Oleh: Willy Sutrisno (1031) 21 tahun yang lalu
Hi Rekan FNers, Terlepas dari kontroversi di thread-thread lain, semoga saya masih belum di 'black list' sama FNers yah. Maaf kalau ada yang tersinggung dengan kata-kata saya. Ok cukup basa-basinya, sekarang ke masalah teknis. Pertama saya ceritakan background saya. Saya pengguna kamera digital Canon kelas prosumer (Canon G3). Sudah pencet shutter sejak Dec 2002. Kebetulan teman saya punya Nikon F-501 (Kamera Jaman Kuno), saya iseng-iseng pinjem kamera itu pas lagi pergi hunting. Kelihatan sekali perbedaan kamera SLR dengan kelas Prosumer, saya suka melihat dengan 'viewfinder' dan mengatur-ngatur setting manualnya. Saya percaya untuk belajar fotografy lebih baik mulai dari serba manual. Hasil dari hunting menggunakan SLR benar-benar berantakan, tetapi tidak terlalu jelek-jelek juga. Berhubung kamera SLR menggunakan film, saya pasti akan lebih selektif mengcapture suatu moment. Berangkat dari semua itu maka saya berencana membeli kamera SLR. Tetapi saya bingung sama pemilihan 'body', belum lagi lensa-lensanya. Karena saya pemakai Canon maka saya berencana membeli Canon SLR, tapi untuk pengguna merek lain jangan langsung mundur yah :) Di tempat saya sekarang lagi ada promosi Canon EOS, linknya di sini Canon Singapore. Promosi ini adalah untuk setiap pembelian salah satu paket mendapatkan 'Free Air Tight Case'. Saya tulis saja di bawah sini yah:
Oleh: Andrian Purnama T.S. (10973) 21 tahun yang lalu
Lensa USM ada ultra sonic motor nya dalam lensa, sehingga lensa ini sangat cepat dan gak ribut. Beberapa lensa USM terbaru punya full time manual focus, jadi kita bisa autofocus lalu langsung ke manual focus tanpa harus mengganti switch autofocus di lensa. Biasanya lensa USM kualitas optik lensanya lebih bagus dari non usm. Dan lensa L adalah lensa profesional dari canon,lengkap dengan sealing sehingga sedikit lebih anti cuaca. Lensa jangan hanya terpaku Canon aja lho, saya punya 70-300 F4 -5.6 Tamron yang sangat memuaskanBanyak yang bilang lebih baik kameranya biasa-biasa saja dan beli lensa yang bagus dan saya setuju sekali, kamera secanggih eos 1 v kalo lensanya cece mare hasilnya ga akan optimal. Saran saya sih hitung-hitungannya gini, cari body kamera yang minimal bisa memenuhi kebutuhan kita. EOS 300v bagus, cuma lebihnya dia dari EOS 300 cuma di sisi ergonomis dan autofocus yang lebih cepat, yang lainnya sama wae. EOS 66 mungkin kurang begitu bagus karena mirip kamera pocket. Setelah itu sisanya beliin lensa. Welcome to the SLR world man ...
Oleh: Yuliardy Limengka (15834) 21 tahun yang lalu
Hehehe, satu lagi orang Canon... kriuk kriuk
Oleh: Michael Gomulya (29309) 21 tahun yang lalu
EOS 30 atau 33 aja! much better dari EOS 300..:)
Oleh: Anjas I Gunawan (9597) 21 tahun yang lalu
Mas Willy...., S$698 EOS 300V kit (with 28-90mm lens) S$798 EOS 300 kit (with 28-90mm lens) plus a telephoto zoom lens (75-300mm) S$398 EOS 66 with 28 - 80mm zoom lens......... saya juga dapat info yg sama, tetapi harganya tidak semahal ini, saya lupa pastinya. Harga2 tersebut masih mendapat diskon2 selama Agustus ini. Orang yang memberi info saya ttg kamera2 tersebut berdomisili di Bintan, mungkin itu lokasi yg berdekatan dgn anda.
