Resensi Buku

Sekilas Kajian Fotografi di Indonesia dan di dunia

 

Data Buku

Judul           : Soedjai Kartasasmita Di Belantara Fotografi Indonesia

Editor          : Risman Marah

Penerbit       : BP ISI & LPP Yogyakarta

Cetakan        : I, Januari 2008

Tebal           : 200 Halaman

 

Jika hanya melihat sampul buku ini, bisa jadi pembaca akan berpikir buku ini berisi profil Bapak Soedjai Kartasasmita. Itulah yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya ketika saya melihat buku ini untuk pertama kalinya. Rasa penasaran mendorong saya untuk membuka lembar demi lembar buku setebal 200 halaman ini. Kemasan yang luks semakin menumbuhkan minat saya untuk menjelajahi buku ini. Begitu membaca daftar isi, dugaan awal saya agak surut. Melihat judul-judul tulisan yang terpampang saya semakin ragu dengan perkiraan saya sendiri. Mengingat buku ini diterbitkan dalam rangka memperingati Ulang Tahun ke 81 Bapak Soedjai Kartasasmita serta Pameran Tunggal Fotografinya di LPP Yogyakarta tentu saya berharap buku ini akan berisi tentang kisah hidup beliau. Ternyata saya salah. Buku ini tidak melulu berisi tentang Bapak Soedjai tapi lebih jauh membahas kajian fotografi di Indonesia maupun di dunia. Bapak Soedjai sendiri adalah seorang pakar perkebunan yang memiliki hobi fotografi. Beliau menjabat sebagai ketua Jakarta Photographers Society, dan beliau menjadi panutan di dunia fotografi. Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa tulisan sahabat-sahabat Bapak Soedjai yang juga menggeluti dunia fotografi.

Selain berisi kumpulan tulisan, buku ini juga memuat sejumlah karya foto Bapak Soedjai yang dipilih oleh editor buku, Bapak Risman Marah. Hadirnya foto-foto membuat buku ini semakin menarik untuk dijejalahi. Kebosanan yang biasanya saya rasakan ketika membaca buku yang tebal, tersingkirkan oleh hadirnya foto-foto Bapak Soedjai. Melalui foto-foto beliau pulalah, saya bisa ikut merasakan berada di tempat-tempat yang pernah beliau singgahi. Selain foto, lima belas tulisan dalam buku ini pun menarik untuk di simak. Berikut ringkasan dari ke lima belas tulisan tersebut:

 

  1. Levitasi Via Fotografi (M. Dwi Marianto)

Tulisan ini mengkaji fotografi dalam kaitannya dengan daya hidup. Dalam tulisan ini dituturkan Pak Soedjai mempunyai kebiasaan dan kesadaran untuk bisa melihat universalitas dari yang lokal, beliau mampu menangkap keluarbiasaan dari sesuatu yang kebanyakan biasa di mata banyak orang. Beliau digambarkan sebagai sosok yang gemar mengamati dan menghayati subjek yang akan di foto. Yang menarik dari tulisan ini adalah penyajiannya yang berupa pemaparan teori namun menyiratkan sosok Pak Soedjai secara pribadi. Melalui tulisan ini, pembaca tidak hanya menyimak kajian fotografi tapi juga diajak untuk lebih mengenal pribadi Pak Soedjai.

 

  1. Pak Soedjai Foto Ekspresi (Subroto Sm.)

Tulisan kedua ini memaparkan sekilas mengenai foto ekspresi serta perkembangan fotografi di masa kini. Sosok Pak Soedjai yang digambarkan dalam tulisan ini adalah sosok yang menghasilkan karya foto yang mengandung nilai estetik yang personal dan ekspresif. Namun pemaparan karakter Pak Soedjai di tulisan ini tidaklah sekental tulisan yang pertama. Di akhir tulisan penulis mengulas beberapa foto Pak Soedjai yang ia nilai ekspresif. Ulasan singkat ini cukup membantu dalam memahami foto ekspresi, ditambah lagi foto beliau ditampilkan disini.

 

  1. Fotografi dan Seni (Soedarso Sp.)

Tulisan ini membahas fotografi sebagai medium untuk berekspresi, dimana kamera adalah alat ekspresinya. Dalam fotografi, seniman potretnyalah yang menentukan imbangan antara unsur seni dan unsur teknologi. Tulisan yang cukup menambah wawasan tentang fotografi dan seni.

