Oleh: Andrian Purnama T.S. (10973) 20 tahun yang lalu
Jam 10:30, lagi ga ada kerjaan Lagi ngobrol-ngobrol ama seorang aktivis FN. Biasa lah para canonian sekarang kan lagi excited masalah 20D, dan buntut-buntutnya akhirnya ngeliatin (sambil sedikit mencibir) ke para nikonian :D. Tapi kalo dipikir-pikir kok saya tertarik bikin tulisan tentang pasar lagi ya ... Dulu saya pernah menulis tentang perang digital SLR dan sampai sekarang sih saya rasa analisis saya belon salah, Nikon bergerak lewat D70 nya, reviewer are raving, it's the best value in the consumer class.. setuju ... wong emang D70 barang bagus kok. Satu sleeping giant dengan inisial KM mulai menggeliat 6 MP DSLR dengan anti shake sensor ... Pemain baru stok lama dengan nama Olympus pressing hard supaya 4/3 sensor mereka bisa diterima pasar ... yang mereka jual masih 1 merek E1 ... Pentax *ist D adalah kamera DSLR terkecil dengan hasil yang bahkan lebih bagus dari D100 Canon gak tinggal diam dengan EOS 1D mark 2 dan baru-baru ini mereka announce EOS 20D Pasar jadi sangat menarik untuk diamati .....
Kembali lagi mari kita lihat Nikon dan Canon .... dengan tidak mengecilkan yang lainnya Kita lihat product strategi deh ... rumor lagi kenceng nih soal D2x, D200, D2Hs dll dll.... kalo menurut teman-teman yang mana bakal dikeluarin oleh Nikon ? Kedua company yang saya sebut di atas adalah company yang sudah mempunyain product offering di segment high, middle dan low. Dibandingkan dengan other giants yang cuma ngisi high (olympus) dan middle (Pentax dan KM ?). Jadi bisa kita katakan kedua company itu yang punya pilihan untuk mengeluarkan produk di segmen apa Klo menurut saya Nikon perlu mengeluarkan product barunya di level pro .... kenapa saya mengatakan demikian, karena Nikon punya blunder dan hutang yang rada parah ... namely D2HSebelum para pemakai D2H ngamuk... dengerin dulu argumen saya. Lihatlah strategi Canon ketika D70 keluar ... yang keluar adalah 1Dmark2 ... Sekali tepok dua lalat kena, satu mereka menggerus D2H (jangan salah ya D2H excellent camera tapi jadi rada gimana gitu kalo dibandingin ama mark2), kedua mereka memadamkan api di antara user 300D dan 10D yang blingsatan karena D70. Itu lah efek psikologis dari suatu kamera pro .... they give hope :) bahwa produsen kamera mereka bakal ngeluarin sesuati yang lebih bagus. Bandingkan dengan D2H ketika pertama kali keluar, banyak pengguna DSLR kelas 10D, D100, 300D sebelumnya bukan fotografer. Buat mereka 4MP dibandingkan 6 MP kamera mereka itu gak tampak "sexy". 8fps itu gak sesexy 6 mp :) ... akibatnya terus terang saja D2H tergerus ketika muncul spec 8MP 8.5 fps. Coba bandingkan ketika jaman EOS 1D vs Nikon D1x ... keduanya adalah equal contender Makanya dari sisi product strategy saya rasa Nikon seharusnya mengeluarkan D2x dibandingkan D200 ... simpel aja kok, karena D200 gak akan memadamkan api diantara pro nikon users dan bila pro Nikon users sampai switch, akibatnya akan devastating... Kesabaran pro nikon DSLR users are growing thin, seharusnya D2x akan memadamkan api tersebut dan memberikan harapan buat pengguna di segmen bawahnya. Tentu saja itu akan terjadi bila Nikon D2x secara spec ada diatas EOS 1D mark 2 atau EOS 1Ds... mampu gak nih si Nikon :D Buat pemain lain Konica Minolta dan Pentax, understandable mereka menyerang segmen tengah, karena populasi yang tidak begitu besar, mereka ingin menarik pengguna loyal film SLR mereka sekaligus lure other users yang belum pake DSLR sebelumnya. Olympus menarik sekali karena mereka menyerang pasar pro duluan ... saya kurang mengerti apa dasar mereka ... Ini hanya my rambling di malam hari ... boleh ditanggapi serius, boleh juga nggak ... jangan terlalu OOT tapinya ya ... Cheers
Oleh: Carlo Alexander Kawilarang (24098) 20 tahun yang lalu
nikon juga mau ngeluarin bbrp kamera baru looo... oooops blom selesai.... bagus juga tulisannya.... nikon bukannya mau keluar D3?
