Muka
Galeri
Galeri
Foto Terbaru
Menurut Negara
Menurut Provinsi (Indonesia)
Menurut Kamera
Menurut Lensa
Foto Pilihan Editor
Daftar Kategori
Abstrak
Arsitektur
Budaya
Olah Digital
Fashion
Humor
Interior
Jurnalistik
Komersial
Landscape
Lubang Jarum
Makro
Manusia
Model
Nature
Olahraga
Panggung
Pedesaan
Perkotaan
Pets
Potret
Satwa
Snapshot
Still Life
Stock Photo
Transportasi
Wisata
Lain-lain
Bawah Air
Pernikahan
Forum
Forum
Topik Terbaru
Artificial Intelligence
Photography
Bincang Bebas
Pengumuman
Fotografi Umum
Konsep dan Tema
Olah Digital
Fotografi Hitam-Putih dan
Teknik Kamar Gelap
Abstrak & Still Life
Eksperimen & Special
Effect
Infra Red
Jurnalistik & Olah Raga
Landscape, Nature & Satwa
Makro
Manusia (Portrait & Human
Interest)
Model, Fashion & Wedding
Strobist
Street Photography,
Perkotaan, Arsitektur
Underwater
Lomba Foto
Seminar/Workshop/Pameran
Hunting
Kumpul FN & Ucapan
Liputan Acara
Canon
Nikon
Olympus
Fujifilm
Sony
Merk Lain
Asesoris Fotografi
Studio Lighting
Printer & Scanner
Artikel
Artikel Terbaru
Seputar Fotografer.net
FN Video
Berita Fotografi
Portfolio dan Photo Story
Teknik Fotografi
Opini dan Editorial
Exposure: Be Inspired
Exposure: Photo Essay
Exposure: My Project
Exposure: Traveling
Exposure: Perangkat Foto
dan Olah Foto
Cari:
Galeri
Forum
Artikel
Register
Login
Home
Artikel
Portfolio dan Photo Story
Ranting Seribu Waktu
Ranting Seribu Waktu
Tanggal: Sabtu, 09 Aug 2003 05:04 AM
Oleh:
Janu Dewandaru
0
Seribu waktu telah berlalu di sini. Di sudut bumi indah berpasir ini. Dan kesendirianku bukanlah kesunyian. Ramainya keceriaan anak-anak negeri ini dari generasi yang silih berganti senantiasa menemani. Satu dua dari mereka sangat akrab denganku, mereka yang senantiasa bermain menghabiskan waktu di bawah bayang-bayang dahanku sambil menemani ibu-ibu mereka berjualan di gubuk-gubuk sepanjang pantai ini. Kebahagiaanku beserta mereka ketika kaki-kaki mungil mereka berlari seakan menari di atas hamparan butir pasir, menyambut deburan ombak. Kegembiraan mereka yang dengan tangan-tangan mungilnya membangun istana pasir yang indah berkilau di bawah mentari sore hari. Ah! Betapa malaikat-malaikat cilik itu telah berhasil menghiburku dengan pancaran hatinya yang bersih dan suci.
Seribu peristiwa telah kusaksikan di sini. Kesedihan dan kebahagiaan silih berganti. Kedukaanku bersama air mata mereka saat meratapi kehilangan yang dicinta, yang telah dengan cepatnya pergi tergulung arus ke kedalaman samudera. Kebahagiaanku bersama mereka, para pecinta yang berbagi kasih mesra. Kedukaanku bersama mereka, yang menangis mencurahkan beban kehidupan ke dalam riuhnya deburan ombak saat sejuta butirnya pecah menghantam karang. Kebahagiaanku menemani mereka, yang dalam bayangan senja merenungi “kemana hidup ini mengarah?” dan menekuri satu rahasia kehidupan: betapa dibalik segala kejadian kehidupan –bahkan suatu musibahpun—terdapat kebaikan yang secara halus hadir. Sedih dan sukacita berputar terus dalam roda waktu. Sampai pada akhirnya nanti.
Seribu angin telah mengunjungiku disini. Mereka berkisah tentang seribu peristiwa kehidupan yang dibawanya dari balik kaki langit. Dari ribuan jarak di seberang samudera. Kisah tentang negeri-negeri yang dipenuhi amarah, dendam dan kebencian yang membinasakan segala. Kisah tentang kebiadaban nafsu kekuasaan yang dengan penuh angkara mencabut jutaan jiwa keluarga dan anak-anak tak berdosa. Seribu kisah dari benua tanpa air yang panas kerontang dan anak-anak yang mati kelaparan.Dan menangislah aku dalam isak yang tiada dapat engkau dengar.
Seribu waktu berlalu. Akan datang seribu waktu yang baru. Kesendirianku bukanlah kesunyian, karena wajah-wajah baru dengan kisah-kisah baru akan selalu menyapaku. Apa yang bisa kuberikan kepadamu, hanyalah keindahan dalam kesederhanaan dahan dan rantingku. Dan berharap kesederhanaan ini dapat menyadarkanmu untuk menjaga keindahan dan kedamaian negeri ini. Sehingga tak menjadi tempat penuh derita seperti seribu kisah yang dibawa oleh seribu anak angin kepadaku.
Pelabuhan Ratu, Desember 2002
Komentar
Error Found
×
×
Login
Email address/Username:
Password:
Ingat saya