Oleh: Irwansyah S (52460) 21 tahun yang lalu
Mas Willy, Saya sangat setuju dengan saran rekannya yang menganjurkan untuk memilih lensa 50mm/f1.8 atau 28-105mm/f3.5-4.5 II USM atau 24-85mm/f3.5-4.5 USM. Lensa-lensa keluaran Canon terakhir umumnya semua sudah USM. Dengan USM fokus menjadi lebih cepat dan tepat. Tentunya mas Willy yang lebih tahu pemakaian utama lensa tersebut, kalau lebih perlu wide maka pilih 24-85, kalau mau sedikit tele maka pilih 28-105 versi F3.5. Kedua lensa tersebut cukup bagus dari review-review yang saya baca. Karena 50/1.8 itu cukup murah maka tidak ada salahnya menjadikan itu sebagai lensa wajib. Lensa ini akan sangat membantu pemotretan pada keadaan dimana cahaya yang tersedia sangat minim. Bisa dipakai untuk makro juga dengan menambahkan close-up lens yang murah (cuma berdiameter 52mm). Mengenai body, IMHO, kalau memang budget terbatas, maka 300V itu sudah cukup lengkap feature-nya, bisa highspeed flash hingga 1/2000, ada DOF preview, dll. Yang mungkin hilang adalah MLU (mirror lock-up), tapi saya sendiri belum pernah memakainya di kamera saya...:). Saya masih menyarankan untuk memilih EOS33 atau EOS30 sebagai pengganti 300V. Yang ini ada Customs Function yang bisa kita pakai untuk mengatur detail operasi kamera. Bodynya juga lebih kokoh dan terlihat lebih "serius". Mounting lensanya dari metal, sehingga lebih tahan kalau nanti dipasangkan dengan lensa-lensa berat. "Kan sayang, nanti setelah pakai beberapa saat lalu menjualnya karena ingin up-grade ke yang lebih tinggi. Coba datangi toko kamera dan pegang-pegang kedua body tersebut, rasakan mana yang nyaman dan pilih yang paling enak. Salam.
Oleh: Rendra Kartadinata (19382) 21 tahun yang lalu
Bung Willy, Apa yang pak Michael ama pak Irwansyah bilang ada benarnya, EOS 30/33 lebih worth karena sekarang anda memiliki G3 yang kesamaannya hampir mirip dengan EOS 30/33. Bila anda masih mempertimbangkan paket yang anda sebutkan, EOS 300V boleh juga dibeli. Namun saya tidak merekomendasikan lensanya. Apalagi bila nantinya anda akan beralih ke digital. Sudah banyak rekan-rekan FN tentunya yang bisa membagikan pengalaman dengan lensa yang 'murmer' dipasang ke D-SLR dan hasilnya sangat soft.
Kalau budget saya lebih banyak lagi saya pasti ambil ESO 30/33. Tetapi berhubung saya ini bener-bener pemula maka saya berpikiran ambil body yang sedang-sedang saja. Terima kasih yang udah saranin ambil EOS30/33, kayaknya sih saya bakalan ambil EOS 300V.Thanks bung Andrian atas technical detailtnya.Anjas: Ini memang harga retail dari Canon, harga di toko bisa lebih murah. Seberapa murah saya belum tahu. Bung Anjas bisa tanya temannya berapa harga yang dia tahu? thanksIrwansyah: Ok simple saja, untuk potret pemula. Lensa apa saja yang harus dipunyai? 50mm/f1.8 dan 28-105mm/f3.5-4.5 USM? Berhubung 28-105mm juga dapat memberikan 50mm, kenapa pula kita harus memiliki 50mm/f1.8? Apakah karena alasan f1.8 itu? The next stage saya rasa adalah membeli lensa tele, up to 300mm. Oh ya, EOS300V,lensa mounting sudah diganti dengan metal oleh Canon. Infonya didapat dari link photo.netRendra: Ah masa sih G3 saya bisa disamain dengan SLR. Jauh kali yah.... Saya tidak mau beli body yang terlalu mahal, nanti sayang. Saya ini khan newbie, jadi rencana maen dulu ama yang kelas biasa-biasa saja.
Bung Willy, Saya memakai G3 karena mode pengaturannya mirip dengan Canon EOS SLR. Saya sendiri belum pernah memakai kamera Canon sebelumnya. Jadi berdasarkan pengalaman itulah mengapa saya berani nyatakan hal ini. salam...
Bung Rendra, anda cepat yah replynya. Maksud saya cara kerja SLR dengan G3 itu beda. Oh jadi settingnya mirip toh, enak donk kalo gitu. Tidak terlalu sulit nantinya buat saya migrasi. Bung Rendra, gimana pakai G3nya, so far so good? Saya tidak suka sama viewfindernya, terhalang oleh lensa. AF-nya itu loh yang menurut saya sangat lamban.
