dimasukan kedalam fixer. Dengan waktu yang sesingkat itu dikatakan belum ada complex argentothiosulfate yang terbentuk. Pada fixing cara Ilford waktu fixing harus benar-benar diperhatikan. Kertas direndam selama 60 detik, diangkat selama maksimum 15 detik kemudian harus langsung dipindahkan kedalam air segar (lebih dianjurkan air mengalir).Waktu yang melebihi anjuran metode ini dapat mengakibatkan terbentuknya complex argentothiosulfate.

Cara mana yang paling baik?
 
Sampai saat ini kedua cara tersebut masih menjadi perdebatan. Teknik yang diajukan Ilford dikatakan lebih cocok dengan emulsi kertas foto modern (saat ini) sedangkan dari pendukung Kodak mengklaim bahwa cara Kodak sudah terbukti (salah satunya oleh Ansel Adams) dan berumur 200 tahun lebih.

Jika dilihat dari segi ekonomis sebenarnya hampir sama, Ilford menggunakan 1 larutan dengan perbandingan 1:4 sedang Kodak dengan dua larutan dengan dillution 1:9, jika diasumsikan Ilford menggunakan 1 liter larutan sedangkan Kodak menggunakan 2 liter larutan.

Ilford menawarkan cara yang lebih praktis dan cepat tapi membutuhkan ketelitian yang tinggi, sedang dengan cara Kodak tidak diperlukan ketelitian dalam perhitungan waktu, tapi prosesnya menjadi lebih lama dan bisa dibilang bertele-tele.

Bagi yang lebih senang santai dalam kamar gelap cara Kodak mungkin lebih cocok, sedangkan cara Ilford menjanjikan kepraktisan walaupun harus lebih teliti.

Saya sendiri menggunakan kedua cara tersebut, jika sedang mencetak dengan kertas RC, saya menggunakan cara Ilford dengan salah satu alasan masalah archieval tidak menjadi bagian yang penting pada penggunaan kertas RC. Pada saat saa mencetak foto dengan kertas FB saya menggunakan cara Kodak, meskipun lebih bertele-tele cara Kodak sudah terbukti ketahanannya. Pilihan terbaik? Menurut saya tergantung cara kerja Anda dan keduanya sama baiknya dan yang paling penting keduanya tidak mengobral janji kosong.