Motret Model Gratis: Etika dan Aturannya

Oleh:  Heru Setyo Ajie (21915)    12 tahun yang lalu

  0 

Semakin pesatnya perkembangan dunia fotografi di tanah air, tidak hanya fotografer saja yang menjamur, tetapi juga para model dan calon model juga banyak bermunculan.
Saat saya baru join FN, hanya beberapa gelintir model saja yang terpampang di gallery. Coba bandingkan sekarang. Ratusan bahkan ribuan model dan calon model hadir hampir setiap harinya.
Kebanyakan para model tersebut terutama yang masih hijau dan minim pengalaman, sangat membutuhkan sekali yang namanya portofolio yang nantinya akan digunakan untuk referensi profesional mereka. Bahkan tidak tidak hanya yang baru saja, beberapa model yang sudah mapan pun, terkadang ingin me-refresh portofolio mereka dengan sesuatu yang baru.

Bagi para fotografer yang sudah profesional ataupun yang sering beredar di forum luar, tentunya sangat mengenal dengan sebuah system yang namanya Time For Print (TFP) atau Time for CD (TFCD).
Secara ringkas, yang dimaksud dengan system TF ini adalah dimana model berpose untuk fotografer sebagai imbalan untuk foto gratis dari sesi foto yang dilakukan -- baik CD, print out, maupun yang tersedia untuk di-download.
Kedua belah pihak mendapatkan keuntungan - Fotografer mendapat model tanpa biaya, dan model mendapatkan portofolio berkualitas secara gratis. Ini berarti anda menawarkankan skill yang anda miliki, dan sebagai imbalannya si model mendapatkan copy dari hasil terbaik dari sebuah pemotretan, baik sebagai cetakan atau salinan digital, tanpa ada kompensasi berupa uang (jika tidak disebutkan dalam perjanjian).
Hal ini dapat sangat menguntungkan kedua belah pihak, tetapi jika tidak direncanakan dengan matang dan dilakukan dengan baik, tidak tertutup kemungkinan bisa menjadi bencana atau merugikan salah satu atau kedua belah pihak -- baik dari model, maupun fotografer.


Berikut 10 tips mengenai cara untuk mendapatkan hasil maksimal dari system TFP / TFCD.


1. Konsep

Sebelum menawarkan kerjasama sesi pemotretan kepada seorang model, ada baiknya anda harus menyiapkan konsep yang sudah matang dulu. Hal ini penting untuk menunjukkan kepada si model, bahwa anda memang benar2 serius untuk melakukan pemotretan, tanpa ada "hidden agenda" dibalik pemotretan tersebut.
Kebanyakan dari teman2 bingung ketika si model bertanya: "Konsepnya apa, Mas?", sebagian besar hanya menjawab: "Ya, sexy & casual aja"... Setahu saya, casual & seksi itu bukan konsep, bahkan terlalu general untuk dibilang konsep.
Berangkatlah dengan konsep yang lebih spesifik, lebih detail dan terperinci, sehingga si model benar2 tertarik dan mempunyai gambaran kasar mengenai pakaian yang akan di gunakan, termasuk pose2 apa saja yang kira2 akan dia peragakan nanti. Selain itu, anda harus memastikan bahwa konsep yang akan anda bawa nanti memang sesuai dengan figur si model.


2. Portfolio

Siapkan portofolio anda, baik itu dalam bentuk soft copy, link gallery online anda maupun cetak hasil yang sudah dicetak.
Dan untuk memastikan lagi, anda bisa memamerkan foto2 anda dengan membawanya pada saat pre shoot meeting dengan si model (harus foto sendiri ya, jgn foto colongan ;)))
Hal ini penting untuk membuat si model lebih pede saat di foto nanti.
Percayalah, ada loh beberapa model yang berpose "setengah hati" karena menganggap si fotografer belum layak untuk memotretnya.


3.Pilih model yang sesuai

Sebelum anda menawarkan kerjasama, ada baiknya anda cek dulu profilenya.
Seberapa besar nama dia di dunia Modelling?
Apakah karya anda masuk standar untuk meningkatkan portofolio-nya?
Apakah anda dapat mengutarakan, benefit2 apa saja yang dia dapatkan (selain hasil jepretan anda)?
Jika anda tidak begitu confident terhadap kemampuan anda, cukup cari model yang masih "hijau" dan memang masih butuh portofolio untuk mendapatkan pekerjaan.


4. Imbalan/kompensasi

Ada beberapa opsi yang bisa anda tawarkan ke model, yaitu:
a. Anda hanya memberikan soft copy kepada si model (TFCD)
b. Selain soft copy, anda juga akan memberikan hasil cetak (TFP)--> Pastikan berapa bayak hasil cetak yang harus anda berikan.
c. Selain soft copy dan hasil cetak, dan anda juga akan memberikan kompensasi berupa uang, jika foto yang anda hasilkan nanti berhasil dikomersilkan (Tambahkan dalam perjanjian).

Jangan lupa, buatlah kesepakatan bersama dulu, berapa lama hasil tersebut akan anda berikan kepada si model, Apakah langsung di tempat atau menunggu post processing (sebutkan berapa hari).


5. Lokasi pemotretan

Sebelumnya anda harus memastikan terlebih dahulu lokasi pemotretan. Usahakan anda berdua tidak kesulitan dalam menjangkau lokasi tersebut. Jangan lupa juga untuk membuat kesepakatan mengenai transportasi, apakah anda yang memprovide atau tidak.


6. Hak penggunaan

Apakah anda berhak untuk mengkomersilkan foto2 tersebut tanpa meminta si model atau sebaliknya?
Buatlah kesepakatan di awal.


7. Make up, pakaian dan properti

Sebelum melakukan pemotretan, pastikan Anda dan model sepakat mengenai pakaian yang di gunakan.
Jangan sampai anda baru melihat pakaian tersebut sesaat sebelum melakukan pemotretan. Kan repot kalau ternyata pakaian yang dia kenakan ternyata tidak inline dengan konsep yang anda usung. Tentunya tidak mungkin anda meminta si model balik lagi untuk mengganti pakaian yang sesuai dengan keinginan anda.


8. Tim Pendamping

Sebelum melakukan pemotretan, sebaiknya anda juga sudah sepakat mengenai siapa2 saja yang akan terlibat dalam pemotretan tersebut.
Apakah ada fotografer tambahan?
MUA?
Stylist?
Videographer?
berapa orang yang boleh menemani si model?
dll.


9. Legalitas

Apakah model cukup umur, atau masih dibawah pengawasan orang tua?
Selain itu, jika diperlukan nantinya, jangan lupa untuk membuat model realease.
Banyak contoh2 di internet yang bisa anda jiplak, tinggal disesuaikan dengan term & condition yang anda berdua sepakati.


10. Keamanan

Pastikan file tersebut anda simpan baik2, jangan sampai bocor, terutama jika foto2 yang anda hasilkan bukan jenis foto yang bisa dikonsumsi oleh khalayak umum.
Jika ada penyalahgunaan pada foto2 tersebut, beban tanggung jawab akan dikembalikan kepada anda.


Kesimpulannya, yang terpenting dari semua uraian diatas adalah, anda harus memastikan bahwa tidak ada tuntutan apapun, baik dari model maupun fotografer.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan, lebih kurangnya saya mohon maaf (kalo ada yang mau nambahkan, monggo)


Salam,

HSA

*Bukan fotografer, hanya penikmat model*

Belum ada komentar