Bung willy saya pake G5 sama EOS 33, fungsi2 nya sama kok (relatif banyak yang sama). Autofocus bila bung willy pake SLR jelas terasa sekali bedanya. 50 mm 1,8 itu lensa paling murah Canon dengan hasil yang baik sekali bung willy. Bisa diliat di photographyreview.com. Saya sendiri punya lensa itu dan ketajamannya bisa diadu dengan 28-105 yang USM. Memang built qualitynya ga gitu ok dan noisy, tapi secara result very good :) salam
Bung Willy, G3 saya so far ok.. saran saya sih anda jangan terlalu bergantung pada optical viewfindernya kecuali lagi kompetisi 'irit batere' he...he... karena tampilan LCDnya sangat ok dan menrepresentasikan WYSIWYG.. Memang level kamera digital prosumer sekelas G3 memiliki keterbatasan seperti itu... :) Saya pribadi juga lebih prefer memakai EOS daripada G3 dalam hal kecepatan respons kameranya...
Saya kemaren pergi ke toko kamera. Pingin coba gimana perbandingan EOS300v dengan EOS30/33. Tekadnya sih sudah bulat cuman mau tanya EOS300V, eh saya kecewa banget. Enteng sekali kameranya, dan yang saya paling tidak suka adalah bagian lensanya yang kayak mainan. Mungkin ini dipengaruhi dari warna body dan lensa adalah perak. Tapi sungguh deh EOS300V kok ringan sekali yah, G3 saya lebih berat kemana-mana. Saya tanya harganya $590 (Body + 28-90mm)Penasaran pengen tahu gimana sih EOS30/33, the moment saya lihat warna bodynya dan pegang body. Saya langsung jatuh cinta, design terasa kokoh dan solid. AF sangat cepat, dan tombol sangat ergonomis. Body sedikit lebih besar dibanding EOS300V. Harga masih rada buram, sebab baru tanya-tanya saja. Waktu lagi coba kameranya dipasagin lensa 80-200mm f/4.5-5.6 II. Angka II itu artinya apaan sih? Ini generasi sebelum USM khan. Saya coba AFnya, cukup memuaskan menurut saya. USM belum pernah coba, seharusnya lebih cepat dari ini yah.- Apa sih perbedaan dari EOS30 dan EOS33?- Kenapa di homepage Canon ada kit yang dijual dengan tulisan 'QD' di belakang. Apa arti 'QD'?- Waktu saya lagi tanya-tanya harga, si penjual tanya mau yang versi ada tanggalan di belakang kamera atau tidak. Harga antara yang ada dan yang tidak berbeda sekitar S$30 (Rp 140,000) Apa yang dimaksud dengan tanggalan itu?PS: Ternyata bung Gomulya dan bung Irwansyah benar, EOS33 lebih bagus untuk dibeli. Harga memang lebih mahal, cuman untuk jangka panjang tidak rugi. Adakah kemungkinan Canon akan mengeluarkan EOS versi baru sekelas EOS30/33Thanks for answering my doubts
II : itu Mk 2 maksudnya versi dua mas EOS 30 punya ECF (eye control focus). EOS 30 dan 33 punya 7 focus point. Nah EOS 30 punya eye control, jadi kita sisa ngelirik ke focus pointnya dan kamera akan focus kesitu. Gak percaya ??? It actually works. Tapi saya tetap memilih 33 karena berasa ga gitu butuh. QD ya itu ... quartz date, ada tanggalannya di belakang :) Regards
Hehehe calon pengguna canon musti diservis baik baik biar ga kabur ke merek lain :))
bung Andrian, apakah anda Canon unofficial sales person :) hehe.Oh pantes saja waktu itu saya test EOS30, terus mata saya kirik ke kanan eh kok lampu fokusnya ikut ke kanan. Saya kira gara-gara setting saya sebelumnya. Jadi EOS30 itu lebih advance daripada EOS33 yah? Apakah cuman eye-fokus yang menjadi perbedaan keduanya?II itu buat Mk II, maksudnya motornya yang beda khan? QD - Quartz date, berarti yang dimaksud dengan tanggalan adalah QD itu. Thanks
Seharian saya cari info tentang EOS series. Tahu-tahunya ada satu homepage photonotes.org memberikan informasi yang sangat sangat sangat lengkap. Segala jenis yang ada hubungannya dengan EOS ada disini, istilah-istilah Canon pun bisa dijumpai disini. Hampir semua pertanyaan saya bisa terjawab di homepage itu. Setelah baca beberapa homepage dan beberapa link, pilihan body akhirnya jatuh pada EOS30 dan beberapa lensa basic. Saya perlu komentar dari rekan-rekan atas lensa yang akan saya beli ini:- EF 50mm f/1.8 - EF 100-300mm f/4.5-5.6 USM - EF 75-300mm f/4-5.6 III USM - EF 28-105mm f/3.5-4.5 II USM Untuk lensa 50mm saya kemungkinan besar akan ambil, tapi buat zoom lensa saya rada bingung. Apakah pilih 100-300 atau 75-300 atau 28-105? Dari banyak source yang saya baca, untuk zoom bila sudah sampai 300mm agak sedikit soft. Tapi saya benar-benar perlu zoom sampai 300mm tapi apa daya kantong tidak memungkinkan membeli 'L', saya suka motret nature dan saya tahu betul keterbatasan kamera G3 saya dulu zoom mentok cuman 140mm (sudah dikonversi). Terima kasih atas sharingnya...