Yup betul, seharusnya sih photokina mereka bakal ngeluarin produk pamungkas mereka... hanya saja seperti yang saya katakan sayang sekali kalo produk itu adalah D200, karena artinya Nikon meninggalkan pro users mereka. Bagus sekali kalo D2x dan D200 ... artinya memang genderang perang dikibarkan .. Tapi kalo mo ngenalin cuma satu ya sebaiknya D2x ... seperti alasan yang saya sebut diatas
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Berapa banyak sih pengguna Nikon yang beralih ke Canon dan sebaliknya? Saya rasa koleksi lensa, flash, dan asesorisnya tetap faktor penentu utama dalam memilih merek.
Oleh: Rendra Kartadinata (19382) 20 tahun yang lalu
20D merupakan jawaban Canon atas larisnya Nikon D70. Nikon sangat berhasil menekan Canon di kelas 10D/300D dengan D70nya. Meski tidak berkompetisi secara langsung antara 20D dan D70 (perbedaan harga yang cukup signifikan), reaksi pasar yang akan menentukan strategi berikut baik dari Canon maupun Nikon. Apa yang bung Andrian ulas mengenai kelas professional ada betulnya. Saat ini Nikon kalah 2 kelas dari Canon untuk 1D Mark II dan 1Dsnya. Sudah sepantasnya D2x/D3 yang dipergunjingkan oleh berbagai kalangan untuk segera tampil dengan fitur yang bagus dan resolusi yang memadai meski menurut pandangan saya, cukup riskan karena Nikon sudah mendevelop DX sedemikian jauh dan bila ditinggalkan begitu saja, para loyalis Nikonian akan kembali menelan pil pahit akan masalah investasi di lensa DXnya. Nikon harus bermain di 2 segment pasar sekaligus. Pertama mempertahankan D70 bahkan memperkuat lini dengan pengganti D100 (D200 ??) . Ke dua, di Kelas high end untuk menandingi EOS 1Dsdan 1D Mark II Tanpa 2 hal ini, akan sulit bagi Nikon untuk kembali mengambil supremasi di bisnis SLR yang sudah dipegang selama puluhan tahun itu.
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Let's see who will have the last big smile....Nikon or canon? :)
Oleh: Pinky Mirror (6382) 20 tahun yang lalu
D Setiadi: Nobody will get the last big smile, karena sistem persaingan yang sifatnya leapfrog. Rendra: Lensa 12-24 DX bisa dipakai di F5, dengan catatan 17-12mm vignette. Kabar lain dari pak luhut; 17-55 DX juga bisa dipakai di analog.Berarti teknologi DX nggak parah-parah amat buat FF. Lagian selama D1, D1H, D1X, D100, D70 D2H ada lensa tersebut selalu ada peminatnya. Tapi saya setuju kalau hi-end Nikon harus mau bersaing dengan Canon. BTW, berapa orang di FN yang pakai EOS 1Ds? nggak banyak kan :) Bung Andrian: Ulasan anda sy rasa kurang tepat karena walau 1DmkII kata Anda memadamkan api di antara user 300D dan 10D yang blingsatan karena D70. Kenyataannya pemakai 300D dan 10D sangat sangat sedikit yang upgrade ke mkII. Mungkin lebih tepat kl mereka terpuaskan setelah akhirnya Canon mengeluarkan 20D yang menyamai/melebihi D70. 1D mkII itu menghantam D2H, untungnya D2H nggak kalah2 amat karena masih punya teknologi wireless. Lagian frankly speaking beda 4MP dan 8MP nggak sebesar yang kalian bayangkan. Saya sendiri yakin untuk menyimpan D100 sampai at least 3-5 tahun mendatang. Buat bisnis, nggak perlu kan setiap ada kamera baru harus upgrade. D100 sudah sangat mencukupi untuk foto dokumentasi/model yg dicetak gak lebih dari 50x60.
Oleh: Fajar Widharta (7360) 20 tahun yang lalu
Om Pinky: better to shoot than rejoicing every camera that comes out every year right? =)...