 

  1. Fotografi dan Seni Rupa Kontemporer (Suwarno Wisterotomo)

Dalam tulisan ini, kita diajak melihat kehadiran fotografi dalam seni rupa kontemporer. Fotografi dalam dunia seni rupa kontemporer adalah suatu artifak yang menghadirkan makna (tafsir) yang multidimensional. Fotografi hadir dalam banyak peran dan fungsi, serta digunakan untuk mengkomunikasikan banyak hal. Menurut penulis, Pak Soedjai, meski tak sepenuhnya dirancang dalam kesadaran, pada akhirnya melakukan kerja budaya. Pertama, beliau mengasah budi dengan menguji sensitivitas memilih subyek bidiknya. Kedua, beliau terus belajar mengolah dan menajamkan (pertimbangan) visual, komposisi visual yang diharapkan. Ketiga, beliau merekam keindahan alam semesta sebagai bagian dari dokumentasi yang penting. Keempat, beliau bersentuhan langsung dengan dokumentasi sosial/antropologis lintas benua. Kelima, beliau merekam peradaban manusia melalui karya-karya arsitektural yang menawan.

 

  1. Dimensi Fotografi dalam Ranah Seni Rupa (Setiawan Sabana)

Tulisan ini mengkaji keterkaitan antara fotografi dengan seni rupa.

 

  1. Satu Setengah Abad Fotografi Indonesia (Risman Marah)

Tulisan ini mengupas sejarah perkembangan fotografi di Indonesia. Melalui tulisan ini kita diajak untuk melihat kembali kemunculan dan perkembangan fotografi di Indonesia yang terbagi dalam empat periode. Pertama, Periode Sebelum Kemerdekaan. Kedua, Periode Awal Kemerdekaan. Ketiga, Periode Salonfoto Indonesia. Keempat, Periode Reformasi dan Pendidikan Tinggi Fotografi. Pembagian periode ini bukan berdasarkan tahun tapi dicermati berdasarkan karya-karya foto yang dihasilkan secara dominan. Dalam tulisan ini termuat pula catatan ringkas perkumpulan Salonfoto di Indonesia beserta catatan tahun dan tempat pelaksanaan Salonfoto Indonesia.

 

  1. Perkembangan Pendidikan Fotografi di Indonesia (Soeprapto Soedjono)

Sesuai dengan judulnya, tulisan ini berisi sejarah perkembangan pendidikan fotografi di Indonesia. Dimulai dari sejarah perkembangan fotografi di tanah air pada jaman kolonialisme Belanda dan dilanjutkan dengan sejarah perkembangan pengetahuan fotografi. Dipaparkan pula pengembangan fotografi sebagai disiplin ilmu di Indonesia.

 

  1. Salonfoto sebuah Genre Fotografi? (Agus S. Leonardus)

Tulisan ini menjelaskan pengertian Salonfoto, sejarah awalnya, serta sejarahnya di Indonesia. Penjelasan ringkas tersebut dilengkapi pula oleh foto-foto peraih medali Salonfoto. Di bagian akhir, penulis memberi catatan singkat mengenai Salonfoto sebagai genre.

 

  1. Fotografi Jurnalistik, Pentingnya Informasi Visual (Arbain Rambey)

Tulisan ini menyajikan pembahasan seputar fotografi jurnalistik. Diawali dengan definisi foto bagus beserta kerangka berpikir seorang pewarta foto. Selanjutnya penulis memaparkan teknik dan trik untuk menghasilkan foto jurnalistik yang bagus serta kategori foto jurnalistik. Tulisan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang fotografi jurnalistik terutama untuk anda yang berminat dengan fotografi jurnalistik.

 

  1. Imaji Suara-suara (Oscar Motuloh)

Tulisan ini memaparkan sekilas sejarah fotografi secara umum. Kemudian dipaparkan pula karakteristik foto jurnalistik, contoh foto, serta kategori dalam foto jurnalistik. Di akhir tulisan, penulis sampai pada kesimpulan foto jurnalistik adalah suatu medan kreatif. Tulisan ini mengajak kita untuk berpikir lebih dalam mengenai foto jurnalistik, karena foto jurnalistik menyangkut kepedulian visual yang di dalamnya terdapat tanggung jawab dan nurani.