Bung Willy, Pada akhirnya berasa juga kan 300V seperti apa .... :) Lensa 50 mm f/1.8 memang lensa yang cukup ok. Murah dan tajem ! Lensa zoom... mungkin kudu banyak surfing di internet untuk mencari tahu. Cuma bila anda memakai kamera film, lensa yang anda sebutkan seperti Canon EF 75-300 mm sudah sangat memadai. Saya sempat mencoba lensa tersebut beberapa waktu lalu dan relatif lebih bagus dibanding lensa 3rd party seperti Sxxxx , Txxxxx , atau Txxxxx Bung Andrian, Ndak usah diservis seperti itu .... kalo memang produknya yahud juga saya yakin koq semua bisa berpalin :)) :))
Nature mungkin artinya hewan yah, soalnya klo buat motret gunung dll, justru lensa wide angle yang paling bagus. 75-300 lah mas , OK kok.
:)). Mas Rendra, itu lensa apa ya, kok Sxxxx, Txxxx, dan Txxxxx...;). Mas Willy, Kalau memang perlu zoom maka IMHO pilih saja yang 75-300, fokal 75mm membuat kita dapat memotret subjek yang rada dekat tanpa harus ganti lensa. Tapi dari segi ketajaman, 28-105 lebih tajam dibandingkan dengan 75-300. Dari pengalaman saya pada 300mm lensa ini nampak soft, jadi panjang fokal 300mm nya agak kurang efektif. Sedikit pengalaman saya. Dulu saya membeli lensa/accessories juga seperti Mas Willy, mau yang biasa-biasa saja dan terus beli. Tetapi sejalan dengan apresiasi saya terhadap kualitas foto: ketajaman, kontras. Maka saat ini saya memikirkan kenapa dari dulu tidak membeli sekali saja. Contohnya saat ini saya memiliki flash Canon: 380EX, 540EZ, 550EX. Mau jual tidak ada yang berminat, akhirnya saya punya ketiga-tiganya. Kalaupun saya jual pasti dengan harga murah, rugi bukan?. Padahal kalau dari dulu beli sekali saja: 550EX, maka saya tidak akan mempunyai hingga 3 flash seperti sekarang ini. Belum lagi flash-flash kecil yang saya pakai sebagai slave (ada 4 buah) yang sekarang sudah digantikan oleh ST-E2 dengan kombinasi 550EX. Begitu juga dengan lensa. Lensa Canon EF35-80 dan Cosina 19-35, sekarang tidak pernah saya pakai lagi. Itu terjadi semenjak saya memiliki lensa Canon EF28-135IS dan Canon EF20/2.8. Dua lensa terdahulu, sangat soft betapapun sangat akuratnya fokusing. Yang Cosina 19-35 bahkan mempunyai performance terburuk, soft-soft sekali!. Demikian juga lensa 75-300IS yang saya miliki sekarang, sangat ingin saya tukar dengan yang 70-200L/4 yang harganya tidak jauh berbeda, mengingat pada 300mm lensa saya tersebut nampak soft. Kalau ada yang beli 75-300, bukankah saya rugi juga karena jual murah lalu tambah duit lagi untuk beli yang 70-200L/4. Kalau dirunut, bukankah saya juga yang rugi?. Coba dari awal saya beli lensa yang dua terakhir, otomatis saya cuma perlu keluar duit sekali untuk beli lensa. Demikianlah, silakan timbang-timbang. Jadi untuk lensa zoom, ehm..ehm..., coba kencangkan pinggang beli yang 70-200L/4. Atau kalau ada yang masih bagus dan mint cari 80-200L/2.8 second (discontinued, jadi tak ada barang baru lagi). Harganya murah karena bodynya tidak putih ala L, tapi kualitasnya tetap kelas L. Sumpah deh, Mas Willy akan beli lensa sekali saja seumur hidup tanpa perlu jual-beli/tukar-tambah dan merugi. My $1000 view...:D.