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 20 tahun yang lalu
saya bilang sih NIkon bentar lagi keluarin D2x yang akan di counter dengan EOS 1ds MK II ( 16 megapixel). soal perang nga bakalan abis lah heheh bener kata bung pinky, nga perlu setiap ada kamera baru mesti upgrade. tapi kalo ngiler gimane donk bang? :D
Oleh: Arbain Rambey (103716) 20 tahun yang lalu
---ngulang---internet di Yunani buruk sekaleee---
---ada di bawah----
Paling benar adalah Pinky Mirror! Benar sekali. Orang gunjingin Eos 1D Mark II, tapi berapa orang yang pakai sih di Indonesia misalnya. 8 FPS itu agak berlebihan. Aku tanya-tanya fotografer yang ada di Athena, jarang yang memberondong. Aku juga pakai D2H, agak jarang memberondong. Lalu, 8 MP....keren ya ? Tapi buat apa ? Kalau lagi liputan berat, aku sisihkan D1X ku lalu pakai D1H yang 2,75 MP. Ini udah cukup banget. Megapixel yang gede itu membuat lambat saat download ke komputer dan repot ngecilinnya saat ngirim lewat satelit. Selain itu, dengan 2,75 MP aku udah bisa bikin foto layak untuk cover TIME Kalau aku sekarang harus merancang kamera digital SLR yang bagus, aku akan perbaiki D1H (2,75 MP) agar baterainya bisa tahan seperti D70. Itu aja. ......
Pinky : last doesn't mean least....;) Memang tidak ada habisnya persaingan. Apalagi Canon yang baru mengeluarkan 20D dan 2 lensa wide angle untuk menjawab tantangan dari Nikon. Lensa 10-24mm mereka yang dibuat untuk menandingin 12-24mm Nikon.Tapi, apa perlukah kita upgrade dari 6 MP ke 8 MP? Perlukah kita upgrade 10D ke 20D? Misalnya saya punya 300D, saya lebih baik upgrade ke 20D daripada 1D Mark II...Kalau saya punya 10D, saya tidak akan upgrade ke 20D. Mending upgrade ke 1Ds.IMHO tanggung sekali bila hanya upgrade 2 MP. Kenapa tidak sekalian aja ke 11 MP atau 14 MP? :-?Misalnya D2X atau apalah namanya...dengan feature 14 MP, harganya lebih murah dari pada Canon 1Ds ( yang overpriced imho ). Di sini aja, harga 1Ds harga 7000€ ( Rp. 70 jt? ). Sedangkan 20D untuk sementara 1500 € ( Rp. 15 jt? ).Pasti Nikonians yg berkhianat ke Canon gara-gara 1Ds gondok dan nyesek....;))BTW, does pixels really count???
Oleh: Mahatma Pandu Utomo (6467) 20 tahun yang lalu
D1..D2..D3.. S1 nya kapan? gak jadi sarjana dong... :P
Lho.. topiknya bukankah lebih ke arah marketing strategy kan ? Bukannya pengalaman user seperti bung Pinky atau bang Arbain.. :D Jadi bukan salah benar nih bang Arbain .. Just marketing strategy discussion. :) Kita sendiri mengetahui bahwa kelas consumer grade D-SLR (10D/300D , D70, *ist, S2Pro) mengambil porsi 90% dari total market. Kelas Professional seperti D2H/1D Mark II /1Ds memang sangat kecil dan lebih mengutamakan sebagai hallmark company ketimbang profitablenya. Jadi apa yang diulas oleh bung Andrian bahwa kelas professional tetap didevelop lebih menekankan efek psikologis kepada kalangan fotografer bahwa perusahaan yang bersangkutan adalah berkompeten di bidang digital fotografi. CMIIW please.. Bung Djay, Sependapat dengan bang Arbain, resolution is not everything.. saya bahkan sekarang banyak memakai resolusi Medium Fine (3 MP) untuk keperluan saya dan bisa di cetak sampai ukuran 60 x 90 cm tanpa pecah/jaggy...
Oleh: Agus Saptono (2626) 20 tahun yang lalu
Upgrade 10D ke 20D, perlukah? IMHO, nggak perlu. Tapi 20D sebagai 1st camera dan 10D sebagai 2nd camera ide yang menarik. Nol koma dua detik sudah bisa jepret itu lho.
Oleh: Heri C., Winale (5653) 20 tahun yang lalu
Oleh: Haryanto R (6495) 20 tahun yang lalu
dari segi analisa pemasaran mungkin bisa dibahas berapa banyak sih pemakai DSLR seri sebelumnya mau mengganti camera yg baru dipakai setahun dengan seri terbaru, dan berapa banyak pembeli baru, berapa tinggi pertumbuhan pasar camdig DSLR strategi konservatif nikon di camera digital menurutku masih tepat, dan sangat tepat, peningkatan kebutuhan DSLR canggih tidak setinggi seperti permintaan PC (personal computer),kecepatan peningkatan teknologi Camdig salah2 nanti malah jadi serangan balik keperusahaan pemegang merek, saat mana kebutuhan dana R dan D meningkat lebih tinggi dari pertumbuhan pasar
Bang Arbain, apakah D1x nggak bisa disetel untuk resolusi rendah? Biasanya sih kamera yg bisa resolusi tinggi masih menyediakan fasilitas setting resolusi rendah, misalnya Canon EOS 300D maksimalnya 6MP dan bisa disetel turun sampai 3MP. File nya malah bisa kecil lagi dengan meningkatkan faktor kompresi yang komprominya adalah detail gambar (yang mana tidak terlalu kritis untuk liputan action shot, IMHO).