 

  1. Fotografi Bawah Air (Makarios Soekojo)

Tulisan ini membawa kita ke dunia bawah air. Penulis memberikan pemaparan singkat tentang dunia bawah air. Ia juga membeberkan pengalamannya dalam memotret di bawah air. Untuk anda yang tertarik dengan fotografi bawah air, tulisan ini wajib dibaca.

 

  1. Fotografi Inframerah Digital (Kristupa W. Saragih)

Pada tulisan ini kita diajak untuk mengenal lebih jauh mengenai Fotografi Inframerah Digital. Disini dipaparkan sejarah singkat, definisi, teknis-teknis (cara membuat), aspek fotografi dasar dalam Fotografi Inframerah Digital, penggunaannya, serta tips dan trik. Tulisan ini cocok untuk anda yang ingin belajar dan menambah pengetahuan mengenai Fotografi Inframerah Digital. 

 

  1. Pro-Kontra Digital Imaging dalam Fotografi (Johntefon‘)

Tulisan ini memberikan penjelasan singkat mengenai perangkat keras dan lunak serta prinsip kerja terkait dengan digital imaging. Namun, saya agak kecewa karena tidak menemukan penjelasan lebih lanjut mengenai pro-kontra seperti yang tertulis dalam judul. Tulisan singkat ini tidak banyak menjelaskan pro-kontra digital imaging. Terlepas dari itu, penjelasan mengenai hal-hal teknisnya sangat berguna terutama untuk orang awam seperti saya.

 

  1. Warning! Digital Manipulation Kills Photography (Kayus Mulia)

Tulisan ini dibuka dengan kisah awal fotografi mulai dari jaman lukisan gua/coretan dinding. Pada mulanya, semua bentuk visual digunakan untuk berkomunikasi. Kemudian penulis mengisahkan perjalanan fotografi dari jaman fotografi sebagai industri sampai lahirnya era digital.

 

  1. Foto Panggung (Herman Effendi)

Sesuai dengan judulnya, tulisan ini memberi penjelasan seputar foto panggung. Penulis memberikan definisi, karakteristik, sejarah sebelum genre fotografi panggung berkembang, serta trik dan teknik. Disertakan pula foto-foto yang masuk kategori foto panggung. Bagi orang awam, tulisan ini menambah pengetahuan tentang foto panggung meskipun hanya ringkas tapi berisi.

 

Seacara keseluruhan buku ini tidak cukup mengobati rasa penasaran saya akan sosok Bapak Soedjai Kartasasmita. Saya agak kecewa dengan minimnya kisah hidup beliau dalam buku ini. Saya rasa akan lebih baik seandainya dalam buku disertakan pula wawancara dengan beliau atau pengalaman hidup beliau. Bisa juga Pak Soedjai memberikan sedikit tips untuk pemula yang berminat dengan dunia fotografi. Siapa tahu dari pengalaman beliau, kita bisa belajar atau bahkan bisa menjadi sumber inspirasi kita. Gambaran pribadi Pak Soedjai malahan saya temukan ketika saya membaca Pengantar Editor yang ditulis oleh Bapak Risman Marah selaku editor. Dalam tulisannya Bapak Risman Marah menyantumkan komentar singkat yang diberikan sahabat-sahabat Pak Soedjai. Melalui berbagai komentar itulah saya mendapat sedikit bayangan akan sosok Pak Soedjai.

Terlepas dari kekurangannya, buku ini tetaplah buku yang wajib dibaca khususnya oleh mereka yang berminat dengan dunia fotografi. Berbagai tulisan yang disajikan disini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan sekaligus juga membuka cakrawala berpikir kita. Beberapa tulisan yang menyajikan kajian fotografi sangat menarik untuk dibaca. Melalui tulisan-tulisan ini, saya diajak untuk mengenal lebih jauh esensi dari fotografi.

Memang harus diakui buku ini tidak memberi pemaparan teknis-teknis fotografi, namun buku ini bisa menjadi inspirasi dalam menghasilkan karya foto. Dijamin anda akan mendapatkan sesuatu setelah membaca buku ini. Buku ini sangat membantu saya yang masih buta akan fotografi. Selanjutnya terserah anda apakah akan meluangkan waktu untuk buku ini ataukah anda akan melewatkannya begitu saja?