Terima kasih bung Irwansyah atas sharingnya. Ini dia yang saya tunggu-tunggu. Inilah dilema saya sekarang ini, terlalu banyak lensa yang bisa dipilih. Dari kelas 'kacang monyet' sampe 'kacang mede' :) dari harga yang murah tapi kualitasnya biasa-biasa saja sampai yang mahal sekali tetapi terjamin. Budget saya juga bisa dibilang terbatas meski masih bisa dipaksa dikit. Baru bilang mau beli SLR aja pacar udah teriak-teriak dibelakang. Apalagi nanti kalau saya udah punya kamera SLR ini, bakalan ada yang ngambek besar Saya pribadi punya prinsip beli barang tidak mau yang tanggung, jadi pemikiran bung Irwan lumayan klop. Saya sekarang lagi 'struggle' lensa apa yang harus dibeli untuk memulai start. 28-105 dengan 75-300 tentu berbeda jauh. Kebutuhan saya adalah motret object jauh seperti di Zoo, setiap kali saya ke Zoo selalu saya bengong liatin hewan, istilahnya: kelihatan dimata tapi jauh di kamera. Objectnya terlalu jauh buat kamera G3, saya selalu ngidam-ngidamin yang namanya lensa zoom. Wah gile bener itu 70-200L harganya S$1700, saya bisa beli 2 lensa tele normal. 70-300IS yang bung miliki di sini harganya S$1200, jadi dalam rupiah perbedaannya dengan 70-200L adalah sekitar Rp 2,5jt. Lumayan banyak juga sih bedanya. Tapi apakah benar 70-300IS itu tidak begitu bagus di 300mm sampai-sampai bung rela tukar dengan 70-200L? Oh makin pusing saja ini kepala. Pertama pusing body, sekarang pusing lensa. Untung saja saya cuman tanya Canon, coba kalau saya masih ragu antara Canon atau Nikon. Untuk menghindari perang 'agama' makanya saya kagak nanya "Bagusan Canon apa Nikon?" :) Ok gini deh daripada pusing saya nular ke orang lain. Saya akan bikin kesimpulan di bawah. Setelah menimbang-nimbang segala kemungkinan dan setelah memahami jenis foto apa yang saya buat maka akhirnya saya memutuskan, mengambil EOS30 sudah bulat, lensa yang PASTI saya beli adalah 50mm f/1.8. Untuk zoom bakal ambil 75-300mm, saya berani mengambil resiko foto yang diambil soft (thanks for the tips bung Irwan). Sungguh saya tidak berani mengeluarkan duit buat beli lensa 70-200L/4. Setelah mulai mahir baru saya lihat lensa apa lagi yang cocok buat saya (wide angle, macro). Kalau masih ada sisa duit maka saya akan ambil flash 420EX. Final config:
Welcome to SLR world... DSLR no problemo lah
Selamat atas pilihannya mas Willy. Lensa 75-300III/USM itu pada dasarnya sama dengan yang 75-300IS, cuma yang pertama itu tidak punya stabilitas Image Stabilizer, kualitas optikalnya kata orang adalah sama. Supaya tambah mantap, berikut saya berikan contoh hasil lensa dimaksud. Foto ini diambil dengan 10D. Pada kamera film, sewaktu kita cetak biasa mungkin softnya itu tidak begitu terlihat. Tapi dengan 10D, kalau kita lihat ukran full-size dimonitor maka baru nampak soft-nya itu. But, I am sure you can live with it. Go ahead.
Inilah yang saya maksud dengan soft-image.
Mungkin USMnya bisa naik lagi, tapi mulai keluar halo dan nampak tidak natural menurut selera saya. Kalau gambar asli tidak detail, maka USM nya tidak akan banyak membantu juga. Sebagai perbandingan silakan lihat yang ini yang benar-benar tajam dengan memakai lensa Sigma 105/2.8 EX-AF Macro. Merupakan kroping fullsize sekitar 20% dari bagian gambar.
Ini data EXIF dari foto: Ukuran asli 3072 x 2048. 1/90 F5.6 Pada posisi tele 155mm. ISO100 Flash Eksternal E-TTL, 380EX. Evaluative Metering.