IMHO, strategi pemasaran Nikon dan Canon yang dilakukan saat ini pengaruhnya akan sangat besar terhadap para fotografer di masa depan dalam memilih merek. Sementara pengaruhnya terhadap fotografer di masa sekarang tidak terlalu banyak. Mengapa? Berdasarkan berbagai masukan di topik Fanatisme yang Beralasan saya berkesimpulan bahwa jika sudah fanatik betul terhadap satu merek, seseorang akan sebodo amat sama merek/model lain walaupun nyata-nyata dia sendiri mengakui bahwa kualitas merek/model lain itu lebih bagus dengan harga sama atau bahkan lebih murah. Seorang yang sudah fanatik dengan Nikon tidak akan bergeming dengan munculnya Canon 20D dan seterusnya karena yakin Nikon akan mengeluarkan produk pesaingnya. Demikian juga Canonian tidak akan membeli D70 walaupun ngiler habis dibuatnya, dia percaya Canon tidak akan tinggal diam dan akan rela menunggu hingga EOS 20D muncul. Efek sesungguhnya akan muncul pada para fotografer muda yang belum punya fanatisme, apalagi punya 'keterpaksaan' akibat koleksi legacy lensa, flash, dan asesoris merek tertentu. Mereka akan cenderung melihat apa yang available pada saat mereka punya uang sejumlah X dan ingin membelanjakannya semaksimal mungkin.
Judhi : apakah D1x nggak bisa disetel untuk resolusi rendah? Jelas bisa kak...Cuma ada "Medium" ( 2,7 Mp ) aja selain "Large" Kenapa banyak Nikonians ke Canon? karena banyak yang gak sabar menunggu Nikon membuat DSLR sekelas 1Ds ( setidaknya ini pendapat Nikonians yang saya kenal ). Mudah-mudahan next Nikon DSLR ada ISO 100, minimal ISO 125 seperti D1X.
Oom ARB, D1x ternyata juga bisa resolusi kecil, jadi D1H nya bisa dikasihkan ke saya saja :))
Mungkin klarifikasi dikit Yang saya maksudkan dengan memadamkan api bukannya jadi pada pindah ke 1d mark 2 tapi lebih pada permainan persepsi. Bahwa ternyata jagoannya masih ok, bahwa ada harapan bakal keluar kamera yang ok di sisi terjangkau Bang Arbain betul, siapa sih yang butuh 5 MP, D1H dengan 2.75 MP sangat cukup. Betul sekali ... tapi apakah anda pernah mendengar orang pemasaran ngomong seperti itu ? Face it bahwa pasar digicam dan DSLR is not just for photographers anymore..., digital sudah membuka pasar ini ke banyak orang, dan bagi meraka yang non fotografer ini, 8MP 8.5 fps sounds very sexy. Saya rasa gak bakal deh orang pemasaran Nikon masuk ke pasar mencoba mengatakan hey you don't need 8 MP, 2.75 MP udah cukup buat bikin cover majalah time. Jika mereka masuk pasar fotografer ya ok lah, tapi kalo masuk pasar consumer ?<br. Bung Fadil Azis summs it very well di thread saya yang dulu ... bahwa In consumer's mind, perception is reality. Kalo gak mau ketinggalan, semua pemain di kelas DSLR harus bermain di persepsi konsumen yang notabene bukan lagi fotografer2 berpengalaman, atau mereka yang wise .... tapi mereka yang sangat mudah terpengaruh oleh luapan informasi Cheers
D1X bisa resolusi kecil, tapi fpsnya nggak bisa nyamain D1H. Dibuat X dan H kan dengan tujuan quality vs speed.
ya deh, kalau gitu yang D1x nya aja yang buat saya :p Setuju sama om Adrian, yang sekarang ini bersatus/kelas consumer mungkin kelak akan menjadi fotografer2 handal kelas tinggi. Mungkin pada saat itu mereka menyadari bahwa ukuran megapixel, fps, warna body, dsb. adalah bukan segalanya yang menentukan kualitas karya foto. Tapi kemungkinan besar pada saat itu mereka sudah menjadi fanatik pada sebuah merek yang bertahun-tahun sebelumnya akrab menemani mereka belajar memotret. Fanatisme yang sangat beralasan dan membuat mereka enggan ganti merek. Dan sejarah akan berulang, marketing campaign yang dilancarkan saat itu akan menentukan omzet penjualan dalam beberapa tahun setelahnya.